66. Can't.

1.2K 171 163
                                    

"Berdoa. Kita harus terus berdoa dan berharap. Karena cuma itu yang kita bisa. Sisanya, serahin sama yang nulis takdir kita."

-Kaisar.

***

"Kalau tidak bisa menjaga putri saya, jangan menyakitinya!"

Satu kalimat.

Satu kalimat yang diucapkan datar oleh Papi Helena membuat Aksa down parah.

Papi Helena tau semuanya. Papi Helena tau bagaimana buruknya perlakuan Aksa pada Helena sebelumnya.

"Saya minta maaf, Om."

"Apa maaf kamu bisa membangunkan putri saya?" tanya Papi Helena geram.

Rey, dia menatap Aksa dari dengan tatapan penuh rasa kecewa. "Gue gak nyangka lo bisa setega itu sama Helen, Sa."

Rey menyusul Papi Helena pergi meninggalkan Aksa yang sangat sangat kacau. Aksa mengacak rambutnya sendiri karena tidak tau harus berbuat apa.

Setelah mengantarkan Helena ke ruangan rawatnya, Aksa tidak diperbolehkan untuk hanya sekedar melihat Helena dari depan pintu.

Aksa diusir.

Aksa tidak tau apa alasan Papi Helena semarah itu padanya.

Dari kejauhan, Kaisar berjalan kearahnya bersama Diky.

Kaisar menepuk pundak Aksa menguatkannya. Diky juga begitu, sayangnya ponsel Diky tidak bisa diajak kompromi.

Ponsel Diky menyala menampilkan Aksa yang sedang memeluk pinggang Stella di rooftop. Kejadian cekcoknya dengan Helena, dan kejadian terjatuhnya Helena dari tangga rooftop.

"I-itu?"

Kaisar menatap Aksa dan memintanya berdiri tegak. "Gue tau, gue tau dengan sangat kalau lo gak sesalah itu."

Diky menunduk, dia mematikan ponselnya. Tadinya dia tidak ingin memperlihatkan video cctv itu pada Aksa.

Tapi, mau bagaimanapun juga Aksa pasti akan tau kalau video cctv itu sudah tersebar.

"Semuanya ngira kalau elo sengaja dorong Helena karena lo emosi dan selingkuh." Diky memberi kode pada Kaisar untuk diam.

Diky tau Aksa sekarang tidak baik-baik saja. Dia tidak ingin Aksa semakin merasa terpojok.

Aksa menghembuskan napasnya kasar. Jadi itu alasan kenapa Papi Helena sangat marah padanya. Aksa tahu sekarang, dia paham apa yang membuat Papi Helena semarah itu.

"Mereka komen jahat. Tentang lo dan adik kelas kita yang sama lo waktu itu."

Diky mengusap wajahnya gusar, Kaisar sepertinya ingin membuat Aksa tau yang semuanya. "Lo gak papa, kan?"

"Gue gak perduli, gue cuma takut, Lena ..." Aksa menggantungkan ucapannya karena dadanya kembali terasa sesak.

"Gue tau apa yang ada dipikiran lo. Gak, Sa! Helena kuat! Helena gak akan ... dia gak akan nyusul Queen."

"Tapi Queen juga kuat," jawab Aksa menatap Diky kosong.

Dulu, dulu semuanya mengatakan kalau Queen kuat, Queen tidak akan pergi, Queen tidak akan meninggalkan mereka.

Tapi nyatanya apa?

Queen menyerah, Queen pergi, Queen meninggalkan semuanya. Semua orang!

Diky menggenggam erat pundak Aksa. "Gue gak akan biarin Helena pergi. Gue gak akan biarin sahabat gue ninggalin gue, lagi. Gue gak akan biarin Helena mau ikut Queen. Gue gak akan bisa relain itu," katanya.

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now