5. Nomer telpon.

1.6K 216 110
                                    

"Dia memang tidak akan pernah bisa menyakiti fisik. Tapi, tanpa dia sengaja dengan ucapannya, dia bisa saja menyakiti hati orang yang mencintainya."

***

"Gue harus apa ya supaya Aksa suka gue?"

Renata mengetuk-ngetuk meja didepannya seraya berpikir. "Itu terlalu sulit."

"Yah, Rena mah."

"Mau gue rekomendasikan sesuatu gak?"

"Astaga! Lo mau bikin gue kena serangan jantung?" tanya Renata pada Randy yang baru saja datang bersama King.

"Gue ngomong sama si bule imut ini bukan lo."

"Ngeselin banget ya lo, Ran!"

"Kenapa marah sih?" tanya Randy menatap Renata aneh.

King memutar bola matanya jengah memilih untuk duduk di samping Queen. "Abis nyebat?" tanya Queen mendekatkan wajahnya mengendus lengan King.

"Enggak!" jawab King cepat.

"Bohong banget! Sana pergi!"

"Enggak Queen, gue cuman duduk deket sama Aksa, Rama, Randy dan Diky aja tadi makanya ikutan bau."

"Awas ya! Gue gak akan mau ngomong sama lo kalau lo nyebat."

"Iya, iya. Sekali-kali nanti gak papa kan, kalau lo gak tau?"

"Gak papa, asal jangan ketauan gue."

"Aneh banget, sumpah!" cibir King terkekeh kecil.

"GILA LO, GAK ADA AKHLAK!" Queen dan King kompak menatap Renata yang berteriak marah.

"Kenapa sih? Gue benar, kan? Kan si bule nanya dia harus apa biar Aksa suka sama dia. Ya gue bilang aja apa yang ada di otak gue."

"Otak lo benar-benar ya, Ran! Gak ada Diky elo yang yang gantian jadi bego!" Chika menggeplak kepala Randy cukup keras.

"Emang apa kata Randy?" tanya Queen penasaran.

"Dia nyuruh Helen ke dukun dan Helen mau. Kurang kampret apalagi pemikiran teman-teman lo ini Queen?! Sumpah ya, gak ngerti lagi gue."

"Lo mau, Len?" tanya King dibalas anggukan kecil oleh Helena.

"Apa salahnya? Kan, ke dukun doang."

"Musyrik! Nyebut lo!" suruh Lisa dengan santainya.

"Astaghfirullah," ucap Helena pelan. "Tapi ... tapi gue cuman datengin dukun buat konsultasi."

"Ngelawak aja lo, Len!"

"Enggak gitu! Kan, datengin doang. Gue mau liat sama konsultasi."

"Terserah lo aja lah!" kata Renata pasrah.

"Aksa-nya mana?" tanya Randy celingak-celinguk.

"Masih di rooftop, gue sakit hati tau! Masa Aksa lupa nama gue. Udah gitu dia bilang gue ngarep juga!"

"Ya elo jangan marah lah! Itu emang kenyataannya. Dia emang emang bener, elo ngarep," celetuk Lisa langsung menancap ke ulu hati Helena.

"Jahat Lisa mah!"

"Gue cuman pengen lo sadar aja, Helena."

"Iya, sih. Bener juga kata Aksa," gumam Helena sedih.

"Jangan berlebihan woy!"

"Iya, lo baru kenal sama Aksa. Lo belum tau gimana karakter dan sifat Aksa. Jadi, gak usahlah terlalu berharap banyak."

"Gue tau, gue tau Aksa itu dingin, pendiem, galak, tapi dia gak pernah nyakitin gue."

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now