47. Raka.

1.5K 240 318
                                    

"Berhenti berharap! Dia cuma balas chat kamu, bukan perasaan kamu. Bisa aja dia balas chat kamu karena gabut atau gak enak."

"Ya itu untuk yang dibalas, untuk yang gak dibalas mohon bersabar ini ulangan."

***

"Tarik napas dalam-dalam! Buang pelan-pelan, tarik lagiiii, iya bener gitu!"

Helena memegangi kepalanya dengan kedua tangan. Dia benar-benar kesal dengan Raka yang duduk disebelahnya memegangi kedua tangannya.

"Gue asma Raka, bukan bunting," kata Helena malas.

"Lo ... Lo kan ... kan lo kak Helen, bukan asma!"

"Bodo amat Raka!" Helena mengusap hidungnya yang terasa gatal. Dia merasa lebih baik sekarang.

"Lo mau makan gak kak?" tanya Raka meletakkan ponselnya di atas meja.

"Males," jawab Helena menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Kenapa males makan? Apa elo juga males hidup?" tanya Raka langsung mendapat delikan tajam dari Helena.

"Gue tampol, pecah pala lo!"

Bukannya takut Raka malah mendudukkan dirinya disebelah Helena dan semakin dekat padanya. "Kenapa? Karena Aksayang lo itu gak ke sini?"

"Enggak," jawab Helena cuek.

"Masa? Gue tau ya kemarin tuh cowok kampret keluar duluan mana ngamuk-ngamuk kayak banteng! Ditonjok dia sama kak Raja."

"King?" tanya Helena menautkan alisnya.

"Iya, karena dia ngamuk kayak orang gila," jawab Raka menganggukkan kepalanya.

King menonjok Aksa? Memukul? Atau bagaimana maksudnya?

Apa salah Aksa?

Helena menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak mau lagi memikirkan Aksa. Dia ingin dan akan melupakan Aksa, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk itu.

"Kenapa diem Kak? Bener ya lo mikirin Aksayang lo itu?" tanya Raka mendekatkan wajahnya pada Helena.

"Enggak."

"Lalu? Bohong lo ya! Gak usah bohong sama gue mah."

"GAK USAH BAHAS DIA!"

Raka terdiam, dia terkejut karena Helena yang tiba-tiba membentaknya. Bukannya Raka takut, dia merasa bersalah karena membuat mood Helena jadi memburuk.

"Gue kesel Rak, jangan bahas dia. Gue mau lupain dia! Gue gak suka dia Rak! Kalau lo terus bicarain dia gimana gue bisa lupain dia?!" Helena menaikkan nada bicaranya. Raka gelagapan, dia takut kalau keadaan Helena akan semakin memburuk.

"Maafin gue, gue gak maksud buat bikin lo marah ... Gue harus pulang ya?"

"Enggak Raka, bukan. Gue bukannya gak suka lo disini, gue malah seneng lo disini karena gue jadi ada temen."

Helena menundukkan kepalanya, dia merasa tidak enak pada Raka. Raka sudah sangat baik padanya dan dia terkesan kurang ajar dan tidak menghargai Raka.

Raka menolong dan menemaninya ketika Aksa dan semua temannya yang lain ada bersama Queen. Bahkan, sampai sekarangpun belum ada yang menjenguknya bahkan belum ada yang menanyakan keadaannya sama sekali.

"Emang gak ada yang perduli sama gue ya, Rak?" Raka menatap Helena yang menundukkan kepalanya terlihat sorot mata yang menyiratkan kesedihan disana.

"Kenapa ngomong gitu? Semua orang perduli sama lo kak, gue pun gitu kak. Gue sangat-sangat perduli sama lo kak," kata Raka bersungguh-sungguh.

"Semua temen gue ninggalin gue, Rak."

EINFARBIGE [Monokrom]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang