S26

215 15 1
                                    

🎶The Rose_ 좋았는데_(Like We Used To)

Suka aja salam lagunya🥀


Jeno

Jaemin pasti tau sebesar apa perasaan gue ke dia selama ini,tapi gue lebih senang kalau bisa bicara dengan dia seperti sekarang.

"Makasih"

"Sama sama sayang"
Gue sungguh takut untuk terlalu membebani dia,jadi hanya sampai di situ,lalu gue bangkit melepas pelukan gue dan menidurkan dia.
Tangan gue terus menggenggam tangannya,mau banget gue menyuruh dia berjanji dan bersumpah gak akan ninggalin gue atau gak bakal sakit lagi.
Tapi gue jadi ingat kata katanya.
'sekeras apapun kita berjuang,kalau bukan itu yang takdir mau,kita juga gak bakal dapat apa apa'.
Jadi gue hanya perlu membuat tetap bersama gue,menyembunyikan dia dari takdir yang mau memisahkan kita.

Gue belum pernah jatuh buat seseorang sebelumnya, jadi untuk pertama kalinya gue akan memanfaatkan kesempatan gue untuk jatuh pada Jaemin,jatuh se jatuh jatuhnya buat dia.

"Jen,gue mau minum"
Gue langsung membuka mata,merasa tangan yang gue pegang bergerak.
"Iya"
Gue langsung bangkit mengambilkan dia segelas air.
"Habis ini tidur lagi,masih jam satu"
Gue mengelus rambutnya pelan.
"Lo,gak tidur?"
Gue menyodorkan gelas itu kembali.
"Tidur kok"

"Badan lo gak sakit,tidur sambil duduk gitu?"
Gue dengan cepat menggeleng.
"Nggak kok"
Bohong.
"Gak lama palingan cuman lordosis gue"
Gue tersenyum ke arahnya.
Tangannya terulur menepuk kepala gue.
"Sembarangan"
Dia kembali berbaring dengan bantuan gue.
"Lo di sofa aja,gausah di sini"

"Gamau"
Dengan cepat gue menjawab,mending gue tiduran duduk kaya gini dari pada harus jauh dari dia.entar kalau dia manggil gak gue denger kalau tidurnya kejauhan.
"Batu"
Gue melihat dia menggeser tubuhnya.
"Naik"
Perintahnya membuat gue mematung,gaboleh gaboleh,kasian dia kalau sempit.
Gue kembali menarik badannya untuk berbaring lebih di tengah.
"Gausah sayang...tidur aja"
Lagian gue merasa udah biasa tidur di posisi kaya gini.
Gue menahan badannya, cuman duduk di ujung kasurnya sambil tangan kanan gue mengusap punggungnya pelan berharap dia bisa kembali tidur lebih cepat.

Matanya teduh yang sedikit merah menatap gue,plis dong Jaemin gue lemah sama mata lo.

"Gausah melek gue cium juga lo"
Dia tersenyum mendengar ucapan gue dan kembali menutup matanya.
Gue meraih tangannya dan mengecupnya pelan,tangan kanan gue terus mengusap punggungnya pelan berusaha memberi dia rasa nyaman.

*
*
*

Jaemin

Mata gue dengan berat terbuka,gue merasakan hembusan ringan di telapak tangan gue,Jeno tidur.
Tangan gue terulur,Gue mengusak surainya,matanya tertutup rapat gak terusik sama sekali dengan pergerakan gue
Dia pasti capek banget selama ini,terlihat jelas dari matanya yang lelah.

Gue gak tau harus bagaimana setiap kali dia memperlakukan gue dengan sangat baik,gue merasa kalau gue sudah menyakiti dia entah dari sisi mana.
Gue menyentuh setiap sudut wajahnya, matanya, hidungnya,bibirnya,pipinya. Bagaimana tuhan menciptakan dia dengan wajah yang sesempurna ini dengan hati yang juga sama sempurnanya.

"Lo mau apa?kok bangun? Mau minum?buang air?"
Dia langsung kalap waktu melihat gue berusaha untuk duduk.
"Kalau mau apa apa bangunin gue aja, kenapa malah bangun sendiri sih"
Dia langsung bangkit membetulkan bantal di belakang gue untuk sandar.
Mulutnya terus berbicara padahal matanya saja masih belum sempurna terbuka.
"Gue bisa kok"

"Lo baru aja sembuh,gaboleh banyak gerak dulu"
Tangannya sibuk menuang air aqua ke dalam gelas lalu menyodorkannya ke gue.
Gue tau kepalanya pasti pusing banget sekarang.
"Minum dulu"
Gue mengangguk menerima gelasnya.
"Ah udah jam tujuh ya,gue ambilin bubur dulu yah,bentar aja kok,katanya mami juga bakal datang bareng anak anak"
Dia sibuk merapikan kasur gue.
Gue dengan cepat menahan pergelangan tangannya membuat dia menoleh.
Kenapa dia bisa lebih memperhatikan gue dari pada dirinya sendiri sih.
"Lo Tidur lagi"
Ucap gue mendapatkan tatapan heran dari wajahnya.
"Lo dari tadi ngomel aja,tidur lo belum cukup,tidur lagi aja"
Matanya yang lelah menatap gue penuh arti. Bibirnya tersenyum hangat.

"Gue ambilin bubur dulu yah"
Batu.

Gue melihat tubuh tingginya yang kurus melewati pintu,
Jeno kenapa perasaan lo besar banget sih buat gue,gue cuman takut untuk gak bisa memberikan dia yang sama besarnya.
Gue terlalu kekurangan untuk bisa memberi dia sesuatu yang besar.

Kenapa gue jadi down begini melihat setiap kali dia mengerahkan semua perhatiannya buat gue?.

Gue yang dulunya merasa gak pantas untuk merasakan kasih sayang dan cinta mendadak merasakannya dengan kehadiran jeno.

"Hei! ngelamunin apa sih,serius amat kayanya"
Dia menarik pipi gue gemas.
Wajahnya udah sedikit lebih segar,kayanya dia habis cuci muka.
Tangannya merapikan rambut gue dengan telaten.
Dia paling gak suka melihat rambut yang berantakan,tapi gue gak pernah tau kalau selama ini rambutnya gak pernah rapi.

Perlahan gue menarik wajahnya mendekat,bibir gue mendarat lembut di bibirnya yang tipis,gue hanya mau berterimakasih.
Lama baru kemudian gue merasakan bibirnya bergerak perlahan melumat bibir gue pelan.
Tangannya menahan kepala gue.
Perasan nyaman ini mendominasi gue,seperti sengatan listrik setiap kali dia dengan perlahan menggerakkan bibirnya.
Nafas gue sudah hampir habis kemudian dengan cepat dia melepaskan tautannya dari bibir gue.
Ibu jarinya mengusap ujung bibir gue lalu matanya tersenyum seperti biasa.
"Gue mandi dulu yah"
Kemudian dengan cepat bibirnya mendarat di dahi gue.
Mata gue tertutup merasakan sentuhan lembutnya .
"Jangan lama"
Dia mengangguk mengusap kepala gue,kemudian beranjak ke kamar madi.

Gue ingin punya lebih banyak waktu dengan dia.

Gue menginginkan dia untuk tetap dengan gue.
Satu ini aja permintaan gue.

Sampai hal itu membuat gue melupakan sesuatu yang penting,sangat penting sampai gue hampir terbunuh karena itu.

Gak ada akhir yang bahagia di dunia ini.



# note

Apa ini!?
Aku juga gak tau,maaf kalau feelnya gak dapet.🙏

Udah nangkep spillnya?? mueheheheh💚💌

It's Okay_ (NOMIN)✔️Where stories live. Discover now