S8

327 22 0
                                    


Jeno

^23 april 2016
Hari ini tepat hari dimana tuhan memberi Mami hadiah terindah untuk dia.
Kata Mami,susah bagi orang tua untuk dapat kepercayaan dari Tuhan merawat malaikat kecilnya kelak.

Makanya mami sangat bersyukur atas hadirnya gue sebagai anak satu satu yang Mami punya.

"Ini bukan urusan kamu!!"
Teriakan itu membuat gue terbangun dari tidur.pukul dua dini hari.
Dan papi baru pulang.

Hampir setiap malam gue mendengar teriakan papi yang mengarah ke Mami.
Entah sejak kapan dan apa alasannya,Papi akan berteriak seperti orang kesetanan di tengah malam saat dia pulang kerja.

Setiap gue nanya ke Mami.Mami cuman tersenyum dan bilang.
"Papi kamu emang gitu,dia gak marah nada bicaranya emang tinggi"
Umur gue sekarang menginjak 16th tahun.sudah cukup mengerti dengan hal seperti ini.

Sosok Papi yang terdengar sangat berwibawa di telinga gue.Teman teman gue sering cerita seberapa hangat sosok ini di keluarga mereka.
Sayangnya, papi dengan jam kerja padat membuat gue jarang bertemu dengannya.
Hanya kadang kadang saat tanpa sengaja Papi belum berangkat kerja di pagi hari, kita bertemu.
Gak ada yang spesial di mata gue atas sosoknya.

Malah gue meruntuhkan semua soal kehangatan sosok Papi yang di ceritakan teman setelah melihat secara langsung bagaimana papi memperlakukan Mami malam ini.

"Kamu itu kerjanya urusin rumah aja,urusin anak! Gak usah tanya tanya hal gak masuk akal!"
Gue keluar kamar untuk melihat keadaan Mami.

"Kalau kamu masih saja urusin urusan saya saya ceraikan kamu"

Seorang pemimpin keluarga.

Seorang kepala keluarga.

Seorang kebanggaan.

Seorang yang hangat.

Seorang yang inspirasi.

Seorang yang berwibawa.

Omong kosong.

Tangan papi menarik rambut panjang mami kuat.
Mami hanya mampu menahan sakit, dengan mata merah,dan kepala yang tertarik ke belakang.

Hari ini ulang tahun gue.

Hari ini seharusnya gak seperti ini.

"LEPASIN TANGAN LO ANJING"
Gue menghambur berlari menuju mereka dengan emosi meluap luap.
malaikat gue.
Ga boleh ada yang nyakitin malaikat gue.

Tangan gue spontan langsung memukul wajahnya.
Entah sejak kapan gue sudah tumbuh sebesar ini,hampir menyamai tingginya.
Sosoknya dengan aura kejam yang jeas terpancar di wajahnya malam itu.

Baru pertama kalinya gue melihat wajah Papi dengan sejelas ini.

"Jangan lo berani berani sentuh Mami gue"
Gue menunjuk wajahnya dengan penuh amarah.
Mata gue terasa panas. Jantung gue berpacu kencang,nafas gue gak beraturan.
"Jen kamu kenapa belum tidur"
Mami menarik lengan gue menjauh,mengusap punggung gue pelan.

Mami adalah sosok yang lemah lembut,penuh kasih, penyayang dan tangguh.

"CIH..Jadi ini didikan kamu kepada anak kamu selama ini?" Papi mengelap sudut bibirnya yang berdarah.

"Emang gak becus kamu jadi istri"

"LO YANG GAK BECUS JADI SUAMI!"

teriak gue gak kalah kerasnya. Cukup sudah gue mendengar caciannya kepada mami.
Cukup sudah gue mendengar suara tangis mami setiap malam.

PLAk!

mata gue membulat melihat bagaimana papi menampar mami dengan kerasnya.

"Ini hukuman buat kamu yang gak becus mendidik anak"
Mami segugukan memegang pipinya yang memerah.

Kepala gue berdenyut hebat,mata gue semakin panas dengan air yang membendung di pelupuk.

Hancur lah sudah.

"Jaga sikap kamu sama orang yang lebih tua"

Matanya menatap gue tajam,dengan telunjuk yang tepat berada di depan gue.

"Saya memang salah pilih,memilih kamu sebagai pendamping saya mas"
Ucap Mami lirih.

Papi yang berjalan menuju kamarnya menghentikan langkahnya.
Kemudian berbalik melempari mami dengan guci yang terpajang di depan pintunya.

Praang!!

Gue secepat kilat menarik mami ke pelukan.

"Saya ceraikan kamu sekarang juga!"

Sosok gue yang menginjak umur 16th tahun.
Sehari sebelumnya gue berdoa kepada tuhan untuk bisa duduk bersama Papi dan mami dengan wajah bahagia.
Meniup lilin di hari kelahiran gue.
Merayakan kehadiran gue dengan kebahagiaan penuh.
Sosok gue yang menginjak umur 16th tahun yang punya keinginan untuk bisa memeluk Papi dengan hangat.

Hancurlah sudah.

Hancurlah sudah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


#note

Happy birthday to our boy,hwo has a best eyes smile in the world,our happiness.
Thank you for being born..🐶💚

Jangan lupa bersyukur...🌹
Terimakasih atas dukungannya ❤️

It's Okay_ (NOMIN)✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant