24. Semakin Runyam

275 43 5
                                    

“Naren!”

Naren yang baru saja memarkirkan motor, menoleh ke belakang tatkala mendengar suara Leta. Ia segera melepas helm dan turun dari motornya, lantas mendekati gadis itu yang juga semakin memangkas jarak dengannya. "Ada ap---"

Plak

Belum sempat Naren merampungkan ucapannya, lebih dulu tangan Leta mendarat di pipinya dengan begitu keras. Naren jelas terkejut. Ia memandang Leta, mendapati sirat amarah dan air mata di wajah gadis itu.

“Lo bener-bener nggak punya hati, ya! Gue ada salah apa sih ke lo sampai lo tega ngelakuin ini ke gue? Puas lo sekarang?!”

Naren tak dapat menjawab. Ia sadar jika Leta masih marah dengannya sebab kejadian kemarin.

“Hapus video itu sekarang!”

Kali ini Naren mengerutkan keningnya, tak paham arah pembicaraan Leta. “Video apa?”

Leta tertawa sinis. Bahkan di saat seperti ini lelaki itu masih mencari alibi. “Setelah ini lo bakal habis. Tunggu aja!” Setelahnya, Leta berlalu. Ia tak ingin membuang waktu untuk berbicara dengan Naren.

Bersamaan dengan perginya Leta, Varo datang dengan terburu-buru menghampiri Naren. Ia meraih kerah seragam Naren dengan wajah penuh emosi. “Lo udah gila, ya, Ren?!”

Naren melepaskan cengkeraman Varo pada kerah seragamnya. Ia benar-benar tak mengerti dengan perlakuan orang-orang padanya. “Lo juga kenapa, sih? Ada apa sebenernya?”

“Lo ngapain pake nyebarin video Leta yang waktu itu Delvin kirim? Lo mau dipenjara, ha?”

Naren memijit kening, menghela napas panjang untuk merilekskan diri. Ia benar-benar bingung. “Siapa yang nyebarin? Lo tau sendiri kalo videonya udah gue hapus.”

Varo meleburkan raut amarahnya. Ia bersikap lebih santai usai mendengar perkataan Naren sebab tak mendapati kebohongan di sana. “Lo serius nggak tau?”

“Ya, apa?!”

“Buka Instagram lo!”

Naren berdecak meski pada akhirnya menurut. Ia membuka profil Instagram miliknya dan saat itu juga ia terbelalak. Dengan gerakan cepat, Naren menghapus unggahan terakhir. “Apa-apaan sih ini? Gue nggak pernah upload apa pun. Buka Ig aja gue nggak pernah, Anjir!”

“Ren, kayaknya ada orang lain yang masuk ke akun lo. Coba lo inget-inget, mungkin lo pernah login Instagram di HP orang lain.”

Naren tak dapat berpikir. Masalah ini jelas akan semakin lebar. Naren rasa,  orang yang mengunggah video itu adalah suruhan Delvin atau bahkan Delvin sendiri. Siapa pun itu, Naren harus segera menemukannya sebelum ia yang menerima tanggung jawab untuk semua ini. “Gue harus ketemu Delvin!”

Varo menyusul Naren ketika sahabatnya itu berniat pergi dengan motornya. “Gue temenin!”

“Nggak usah!”

“Ren!”

Naren tak acuh. Ia segera memacu cepat kendaraannya keluar dari gedung sekolah.

***

Naren mendobrak pintu basecamp Delvin, mengundang perhatian lelaki itu. Ia langsung menerjang tubuh Delvin dan menghadiahi sebuah pukulan terhadapnya. Tiada siapa pun di tempat itu sebab hari masih pagi. Orang-orang biasa datang ketika malam datang.

Delvin tertawa. Pukulan Naren baginya bukan apa-apa. Ia sudah menduga apa yang akan Naren lakukan sejak beberapa waktu lalu lelaki itu menghubunginya dan mengajak bertemu.

Stagnasi✔️Where stories live. Discover now