S4{Mengenang}

204 12 1
                                    

Dua tahun setengah sebelum pergi.

Jeno

"Ya Allah Na! Ngapain lo susul gue dimari"
Gue panik dong waktu dia datang ke
Rumah gue udah hampir jam sepuluh malam.
Datang biasa sih iya iya aja ,nah ini Hujan dari sore belum kelar kelar nekat dia ke sini.

Dia gak menjawab pertanyaan gue.
Pakaiannya basah kuyup,bikin gue khawatir kalau dia sampai demam.

"Ayo masuk ngapain masih di situ"
Karena dia gak bergerak sama sekali dan matanya cuman mandangin gue bikin salting,gue langsung menarik lengannya.

Otak gue berhenti bekerja Ketika dia tiba tiba memeluk gue erat banget.
Gue cuman diam,merasakan hangat hembusan nafasnya di pundak gue.
"Gue Rindu banget sama lo"
Alasannya gak masuk akal banget.

Kemarin emang gue gak sempat ngabarin dia apa apa,hari ini juga lupa dan dia emang gak pernah juga nge chat gue.
Jadi gue pikir dia gak apa apa tanpa kabar gue gitu.

"Tapi gak gini juga Kali Na"
Ucap gue lembut sambil memasukkan telapak tangan ke dalam kaosnya.
Kulit tangan gue yang hangat menyentuh kulit nya yang dingin.

"Loh! Jeno Jaemin!" mami Keluar rumah mendapati kita yang lagi peluk pelukan.
Gue berniat melepaskan pelukan jaemin tapi anaknya gak mau.

"Nomin kenapa Nak?"
Mami ikut mendekat mengusap tengkuk Jaemin,dikiranya nangis kali yah.

"Dia gak apa Mi,Rindu aja anaknya"
Nih anak emang gak ada malunya sama orang tua yah.
Gue mencubit kecil pinggangnya.
Membuat dia tersentak tapi gak sampai bikin dia melepaskan pelukanya.

"Owalah anak remaja,ayo di bawa masuk dingin loh ini Jen"
Gue mengangguk memberikan mami isyarat untuk masuk lebih dulu.

"Na ayo masuk"

Dia perlahan melepaskan pelukannya,kepalanya menunduk dalam.
Rambutnya meneteskan air hujan beberapa kali.

"Malu kan lo kaya Gini"
Dia kemudian mengangguk pelan.
Ya Allah pengen gue cium anaknya.

*
*
Lama setelah dia mengganti pakaiannya dengan punya gue yang lebih hangat,dia masih aja diam sambil nunduk.

"Na sini rambutnya gue keringin dulu".
Gue menarik bahunya untuk duduk lebih dekat di bawah gue.

"Udah gak tahan sama Rindunya sampai nekat ke sini?"
Gue melihat telinganya yang memerah seketika.
"Lo sih gue tungguin dari kemarin gak nongol nongol"
Cicitnya.
Gue mengusap kepalanya pelan.

"Makanya jadi orang gengsinya di turunin".
Gue mengecup pipinya singkat kemudian lanjut mengeringkan rambutnya.

Gue heran sejak kapan atmosfer gue sama dia bisa se canggung ini anjay.

"Ngapain masih di situ? Naik sini"

Gue menepuk space kosong di samping gue.
Gue langsung memeluk tubuhnya,mencium aroma sabun gua dari lehernya.
Niat untuk menghilangkan kecanggungan di anatar kita tanpa sadar berkembang.

Gue menghirup nafas dalam dalam di perpotongan lehernya.
Sesekali menjulurkan lidah untuk merasakan kulitnya yang lebut.

"Jenhhh"
Dia mengerang, mendorong tubuh gue pelan untuk menjauh.

"Sori kelepasan"
Gue kemudian mengecup dahinya lama.

"Kita di kasur aja,di sofa gak enak"
Gue tersenyum tulus.
Ini pertama kalinya kita melewati batas selain ciuman sebagai sahabat.


#note
Hallow..yang minta up nih gue kasih..
Pendek yah?..😂🙏

Kalau mau di lanjut Bilang!!😁🐰💚🐶

It's Okay_ (NOMIN)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang