S19

179 14 1
                                    


🍂Dari aku yang pengen pergi,tapi gak bisa.🍁

Jaemin

Minjae akhir-akhir ini katanya sibuk untuk mempersiapkan olimpiade yang akan dia ikuti tahun ini.
Anak itu memang hebat.

"Hai"
Gue masuk ke kamarnya,dia sibuk dengan komputer yang ada di depanya,itu hadiah dari gue dua tahun lalu.
"Loh Kakak!"
Dia loncat dari kursinya memeluk tubuh gue erat.
Dilihat dari sisi mana pun dia tetap masih kekanakan.
"Aduh.."
Gue menyambut pelukannya erat.
"Kakak lama banget sih pulang ke rumah"
Dia menarik gue untuk duduk di kasurnya.
"Duh gimana yah fans ku kan banyak,mereka pada rindu"
Gue bercanda sedikit sombong.
"Idih kepedean"
Matanya beralih menatap telinga gue.
"Telinga kakak kenapa?"
Ah iya,jeno ngotot buat perban telinga gue karena tadi memang sempat keluar Nanah,tapi gak banyak kok.

"Oh ini..di suntik tawon waktu manggung,kan berisik tuh,eh tawonnya tau kalau aku Leader,jadi gini deh"

"Buat tanggung jawab katanya"
Gue tersenyum ketika melihat ekspresinya mendengar cerita gue.
"Bengkak dong..hahahaah..jadi kaya kuping gajah"
Gue juga ikut tertawa.

"Gibahin gue yah kalian"
Jeno datang dengan wajah menelisiknya.
"Loh bang Jeno!"
Minjae langsung bangkit menarik Jeno untuk duduk di samping gue.

"Pede amat di gibahin"
Gue berusaha untuk bersikap seperti biasanya.
Jujur aja gue merasa canggung banget setiap liat dia. Gimana enggak dia udah nangis kejer di depan gue sambil bilang "gue cinta sama lo Na".
Merinding gue ingatnya.

"Mau ikut ke dufan gak Minggu nanti" gue membaringkan tubuh di kasur Minjae.
"Ngapain kak"

"Mau nge Date gue,lo gak usah ikut lah"
Jeno kurang ajar,enak banget bilang mau ngedate.
"Lah Bareng kak Jaemin Bang?"
Nah kan minjae jadi bingung.
"Ya sapalagi"
Gue melirik dia tajam,emang yah orang keras kepala susah di ladenin.
"Iyakan Na?"
Dia menatap gue meminta persetujuan,matanya selalu indah kalau fokus menatap sesuatu.
Dengan enggan gue menjawab.
"Iya".

"Ciee..akhirnya udah gak pada jomblo lagi"

"Enak yah kak Jaemin ada yang setia cem Bang Jeno,udah kemana mana bareng,kalau ada maunya di turutin,baik,pinter,ganteng, penyayang,bang Jeno emang perfect man deh"
Minjae antusias mengacungkan jempolnya ke arah Jeno.
"Tau ni hati kakak lo susah banget di dapetin"
Tangan gue spontan memukul bahunya.
Kalau ngomong emang suka gak ngotak yah.

"Ciaalah..kak Jaemin jan jual mahal dong sama Bang Jeno".

"Becanda dia tuh,gak bener"
Gue bangkit untuk meninggalkan mereka berdua,kepala gue sakit aja dengerin omongan mereka.

Tapi bagaimana pun,perasaan jeno ke gue beneran bukan main main,ini kali pertama bagi gue untuk menyakiti seseorang dengan sengaja.
Dan orangnya adalah dia,Manusia satu satunya yang menghargainya keberadaan gue dengan sangat.

Gue bukan orang bodoh sampai terlambat menyadari perasaan Jeno ke gue.
Anak itu sering marah dan ngambek gak ngomong ke gue beberapa jam kalau gue dekat dengan seseorang tapi gue gak bilang ke dia.
Dia sering cemburu ke jisung karena gue terlihat lebih care ke anak itu.

Apa yang harus gue lakukan untuk melepaskan dia dari gue?.

Ini terdengar kejam banget tapi gak ada pilihan lain bagi gue.
Sebelum gue benar benar pergi,gue gak mau ada yang terpuruk karena kepergian gue,karena kalau dia terpuruk dengan kepergian gue yang abadi,gak ada jalan buat gue untuk kembali menemui dia hanya untuk sekedar bilang.'semuanya baik baik aja'.

"Heh!"
Gue terkaget waktu dia datang menepuk pundak gue.

"Apa?"
Dia duduk di kasur,menarik tangan gue pelan untuk ikut duduk di sampingnya.
Perlakuan jeno ke gue makin berubah,dia memperlakukan gue sangat baik.
"Gak mau bicara sama bunda?"
Dia menatap mata gue lekat.
"Buat apa?,kasian bunda kalau sampai kambuh lagi"
Gue gak mau itu terjadi.

Gue merasakan tangannya mengusap pundak gue.
"Jalan jalan sekarang gimana?"
Suaranya lembut banget,gue jadi semakin gak tega untuk membuat dia lepas dari gue.
Perlakuan jeno yang sekarang adalah perlakuan yang biasa dia lakuin kalau gue lagi sakit,bukan sakit yang begini,sakit yang biasa doang kaya flu,demam,atau kecapean.
Bedanya dulu dia kaya gini hanya ketika gue sakit,dan kalau udah sembuh dia bakal balik lagi seperti Jeno yang menjengkelkan.
"Terserah lo aja"
Tangan kirinya masih mengusap pundak gue,dan tangan kanannya erat menggenggam jemari gue.

Gue bersyukur karena ada dia.

"Gajadi deh,gue mau nikmatin waktu dulu berdua sama lo seharian"
Padahal ini sudah hari ketiga kita di rumah gue.

Posisi kita masih sama, membuat gue sedikit canggung karena jeno yang gak berhenti liatin gue.
"Ngeliatin nya biasa aja dong"
Gue mendorong wajahnya pelan.
"Gimana mau biasa kalau yang di liatain luar biasa"
Anjing,bisa bisanya dia ngegombal gue dengan nada se serius itu.
"Udah ah"
Gue bangkit,bersiap melangkah menjauhi dia sebelum sepasang tangan kekar melingkar di pinggang gue.
"Sini dulu dong"
Jeno juga jadi semakin manja sama gue.
"Gue mau nonton  Jen"
Karena akhir akhir ini dia gak pernah ngomong kasar ke gue,gue juga jadi gak enak untuk mengatai dia.
"Bentar aja"
Gue merasakan wajahnya menempel di punggung gue.
Pelan kedua tangan besarnya membalik tubuh gue,dia masih duduk di kasur,tangannya terangkat untuk menyeka rambut gue yang semakin menipis.
"Cantik banget sih"
Muka gue jadi terasa panas karena ucapannya.

Gue mohon jangan kaya gini Jen.

"Cantik banget sahabat gue"
Suara dan senyumnya getir.

Dia menarik tubuh gue untuk lebih dekat.
Dia menuntun gue untuk duduk di pahanya,aneh rasanya untuk sedekat ini dengan dia.
Tangannya kembali melingkar memeluk tubuh gue erat.
Lama.
Lama banget sampai gue bisa merasakan nafasnya yang tenang.

Gue menatap wajahnya,bibir dan matanya tersenyum seperti biasa,tapi terlihat sedikit berat.
"Bertahan buat gue ya"
Suaranya serak hampir gak terdengar di telinga gue.
Wajahnya semakin mendekat,gue berusaha untuk tetap tenang ketika dengan lembutnya bibir itu mendarat di bibir gue.
Sangat lembut.
Gak ada pergerakan,sampai dia kembali melepaskannya.

Untuk pertama kalinya gue merasakan sebuah ciuman yang nyata.
Nyata karena tulusnya jeno melakukan itu ke gue.
Terasa begitu berkesan.

Dia kembali menarik wajah gue.
Kali ini bibirnya mendarat di jidat gue gak kalah lama.

"Makasih juga,karena udah bertahan sampai sekarang" ucapnya setelah itu.

"Makasih juga,karena udah bertahan sampai sekarang" ucapnya setelah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#note

Untuk yang belum bisa pergi karena sebuah alasan.
Makasih sudah bertahan.

Untuk yang masih bertahan tanpa alasan
Bertahanlah untuk pergi lebih nyaman.💌💚

Makasih buat yang ngikutin terus cerita ini..💌💚 maaf kalau ada salah.

It's Okay_ (NOMIN)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang