45. Accident.

1.5K 238 266
                                    

"Kalau emang gak ada harapan bilang, kalau emang lo mau sama dia bilang, kalau lo mau gue pergi bilang, gue akan lakuin itu, gue bakal mundur kalau lo minta."

-Helena.

***

Helena duduk sendirian memainkan ponselnya menunggu Aksa yang pergi ke toilet.

Kini Helena berada di gedung Olahraga untuk menepati janjinya pada Raka. Helena sudah memberitahu Diky kalau dia tidak bisa datang bersama Diky dan dia akan datang bersama Aksa.

"Helen!" Helena mendongak mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap seseorang yang baru saja datang.

"Queen? Lo disini juga?" Helena menggeser tubuhnya memberi ruang untuk Queen duduk.

"Iya, kan gue mau nonton ... Aksa! Fighting!" Queen tiba-tiba berteriak dan menyadarkan Helena kalau ada Aksa yang berjalan kearah mereka.

"Fighting?" Untuk apa?

"Sama siapa?" tanya Aksa pada Queen yang duduk disebelah Helena.

"Sama temen-temen diluar tuh." Aksa hanya menganggukkan kepalanya.

"Duduk!" titah Helena tegas dan menarik tangan Aksa duduk disebelahnya. Kini Helena duduk ditengah-tengah Queen dan Aksa, menjadi pembatas mereka.

"Mau chiki?" tawar Aksa menyodorkan camilan ditangannya.

"Gak nanti aj-"

"Mau," sahut Queen menampilkan senyum menggemaskannya. Aksa melirik Helena dan memberikan keripik singkong ditangannya pada Queen.

Helena yang melihat itu langsung menatap Aksa dengan tajam.

Aksa menatap Queen yang duduk tenang disebelah Helena memakan camilan miliknya.

Plak...

"Matanya dijaga Mansur! Mau gue colok?" bisik Helena setelah memukul wajah Aksa yang terdengar menyeramkan ditelinga Aksa.

Aksa meringis dan mengusap leher belakangnya merasa canggung. Dia benar-benar tidak bisa menahan perasaannya tapi dia juga tidak mau Helena marah lagi padanya.

"Hallo everybody! Gue yang ganteng seantero gedung ini dateng!"

"Hilih, muka kayak batu bara aja bangga!"

Rama menyemburkan tawanya mendengar celetukan Renata. Baru kali ini Rama bisa melihat wajah bete Randy karena mendapat hinaan dari seorang gadis.

"Masa batu bara sih! Intan permata kek!" protes Randy sebal.

Renata mengangkat bahunya acuh dan dan merangkul pundak Lisa berlari kearah Helena dan Queen.

"Misi, gue numpang tanya. Disini ada yang jualan gorengan ya?" tanya Randy mengode Renata.

"Kayaknya gak ada sih, tapi gue emang nyium bau angus. Apa ada yang goreng sesuatu ya? Hawanya juga panas," jawab Renata paham dengan maksud Randy.

"Tuh orang goreng gorengannya gosong kali ya?"

Diky celingak-celinguk seperti mencari seseorang, wajahnya terlihat cemas dan itu sangat menyita perhatian Lisa.

"Kenapa Dik?"

"Gue mau ngomong sama Raka, dia dimana ya? Gue takut kalau dia kaget nanti."

"Maksudnya?"

"Aksa, Lis."

"Tapi gak boleh dikasih tau lah! Curang kalau ngasih tau Raka duluan."

"Tapi Aksa tau, kan?"

"Iya, tapi Aksa tau lawannya dia Raka. Gak adil kalau Raka gak tau," kata Diky masih mencoba mencari keberadaan Rakanya.

EINFARBIGE [Monokrom]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें