{}Bukan Terlupakan

217 9 0
                                    

Tw : Markmin

Kalian bisa gk baca ini kalau gak nyaman.

(Mostly MarkMin)

Indonesia,2027.

Jaemin

"Kakak Jadi berangkat gak minggu depan"
Bunda lagi isi toples kaca dengan keripik balado yang baru dia buat.
"Iya bund,tinggal tunggu Visa aja,di urusin Abang"

"Yah sepi lagi deh Bunda"
Keputusan ini sudah gue fikirkan matang matang,di bantu sama bunda juga minjae,gue akhirnya menerima bang Mark untuk masuk ke dalam hidup gue.

"Jangan lupa pamit sama bunda kamu"
Entah sejak kapan,gue merubah panggilan Mami jadi sosok bunda untuk wanita ini,sosok dengan senyum yang selalu ngingetin gue dengan dia.

"Iya,besok mau pamit sama orang rumah"
Gue melirik Minjae yang baru turun dari kamarnya.
"Loh kirain mau jalan Kak"
Dia jalan ke arah dapur,ambil segelas air untuk di minum.
"beneran udah fix kan sama keputusan lo kak?"
Gue mengangguk sebagai jawaban.

"Jangan hasut kakakmu lagi loh ya"
Bunda lewat dan sempat mengusap surai Minaje,Gue perhatikan, ternyata dia udah gede aja.
"Gak lah bund,nanya doang,kan minjae juga yang bantu buat keputusan"
Waktu ternyata sudah jalan 6 tahun sejak kepergiannya.

Waktu.,kalau kita inginkan dia buat cepat berlalu rasanya malah makin lambat, begitu juga sebaliknya.

Dulu gue selalu ingin tinggal di waktu yang sama,gak mau waktu berjalan dan renggut bahagianya gue,tapi waktu malah berjalan cepat,sangat cepat, merenggut sumber bahagia gue,sampai gue pernah mikir, Gue kedepannya bakal rasain gak sih bahagia itu kaya gimana.

Gue berdiri di depan jendela kamar. ruangan yang pernah sama kesepiannya dengan gue ini kini sudah terisi,sayangnya gue juga harus jadi sosok yang buat ruangan ini kehilangan lagi,ditinggal pemiliknya.

"Hey,kok bengong"
Senyum gue spontan mengembang, tangannya melingkar di leher gue, Back hugnya Abang emang paling nenangin.
"Kok baliknya cepat?,kirain mau lembur"
Wajahnya masuk ke perpotongan leher gue, mengirup udara dari sana.
"Kalau sudah Rindu udah gak bisa aku tahan"
Sosoknya yang memang lebih dewasa dari gue,membuat gue selalu merasa terlindungi jika di dekatnya.

Abang Mark cintanya tumbuh besar buat gue,cara mencintai nya juga buat hati gue kadang mau copot.
Dia benar benar memastikan gue selalu dalam keadaan baik.
"Abang Mandi dulu deh"
Kedua tangannya memutar tubuh gue,kita jadi hadap hadapan.
Matanya yang teduh bikin gue selalu terpaku.
Senyumnya tipis,tapi kedua pipinya selalu ikut tertarik sampai rahangnya jadi samar.
"Kamu kenapa Cakep banget?"
Gue berusaha menahan senyum.
"Gombal mulu"
Tangannya kini beralih mencubit kedua pipi gue,nih pipi juga gak lama melar,tiap ada waktu selalu dia yang jadi sasaran.
"Makin Cuby pipi kesayanganku"

Cubitannya dia akhiri dengan kecupan,dia kecup seluruh wajah gue,gak mau ada yang terlewatkan,mata,hidung,mulut,pipi dan yang paling terakhir, kecupan paling lama dan paling nyaman ,d Jidat gue.
Rasa hangat menjalar ke seluruh tubuh gue,mengingat bagaimana Abang dengan sabarnya taburkan cinta lagi buat gue, rasa bersalah gue muncul menggerogoti.

Gue hampir meneteskan air mata,Bahagia gue ternyata datang dengan sosoknya.
Pilihan gue ternyata bukan cuman satu, ternyata gue punya banyak pilihan untuk tetap hidup dan bahagia.

"Aku gak akan kemana mana"

Kalimat penenang gue sejak dulu,karena dia paham,bagaimana takutnya gue untuk kehilangan yang terkasih lagi.
"Maaf ,masih sering cari sosok dia di diri Abang"

Kedua tangannya kemudian menangkup wajah gue.
"Gakpapa Nana,Jatuh cintanya pelan pelan aja..Abang tungguin"
Satu tetes air mata gue mengalir,rasa hangat, terlindungi ,cinta dan sayang kembali gue rasakan,walau sosoknya berbeda, pantaskan gue untuk dapat itu semua.
"Nana Rindu.."
Kalimat ini mungkin bisa nyakitin banget buat Bang Mark.
"Iya lusa kita ke Jeno,Sekalian pamit kan"
Ibu jarinya mengusap ujung mata gue pelan.
"Abang kenapa tuhan kirimnya ke aku sih,kasihan kan abang,cintanya aku belum full"
Kenapa gue makin cengeng sih..
Dewasanya dia emang gak bisa gue pungkiri,tapi satu kalimatnya bikin gue makin yakin.
"Cintanya di bagi dua sama Jeno juga gapapa Nana"
Senyumnya tulus banget,seolah kalimat itu gak nyakitin hati dia juga.
"Mana bisa gituu"
Gue menarik tubuhnya buat di peluk.

"Maaf Bang,Lukanya Abang belum bisa Nana obatin semua,Maaf abang seolah aku gak faham sama Sakitnya.

Gue merasakan pelukannya makin erat.
"Nananya Jeno udah dewasa,udah bisa paham sama perasaan lagi"

Ucapan nya bikin gue makin terisak di pelukannya.

Kisah gue mudah mudahan bisa yakinkan kalian,kalau semua hal yang terjadi punya alasan,Keberadaan dan Kehilangan hadirnya juga punya alasan.
Alasannya akan lebih baik tentunya.
Gue bukan Sudah melupakan,Gue cuman menerima,Karena untuk apa kita harus melupakan sesuatu,Kalau sesungguhnya itu layak untuk diingat.


Gue bukan Sudah melupakan,Gue cuman menerima,Karena untuk apa kita harus melupakan sesuatu,Kalau sesungguhnya itu layak untuk diingat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue Nitip fotonyaa Abang :)

Gue Nitip fotonyaa Abang :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Titip Dia juga yaa

Tapi titip dianya Di tuhan gapapa Ygy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi titip dianya Di tuhan gapapa Ygy..  ..ih gue nangis lagi kaaaannn...

It's Okay_ (NOMIN)✔️Where stories live. Discover now