37. Kera dan Monyet.

1.4K 216 49
                                    

"Kita yang capek-capek berjuang, berusaha bikin dia senyum, berusaha jadi penyemangat dia. Eh, ada setan yang dateng bawa dia dengan seenaknya."

—Raka.

***

"Langit bumi bersaksi."

"DERITA JOMBLO INI!"

Helena tersentak dan hampir menjatuhkan ponselnya karena teriakan seseorang dari belakangnya.

Tadinya Helena memang sedang melihat-lihat video yang ada diaplikasi terkenal sekarang.

"Ra—"

"Ketemu lagi kita." Helena menatap Raka aneh. Raka mendudukkan dirinya disebelah Helena tanpa persetujuan Helena.

"Ngapain kak sendirian di taman? Lagi berantem sama cowoknya ya?"

Helena tidak membalas tatapan Raka. Tatapannya terpaku pada satu titik yang membuat nafasnya tercekat.

"Cowok lo itu tipe cowok brengsek dengan cover cuek ya, kak?" tanya Raka ikut menatap apa yang sedang ditatap oleh Helena.

Raka menghela napas pelan merasa diabaikan. Dia melambaikan tangannya pada seorang gadis yang berdiri tidak jauh dari tempatnya dan Helena duduk.

Gadis itu langsung tersenyum ceria dan berjalan kearah Raka dan Helena.

Raka membisikkan sesuatu pada gadis itu, gadis itu diam sejenak lalu menatap Helena dan pergi dengan mengangguk sebelumnya.

"Kak Helena tau kalau kak Helena itu cantik? Kak Helena sadar itu?" tanya Raka memandangi wajah Helena.

"Kak," panggil Raka menyentuh bahu Helena.

"Ngapain sih lo kesini?" tanya Helena dengan ketus.

"Gak ngapa-ngapain, cuman lagi gabut aja."

"Bisa tinggalin gue sendiri, gak? Gue bener-bener lagi mau sendiri."

"Gue gak akan biarin lo sendirian, Kak." Rama menatap Helena lekat menandakan bahwa dia sungguh-sungguh.

"Lebay," cibir Helena kesal.

"Nih."

Helena menoleh kearah Raka yang sedang berbicara dengan seorang gadis disampingnya. Sepertinya gadis itu adalah teman Raka.

Gadis itu memberikan dua cup es krim kepada Raka dan langsung melengos pergi tanpa mengucapkan apapun kepada Helena maupun Raka.

"Nah, kak. Kakak mau es krim?" Helena menggelengkan kepalanya menolak. "Yah, Kak. Ini buat kakak, gue tau kakak pasti bakal menghargai makanan, kan kak? Mubazir kalau gak dimakan."

"Kenapa gak dikasih ke temen cewek lo tadi aja sih?!" tanya Helena kesal. Dia benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran Raka.

"Kakak cemburu ya?" tanya Raka menaik-turunkan alisnya.

"Idih, najis mughalladzah."

"Ya Allah najis besar," gumam Raka dramatis.

"Mana sini es krimnya?!" Sebelum Raka sempat menjawab Helena langsung merampas kasar bungkusan es krim yang berada ditangan Raka.

Raka tersenyum senang, dia juga ikut membuka bungkus es krim miliknya dan memakannya.

"Lo pernah denger self love gak kak?"

Helena langsung menoleh dan menatap Raka kesal. Wajah Raka terlihat biasa saja menjilati es krim miliknya.

"Lo nyindir gue apa gimana sih?" tanya Helena merasa tersinggung.

EINFARBIGE [Monokrom]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt