72. to be a happy ending?

1.1K 110 30
                                    

Dicintai dan mencintai mungkin adalah hal yang sangat menyenangkan bagi semua orang yang ada di dunia ini.

Namun, jika kalian menunggu seseorang yang kalian cinta selama dua tahun tanpa kabar, apakah kalian akan senang?

Helena termenung dimarkas Lion Kingdom. Dia baru saja kembali dari kampusnya, sekarang dia sudah memasuki perguruan tinggi.

Helena menatap kosong Randy dan Renata yang walaupun usia mereka sudah terbilang dewasa tapi segala tentang mereka masih sama seperti beberapa tahun yang lalu.

Randy dan Renata masih seperti anak kecil, tapi hubungan mereka masih sangat baik dan terlihat sangat menyenangkan.

Helena merasa sangat iri pada mereka, ya meskipun Randy terkenal sebagai pria yang buaya darat. Tapi, dengan Renata Randy sangat setia.

"Bengong aja neng!" Helena meringis keningnya disentil oleh Diky. Diky yang sama yang selalu menemani dan menghiburnya selama dua tahun ini.

"Kenapa makanannya belum disentuh?" Diky menatap Helena serius melihat nasi goreng milik gadis itu masih utuh.

"Gue kenyang," jawab Helena.

Diky tercengang, bisa-bisanya gadis itu bilang dia kenyang. Padahal nasi gorengnya saja tidak tersentuh sama sekali.

Diky diam, dia terlihat berpikir. Lalu dikepalanya langsung muncul sebuah ide yang dia yakini mampu membuat Helena menghabiskan sepiring nasi goreng itu.

"Len." Helena menoleh karena Diky memanggilnya. Diky mengambil satu tangan Helena dan melingkarkan jari jempol dan telunjuknya dipergelangan tangan Helena. "Ceking amat," gumam Diky membuat Helena melotot tidak terima.

"Apaan sih! Gue langsing bukan ceking!"

"Dih gitu dikata langsing! Itu mah ceking," ledek Diky lagi membuat Helena merasa terhina.

Helena ingin melayangkan tangannya, namun ditahan oleh Diky. "Mending sekarang makan deh, biar gak ceking lagi."

Helena tertegun, Diky menatapnya begitu lembut. Ya sekarang Diky sudah menjadi orang yang lebih serius bagi Helena.

"Makan Len," suruh Diky lagi melihat Helena yang hanya menatapnya. "Ya gue tau gue hensem. Gak usah dilihatin gitulah, jadi salting," kata Diky berpura-pura tersipu membuat Helena memukul lengannya.

Diky tersenyum tipis melihat Helena yang akhirnya mau memakan nasi goreng yang sudah dingin itu.

Diky meletakkan tangannya diatas kepala Helena dan menepuk-nepuk kepala itu lembut. "Gitu dong. Jangan dikatain ceking dulu, baru mau makan."

Helena menepis tangan Diky. "Gue lagi fokus makan, jangan bikin nasi goreng gue jadi berkuman karena tangan lo deket-deket," kata Helena membuat Diky mengangkat kedua tangannya menyerah.

Helena menyendok kan nasi goreng kedalam mulutnya tapi matanya terus melihat kearah Diky. Diky kini terlihat fokus dengan ponselnya.

"Lo punya duit gak, Dik?"

"Punya," jawab Diky seadanya. "Kenapa?" tanyanya melihat Helena yang menatapnya tidak seperti biasanya.

"Gak papa, nanya aja. Gue juga ada duit kok." Diky menghela napas malas melihat Helena yang cengengesan.

"Aneh lo lama-lama." Diky kembali fokus kepada ponselnya.

Helena kembali memakan nasi gorengnya, namun dikepalanya muncul pemikiran-pemikiran random yang mengganggunya.

"Lo masih suka gue, Dik?" Helena bertanya membuat Diky menatapnya dan meletakkan ponselnya.

"Kalau masih emangnya lo mau balas?" tanya Diky membuat Helena mengalihkan pandangannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EINFARBIGE [Monokrom]Where stories live. Discover now