S24

203 16 3
                                    

Deep love

Jeno

Keringat gue terus bercucuran sambil tangan dan kaki  gue yang gak bisa tenang dari tadi.
Dua jam lalu Jaemin mulai melakukan operasinya,gue gak berhenti beroda supaya operasinya berjalan lancar.

Sejak gue kenal jaemin kelemahan gue berangsur-angsur menampakkan dirinya,gue gak tau kalau ada yang lebih menakutkan lagi dari setan.
Jaemin membuat gue lemah di segala sisi  yang berhubungan tentang dia.
Senyumnya,tawanya,tangisnya,sedihnya, sakitnya. Semuanya melemahkan hati gue dengan porsinya masing-masing.

Karena gue terlalu takut kehilangan dia.

Minjae gak bisa datang untuk menemani gue menunggu operasi nya selesai, karena hari ini bertepatan dengan simulasi olimpiade nya.
Tadinya dia berisekeras untuk tetap menunggu bareng gue karena dia bilang ini masih simulasi,tapi gue menyuruh dia untuk tetap pergi,jadi dengan terpaksa dia meninggalkan gue sendiri di sini.

Ayah sama bundanya tidak pernah datang mengunjungi jaemin,membuat benci gue juga semakin tumbuh buat mereka.

"HEI!"
gue berbalik melihat anak Dream datang berombongan.
"Keadaannya gimana?"
Renjun duduk di  samping gue.

"Masih proses"
Jawab gue lemas.
"Gausah lemes lemes lo,semangat doong"
Haechan mengusak rambut gue sampai berantakan,biarin aja,tangan dia pasti bau,kemarin gue lupa keramasan dan sampai sekarang belum mandi.

"Aniir..lo belum mandi bang?"
Chenle menjauh dari sisi kiri gue sambil menatap horor,Renjun di kanan gue ikut mejauh.

"Belum"
Gue menggeleng gak peduli dengan tatapan jijik mereka.
"Bucin sih bucin tapi jangan sampai lo ikutan Jaemin gak mandi dong"
Renjun ngomel.

"Bang Jono Bau"
Jisung ikut menutup hidungnya.
Untung nih anak kesayangan jaemin kalau gak udah gue pelintir dia manggil gue Jono.

"Kalian datang ngehibur kek,malah datang ngatain"
Kata gue sambil menyingkirkan lengan Haechan di bahu gue yang baru duduk.
"Tenang bro,bau bau gini kita tetep sayang kok"
Dia mendekat menarik wajah gue,nih anak emang kebiasaan suka ngecup ngecup orang.

Akhirnya dengan keadaaan gue yang jadi bahan topik paling laku,mereka temenin gue di sini,tapi Haechan baru aja pulang duluan karena ada urusan dengan keluarganya.

Se introvet introvet nya Jaemin,setidaknya kehidupan dia yang sebenarnya sudah banyak di ketahui orang orang.
Beda dengan Haechan, sekalipun sikapnya super supel,bacot,dan Happy virus banget,satupun dari kita gak ada yang tau pasti keluarganya seperti apa.

*
*
*

Bang Jahe menghampiri gue,gue langsung membuang rokok di tangan yang memang sudah sedikit.
Sekarang jam dua malam,anak anak baru aja pulang sekitar satu jam lalu.

Gue berdeham karena leher gue emang seret habis ngerokok.

"Keadaannya akan membaik,kamu tidak perlu sebegitu cemasnya,Dia hebat"
Seakan bisa dia membaca setiap kecemasan gue selama ini.
"Kamu harus jaga dia baik baik"
Gue menoleh,masih perlu dia ngasih tau gue?.kaya dia gak liat gue selama ini aja ke jaemin.

Bukan ingin di lihat sebagai orang yang paling berperan di kehidupan jaemin,tapi melihat gelagat bang Jahe selama ini ke jaemin bikin hati gue panas aka cembukor.

"Iya"
Bang jahe kadang tanpa di minta datang menonton perform kami sekalipun dia lagi sibuk,dia dengan entengnya mengantar jemput jaemin kalau gue lagi gak bisa,dan gak jarang juga bang Jahe membelikan jaemin makanan, walaupun kita semua juga dapat jatah,tapi gue berasa aneh aja.
Gue hak pernah mau ngomong karena malas dan gue emang gak mau overthinking.

"Kamu gak usah cemburu,Jaemin masih tetap punya kamu kok"
Dia menepuk bahu gue,alis gue terangkat mendengar ucapannya.
"Tapi lo harus janji dulu ke aku,jaga dia baik baik, jangan bikin dia sedih,oke"

"Kenapa ke abang?"
Bang jahe gelagat bapaknya memancar.
Gue jadi sedikit malu dengan pikiran gue yang gak gak.

"Iyain aja sih,biar aku lebih tenang kalau kamu janji"
Gue sedikit tersungging,serasa baru kenal aja gue sama Jaemin( .◜‿◝ )

"Bang jahe tenang aja,jeno janji"
Tangannya menepuk nepuk kepala gue; korban kedua, gue melihat dia mencium ujung jarinya,mukanya langsung sepet.
"Harum kan bang"
Gue cuman ketawa dalam hati,takut dosa kalau mau ngakak.

Dia cuman senyum menjauhkan tangannya dan berjalan masuk meninggalkan gue.

Ah..sudah hampir setengah jam gue tinggal jaemin.
Dengan langkah sedikit berlari gue kembali menuju ke ruangan 013 dia lantai dua.

Kenapa liat wajahnya yang tertidur aja hati gue bisa langsung adem sih.
Gue memerhatikan setiap inci dari wajahnya.
"Lelap banget tindurnya,gak rindu apa sama gue" gue berbicara seakan dia bisa mendengarkan ucapan gue.
"Gue udah rundu berat,gimana dong?"
Tangan gue mengusak surainya yang sehitam malam.
Bulu matanya lentik banget,hidungnya, bibirnya,semuanya sempurna di mata gue.

"Gue kuat kok,kalau udah mau bangun,bangun yahh"
Gue mengecup jidatnya lama..

Dan tanpa sepengetahuan gue,setitik air mata keluar dari kelopak matanya yang indah..

Perasan gue dan dia sudah terhubung.

#note

( ꈍᴗꈍ)Makasih sudah baca..
Voment kalau bisa,makasih juga yang selalu ingat buat voment💌💚

(ノ`Д´)ノ彡┻━┻(emosi)

It's Okay_ (NOMIN)✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora