25. Luka Paling Perih

563 52 10
                                    

+6281328…
Temuin gue di sini atau video yang lebih hot bakal kesebar juga

Leta membaca pesan masuk dari nomor tak dikenal. Ini sudah jam sembilan malam, tetapi seseorang tiba-tiba mengirimkan sebuah alamat padanya untuk didatangi. Tubuhnya mulai gemetar membayangkan ancaman yang orang itu sampaikan.

Anda
Lo jangan macem-macem!

+6281328…
Gue nggak pernah main-main. Gue tunggu sampai jam 10.

Leta mondar-mandir dengan gusar di kamarnya. Ia jelas tak ingin jika video lain tersebar. Ia bisa gila jika sampai itu terjadi. Setelah berpikir cukup lama, Leta memilih untuk nekat. Ia mengambil jaket di lemari, kemudian keluar dari rumah secara diam-diam.

Leta memesan ojek online untuk mengantarnya ke tempat yang dikirimkan oleh nomor asing tadi. Butuh waktu beberapa menit untuknya hingga sampai di tempat yang begitu sepi dan gelap. Namun, ia dapat melihat sebuah bangunan dan beberapa orang di depan tempat itu yang didominasi oleh laki-laki.

Leta berdiri di tepi jalan dengan perasaan takut. Ia kembali mengirimkan pesan pada nomor tadi.

Anda
Gue udh sampai.

+6281328...
Dateng ke rumah di depan lo. Gue bisa lihat lo.

Leta menggigit bibir bawahnya. Ia ragu. Gadis itu menghela napas panjang, lantas mengembuskannya perlahan. Melakukannya beberapa kali hingga hatinya lebih tenang dan keberaniannya terkumpul.

Leta mendekat dengan langkah ragu. Ia dapat melihat para lelaki yang berada di teras bangunan itu mulai masuk. Namun, ia dibuat terkejut tatkala mendapati sosok Delvin keluar dari dalam. Leta memundurkan langkah dengan tergesa dan hal itu membuatnya tersandung kemudian terjatuh.

“Berani juga lo dateng sendiri.” Delvin merendahkan tubuh sejajar dengan Leta. Ia mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah gadis itu, tetapi Leta lekas menghindar. “Lo pasti nggak nyangka kalau gue masih punya video itu.”

“Lo dan Naren emang nggak punya hati! Gue bakal laporin lo ke polisi,” tegas Leta.

Delvin tertawa. Sedetik kemudian ia menarik kuat lengan Leta hingga membuat gadis itu berdiri. “Lo berani sama gue? Lagian percuma lo laporin gue ke polisi. Gue punya banyak duit yang bisa bayar mereka, Goblok!”

Leta mencoba melepas cengkeraman Delvin pada lengannya, tetapi tenaganya tak cukup untuk melakukan hal itu. Ia menangis, sesekali meringis kesakitan.

“Gue jadi tau kenapa Naren suka sama lo. Lo emang cantik banget. Tapi, sayangnya lo bego. Persis begonya sama Naren. Naren pasti bakal marah kalau lihat gue begini ke lo.” Delvin memandang Leta penuh rasa dendam. Kini ia cukup puas telah membalaskan perbuatan Leta yang dua tahun lalu membuatnya hampir terkurung di jeruji besi dalam waktu lama. Ia bahkan harus menghadapi masa sulit sebab setelah kejadian itu orang tuanya tak pernah lagi menganggap dirinya.

“Lepasin gue, gue mohon.” Leta berucap dengan nada putus asa. Ia benar-benar tak tahu harus melakukan apa.

“Mau nggak ngelakuin hal kayak dua tahun lalu lagi sama gue? Di dalem ada kamar kosong. Nggak bakal gue videoin, deh. Dan semua video tentang lo bakal gue hapus.”

“Delvin!”

Delvin dan Leta kompak menoleh usai mendengar suara keras seseorang. Naren datang bersama motornya, berboncengan dengan Varo.

Begitu sampai di dekat Delvin, Naren langsung turun dari motor dan menjauhkan tubuh Delvin dari Leta. Ia menatap nyalang lelaki itu hingga sebuah pukulan keras ia daratkan di pipi Delvin. “Brengsek! Lo udah kelewat batasan, Anjing!”

Stagnasi✔️Where stories live. Discover now