18. Perdebatan kecil.

1.3K 173 40
                                    

"Ya, kalau lo dekat sama dia lo bahagia, kalau lo bahagia, gue juga bahagia. Dan juga, kalau lo dekat sama dia, gue bisa benahin hati gue dan mundur perlahan."

***

Helena meminta maaf pada Aksa berkali-kali, dia bahkan menjewer telinganya sendiri untuk itu.

"Lo udah bikin gue trauma ke pasar, tau gak?" tanya Aksa menoleh tajam kearah Helena.

"Maaf, gue gak sengaja bikin lo malu," jawab Helena merasa bersalah.

Aksa mendengus kasar, dia mengunci mobilnya dari luar dan membiarkan Helena didalam mobil untuk merenungi perbuatannya.

"Sa, Helen mana?" tanya Diky berlari kecil kearah Aksa.

"Didalam," kata Aksa malas dibalas oh ria dari Diky.

"Ngapain nyuruh gue ke sini?" tanya Diky kembali, dia memang mendapat telpon dari Aksa yang menyuruhnya mendatangi Aksa. Jadilah Diky menghampiri Aksa dengan terburu-buru, sampai melupakan Lisa.

"Gue duluan, ya. Ikan lele udah dibeli tadi sama Helen," ucap Aksa memberikan catatan belanjaan pada Diky.

"Kenapa gak diterusin?" tanya Diky kebingungan. Jika dia menolak, dia akan dimarahi Aksa. Tapi, jika dia menerima, Lisa pasti akan mengomelinya.

"Bangkrut," jawab Aksa membuat dahi Diky berkerut, heran.

"Sultan masa bangkrut!"

Aksa melirik kearah kaca mobilnya yang menampakan wajah Helena samar. "Dia, beli ikan tiga ratus ribu sekilo," jawab Aksa membuat Diky membulatkan matanya.

"Buset! Daging sapi kalah, ikan apaan tuh?!"

"Udahlah, gue duluan."

"Kalian, kan enak naik mobil. Gue sama Lisa naik motor, gimana bawanya?" tanya Diky tidak terima.

"Jadi, gak mau?" tanya Aksa bergumam.

"Bukannya gak mau, tapi nanti Lisa marah-marah!"

"Gak papa," jawab Aksa memutari mobilnya dan masuk kedalam mobilnya dengan santai.

Diky melongok tidak percaya. Mobil yang ditumpangi Aksa dan Helena sudah melewatinya. "Alamat diomelin bidadari bermulut iblis lagi ini mah," gumam Diky pasrah.

Didalam mobil, Helena melirik Aksa yang menatap lurus ke depan dengan wajah datarnya.

"Sa, marahin gue dong, maki-maki aja gue," ucap Helena pasrah.

Aksa menatap Helena sekilas. "Males."

"Maaf ya, gue udah bikin lo malu. Maaf ya gue malu-maluin," ucap Helena kembali. Aksa diam mengabaikan ucapan Helena.

"Gue tuh seneng banget karena tadi lo bilang. 'maafin pacar saya', dan itu benar-benar bikin gue seneng. Lebay gak sih gue?" tanya Helena menautkan tangannya sendiri.

"Lebay," jawab Aksa melirik Helena sekilas.

"Kenapa Aksa terlalu jujur?" tanya Helena menundukkan kepalanya.

Helena merasa sudah kehabisan topik, dia berusaha mencari topik yang tepat untuk dibicarakan dengan Aksa.

"Udah suka gue, ya?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Helena.

"Masih sama," jawab Aksa tanpa menatap Helena.

"Maksudnya?" tanya Helena menautkan alisnya.

"Masih suka dia," jawab Aksa jujur.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now