24

2.7K 270 138
                                    

✨Jangan lupa vote dan comment ✨

***

"Mommy!!" Jaemin masuk ke dalam apartemen orang tuanya dan berteriak memanggil Ten.

"Mommyyyyy!!" Jaemin tersenyum dan langsung berlari, memeluk Mommynya yang kini sedang duduk santai di dekat jendela kaca dan melukis.

"Hay Mommy." Sapa Jaemin sembari mengecup pipi Mommynya.

"Hi sayang. Kok tumben kemari tidak bilang dulu?" Tanya Ten yang kini tersenyum saat putra bungsunya memaksakan diri duduk di pangkuan Ten.

"Tangan Mom kotor loh Na... Nanti bajumu ikut kotor." Ten berusaha menjauhkan tangannya yang belepotan cat dari rambut Jaemin.

"Nanti bisa Nana cuci. Gapapa." Ujar Jaemin sembari memeluk Ten dengan erat.

"Tumben Nana kesini tiba-tiba. Apa terjadi sesuatu?" Tanya Ten begitu mendengar helaan nafas pelan dari putra bungsunya. Biasanya Jaemin selalu mengabarinya kalau mau pulang ke rumah orang tuanya. Namun sore ini tiba-tiba Jaemin muncul begitu saja dan langsung memeluk Ten.

"Mom..." Bisik Jaemin lirih.

"Iya kenapa sayang?" Tanya Ten.
Jaemin mengusakkan wajahnya di dada Ten dan menangis.

"Nana takut... Hiksss.. Hiksss..." Bisik Jaemin. Ten terkejut saat menyadari putranya menangis dan langsung memeluk Jaemin, mengabaikan cat di tangannya yang kini mengotori baju Jaemin.

"Nana menangis dulu, nanti kalau sudah selesai. Cerita pada Mommy ya?" Bisik Ten sembari menepuk-nepuk punggung Jaemin.

Jaemin menganggukkan kepalanya dan terus menangis. Tidak seperti Hendery yang sangat tertutup, Jaemin selalu menangis pada Ten atau Johnny setiap kali ia ada masalah. Terkecuali masalah hubungan diam diamnya dengan Jeno dan Renjun dulu.

"Sudah?" Tanya Ten saat Jaemin mengangkat wajah dan menyeka air matanya dengan terburu-buru.

"Iya sudah." Jawab Jaemin dengan suara serak.
Ten tersenyum dan membelai kepala Jaemin, meski sudah menikah Jaemin selalu terasa seperti putra kecilnya yang manja.

"Mau mom buatkan coklat hangat? Mungkin akan membuat Nana merasa lebih baik. Mau?" Tanya Ten. Jaemin menganggukkan kepala nya dan kembali menyeka air matanya yang tiba-tiba merembes lagi, lalu tersenyum.

"Mau." Jaemin.

***

"Jadi Nana takut kenapa sayang?" Tanya Ten yang kini memperhatikan putra bungsunya menyeruput coklat panas dari mug.

Jaemin menghela nafasnya pelan dan perlahan meletakkan mugnya di meja, kemudian menatap Ten.

"Nana takut hamil." Bisik Jaemin lirih. Ten membelalakkan matanya karena terkejut dan langsung memegang perut Jaemin.

"Nana hamil?" Tanya Ten.

"Bukannya Nana tidak boleh hamil dulu dan sedang rutin minum birth control? Terapi hormonnya masih berjalan kan?"

Jaemin terdiam sesaat dan kemudian menjawab Ten dengan lesu.

"Nana gatau tapi Nana sepertinya ngidam." Bisik Jaemin.

"Ngidam?" Tanya Ten, bingung.
"Nana belum coba tes sendiri dulu di rumah?"

Jaemin kembali menghela nafasnya mendengar pertanyaan Ten.

"Sudah. Hasilnya negatif. Tapi dulu juga hasilnya negatif terus sampai Nana keguguran." Jawab Jaemin, masih lesu.

"Nana tidak merasakan gejala lain. Hanya saja Nana terus terusan ingin makan strawberry dan produk dairy. Jadi sejak semalam Nana makan yoghurt stawberry, ice cream strawberry, hhhhh..." Jaemin menatap Ten dengan ngeri.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang