31

2.1K 231 114
                                    

Hehehe.
Update lagi gapapa ya?

✨jangan lupa vote dan comment✨

***

"Ini Gege masakkan bulgogi. Habiskan ya?" Kun menuntun Yangyang ke meja makan yang sudah penuh dengan berbagai macam makanan yang ditata rapi.

"Pokoknya mulai malam ini Yangyang harus makan lebih banyak. Demi baby. Oke?" Kun mengambilkan nasi untuk Yangyang dan dirinya sendiri kemudian duduk di samping Yangyang.

"Maaf ya Yangyang menelephone malam-malam. Kepala Yangyang pusing sekali malam ini, dan Yangyang takut kalau terjadi sesuatu. Kata dokter akan berbahaya kalau Yangyang jatuh pingsan dan perut Yangyang terbentur." Bisik Yangyang, lemas.

"Aku malah sangat senang kau menelephone, Yang. Aku akan menjagamu selagi Hendery tidak ada. Tenang saja." Kun. Yangyang menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Terimakasih Ge..." Bisik Yangyang. Kun menganggukkan kepalanya dan menyendok nasi juga bulgogi untuk ia suapkan pada Yangyang.

"Sekarang makan dulu.. Aaaaaa..." Kun. Yangyang tersenyum dan membuka mulutnya lebar-lebar. Disaat ia merasa kesepian dan sendirian, Kun selalu saja datang dan ada di sisinya. Yangyang tidak bisa lagi membayangkan hidupnya tanpa Kun. Yangyang membutuhkan Kun.

***

"Rasanya aneh." Bisik Yangyang.
Kun menoleh pada Yangyang dan menatap kedua bola mata kekasihnya dengan bingung.

"Hamil rasanya aneh." Yangyang. Kun langsung tersenyum dan memeluk Yangyang dengan erat.

"Apanya yang aneh?" Tanya Kun sembari membelai perut Yangyang dengan penuh kasih sayang, sementara Yangyang menyamankan dirinya dalam pelukan Kun. Mereka sedang bersantai di kamar Yangyang selepas makan malam.

"Aneh saja kalau ingat ada manusia lain di dalam perutku. Dan aneh kalau dia tumbuh di sana." Bisik Yangyang.

"Hmm menurutku itu tidak aneh. Tapi menakjubkan." Kun tersenyum, mencium pelipis Yangyang.

"Tetap saja aneh." Gumam Yangyang.

"Hari ini aku bermain bersama Haechan dan Renjun sepanjang sore." Yangyang.

"Kau suka? Apakah menyenangkan?" Tanya Kun. Yangyang menganggukkan kepalanya.

"Bisa keluar rumah dan berkumpul dengan teman sebaya, sangat menyenangkan... Tapi aku jadi sadar sesuatu." Yangyang mendongakkan kepalanya dan menatap Kun.

"Apa?" Tanya Kun, penasaran.
"Aku sangat tidak siap jadi orang tua." Bisik Yangyang lemas.

"Aku jadi kembali berfikir. Apa keputusanku untuk melahirkan bayi ini tepat? Apa aku masih bisa memilih opsi aborsi? Tapi dia sudah tumbuh dan bahkan ketahuan jenis kelaminnya. Harusnya tidak boleh ya? Tapi aku masih tidak yakin aku bisa jadi orang tua yang baik." Yangyang menatap perutnya yang masih tidak terlihat seperti perut orang hamil jika ia pakai pakaian yang longgar.

Kun terdiam mendengar perkataan Yangyang. Kun tidak tahu harus menjawab apa, bayi dalam rahim Yangyang datang dengan sangat tiba-tiba. Bahkan Kun sendiri terkadang masih belum percaya kalau Yangyang hamil.

"Haechan dan Renjun mengobrol banyak tentang kehamilan, bayi, parenting... Aku tidak tahu apa-apa dan hanya mendengarkan mereka." Bisik Yangyang, mengelus perutnya.

"Katamu kau menikmati dan senang berkumpul dengan mereka?" Kun. Yangyang mengangguk.

"Menyenangkan kok. Sudah lama aku tidak berkumpul dengan teman, dan rasanya hari ini aku merasa sedikit lebih bebas. Yaaaah walaupun aku tidak banyak terlibat dalam percakapan dan lebih sering diam mendengarkan." Yangyang.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Where stories live. Discover now