S1

4.5K 112 1
                                    

Bromance!!

(BxB)!!!!!!!!


Nothing prolong-

Jaemin

Gue baru aja dengar sebuah analogi atau apalah itu yang mengatakan,berat beban sesuatu yang lo pegang itu tergantung seberapa lama lo memegangnya, semakin lama lo memegang sesuatu maka semakin berat pula beban yang lo rasakan.
Dari situ gue belajar untuk sedikit melepaskan beban yang sekarang gue genggam.

"Jem,manggung gak besok?anak anak nanya nih"

Iya gue emang butuh sedikit istirahat,lepasin sebagian beban itu.

"Gak dulu deh,gue ada urusan"
Jeno sedikit menatap gue heran.
"Salah ngomong lu? Grammy loh ini"

Gue berusaha biasa saja sambil menyetel gitar di pangkuan gue.

"Gak" jawab gue malas.
Pending manggung memang bukan keputusan gue banget sebagai leader di Dream.
Biasanya walau hujan di sertai badai sampai hujan batu pun gue bakal tetap keukuh buat tampilin lagu lagu baru kita.

"Hoh" mungkin Jeno cukup shok dan sedikit mengerti dengan keadaan  gue yang sekarang.

Lima tahun perjuangan gue sampai bisa kumpulin tujuh macam spesies di band ini sebelum kak Mark memilih out.
Sepuluh tahun mimpi gue untuk menjadi seorang musisi dan terkabul pada tahun ke tujuh.
Dua puluh satu tahun umur gue dan gue baru menemukan satu sumber kebahagiaan.

"Lu kenapa dah?"
Mungkin Jeno udah eneg dengar gue yang dari tadi setel gitar tapi tonenya gak pernah bener.
"Gapapa njir,nanya mulu lo"
Gue juga udah gemas dengan pertanyaan "Kenapanya".

"cabut yu" Gue bangkit meletakkan gitar yang masih belum selesai gue perbaiki.
"Cepet amat,mau ngapain sih?"
Jeno juga ikut berdiri,dia emang Rada parnoan orangnya,takut sendirian.
"Nyari tikus"

Heung?

Matanya membulat sambil menatap gue dan berkedip cepat.
"Hang,hung, pulang lah nyet"
Emangnya titisan anjing gini amat bentukanya.
"Cih, nanggung juga ini pekerjaan belom selesai selesai"

"Besok aja kita balik lagi"
Seharusnya malam ini kita ada manggung di Acara Grammy week sebagai pembuka.
Lumayan sih acaranya,ya mau gimana lagi anak anak juga udah pada capek,kita baru aja balik dari Sulawesi.
Gue bisa aja paksain mereka buat tetap manggung besok, beruntung nya gue juga lagi capek.capek batin.

"Bengong lu?kesambet gue kabur ya"
Jeno menatap gue menlisik,takut gue beneran kasambet.
"Gila lu,ayo"gue geplak kepalanya langsung narik Hoodie nya buat keluar dari studio.

"Gimana lu sama bonyok?"dari tujuh orang yang dekat dengan gue,yang paling tau seluk beluk kehidupan gue itu dia.
Titisan Samoyed, Jeno.

"Kayak biasa"
Jawab gue malas.
"Pulang gak ni?" Dia nanya.
" Hmm"
Gue menaikkan Hoodie hingga hampir menutup seluruh wajah.
"Bonyok gimana?"
"Apanya?"
"Masih marah" Dia berusaha nanya santai yang gak nuntut jawaban.
"Basi lu" karena gue tau Jeno udah tau banget tentang keluarga gue,Bokap nyokap gue gak akan pernah bisa terima gue sebagai anak kebanggaan nya lagi.

Dan seharunya gue sadar dari awal,bahwa gue udah lepasin satu beban gue dan itu membuat gue semakin keberatan untuk kembali menggenggamnya, karena sudah terlalu lama gue lepasin.

Sumber kebahagiaan gue yang dulu.

Sumber kebahagiaan gue yang dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-Intro

Yeuuuyy...hihi..gatau gue mau ngomong apa,lagi down banget pusing sama beban hidup jadi kepikiran buat bikin ini.
Sudut pandangnya sedikit beda,moga moga kalian yang baca paham.

Prolognya gak menarik kaaannn...iya soalnya gue bego bikin cerita,its okay gas aja.

Bye gue cabut,pen Masak buat Nana..💨
*Geplak gue tolong*

It's Okay_ (NOMIN)✔️Where stories live. Discover now