11

3.1K 268 62
                                    

Cuma mau bilang, selamat membaca 😘

Dan jangan lupa kalau ada keterangan berbau medis jangan dipercaya karena Lu ngawur (sedang malas untuk riset dulu) . Jadi Lu hanya mengandalkan pengetahuan Lu yang cetek dan ga kredibel serta cocokologi asal.

Kalimat miring = bahasa jepang

***

Ruangan serba putih, bau obat yang menyengat dan suasana yang tidak Jeno suka.

Jeno menatap tangannya yang masih berlumuran darah dan kini sudah mulai mengering, ia masih bingung dengan apa yang terjadi pagi ini.

Baik dirinya, Renjun dan bahkan Jaemin masih mengenakan piyama. Semalam bahkan Jeno masih bersenang senang dengan Renjun. Tapi pagi ini rasanya seperti mimpi melihat Jaemin terbaring di salah satu ranjang pasien di ER.

Jeno bingung saat mendengar banyak orang berbicara bahasa Jepang. Bahasa Jepang Jeno payah, tapi seharusnya ia mengerti sedikit bahasa kedua salah satu suaminya itu.

Jeno menatap bingung Renjun yang baru selesai berbicara dengan salah seorang dokter. Renjun terlihat menatap Jaemin dengan ekspresi yang sangat sedih lalu menganggukkan kepalanya, mengatakan sesuatu pada dokter di hadapannya sebelum membungkuk dan mengucapkan arigatou gozaimasu. Jeno tersenyum tipis, sepertinya otaknya mulai bisa berfungsi.

"Njun... " Jeno membelalakkan matanya kaget saat Jaemin tiba tiba dipindah ke tempat tidur lain oleh beberapa perawat dan langsung di dorong menjauh dari Renjun dan Jeno.

"Injun.. Nana.. Nana mau dibawa kemana?" Bisik Jeno yang langsung menanyai Renjun. Dokter dihadapan Jeno berbicara sesuatu pada Jeno, dan Jeno tidak mengerti sama sekali. Kemudian dokter tersebut menepuk pelan pundak Jeno yang masih kebingungan dan tersenyum pahit sebelum meninggalkan Jeno dan Renjun.

"Njun... Nana dibawa kemana? " Jeno menunjuk Jaemin yang masih dibawa oleh para perawat, hendak meninggalkan ruang ER.

"Nana akan dibawa ke ruangannya.. Kita bersihkan tanganmu dulu ya? " Bisik Renjun dengan pelan dan tenang. Jeno menatap kembali tangannya yang berlumuran darah lalu mengangguk dan mengikuti Renjun ke toilet. Membiarkan Renjun membasuh tangan Jeno, menyabuninya dan mencuci tangan jeno hingga bersih.

"Nanti ganti dengan baju rumah sakit dulu saja... Aku sudah bilang pada perawat untuk menyiapkan baju untukmu di ruangan Jaemin." Bisik Renjun lirih, sembari mengeringkan tangan Jeno dengan tissue.

Jeno mengangguk dan kembali berjalan menggandeng tangan Renjun menuju ke sebuah ruangan VVIP dan kembali melihat Jaemin terbaring disana. Pucat dengan infus di tangan kiri dan pakaian yang sudah diganti dengan pakaian rumah sakit yang bersih.

Ada seorang perawat yang sedang melakukan sesuatu dengan infus Jaemin. Lalu menghampiri Renjun dan berbicara pada Renjun dengan bahasa Jepang sebelum kemudian membungkukkan badannya dan pamit pergi.

Jeno hanya diam, mengabaikan perawat yang tersenyum penuh simpati padanya dan memperhatikan Renjun yang terlihat tenang dan mengambil setelan baju rumah sakit berwarna biru muda di meja nakas lalu memberikannya pada Jeno.

"Ganti dulu bajumu yang kotor... Nanti aku bilang pada Nako untuk membawakan bajumu kesini." Jeno hanya mengangguk dan menurut pada Renjun. Suara Renjun terdengar lebih serak dan lirih. Renjun juga berkali kali mengedip ngedipkan matanya dan sesekali menarik nafas dalam.

Jeno segera ke kamar mandi di dalam ruang rawat Jaemin untuk berganti pakaian. Begitu Jeno masuk, samar samar ia dapat mendengar isak tangis Renjun. Jeno mencengkram baju yang diberikan Renjun dan menitikkan air matanya. Dada Jeno terasa sesak mendengar tangis yang sejak tadi ditahan oleh Renjun.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang