17

2.9K 247 68
                                    

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Kau bangun pagi sekali..." Jeno tersenyum, melingkarkan tangannya pada pinggang Jaemin dan mengecup leher Jaemin dari belakang.

Jaemin tersenyum dan terus menatap halaman rumah mereka. Hari ini sudah lima hari sejak mereka ada di rumah dan memulai rutinitas mereka seperti biasa, kecuali Jaemin.

Jaemin baru akan mulai membuka kelasnya di workshop minggu depan, jadi sejak kembali ke Korea ia hanya ke workshop beberapa kali untuk melihat pekerjaan karyawannya sebentar.

"Injun masih tidur ya?" Tanya Jaemin dengan lirih.

"Hmmm.." Jawab Jeno yang kini justru meletakkan dagunya di bahu Jaemin. Posisi yang nyaman untuk Jeno karena tingginya dan Jaemin hampir sama. Jika dengan Renjun, Jeno harus sedikit membungkuk untuk merasa nyaman dalam posisi ini.

"Kalian sampai jam berapa semalam? Kok paginya sudah di kamar utama lagi?" Tanya Jaemin.

Semalam Jeno dan Renjun berhubungan intim di kamar Renjun, jadi Jaemin cukup terkejut saat bangun dan mendapati kedua suaminya tidur memeluk dirinya dari kedua sisi. Untung saja Jaemin bisa terlepas dari pelukan mereka tanpa membuat keduanya atau salah satu dari mereka bangun.

"Hmmm.. Kalau itunya cuma sebentar. Hanya sekali karena Injun tiba tiba tidak mood. Lalu kami mandi dan aku menemani Injun mengerjakan sesuatu sampai jam 2 atau 3?" Jeno.

Jaemin menghela napasnya dan berbalik badan untuk menatap Jeno. Membuat Jeno melepas tangannya dari pinggang Jaemin.

"Apa yang sudah kita bicarakan mengenai pekerjaan Injun?" Tanya Jaemin. Jeno tersenyum canggung melihat kini Jaemin mengangkat kedua alisnya dan bertanya dengan nada yang dingin.

"Injun tidak boleh lembur." Bisik Jeno. Jaemin terus mengangkat kedua alisnya dan menatap Jeno, seakan meminta penjelasan.

"Aku sudah melarangnya. Sungguh. Kau kan juga tahu sendiri aku tidak suka kalau Injun lembur..." Jeno.

"Lalu kenapa kau mengizinkannya tuan Jung??" Jaemin.

"Dia memaksa. Aku lemah kalau Renjun sudah membujukku seperti itu..." Bisik Jeno. Jaemin kembali mengangkat kedua alisnya dan menatap Jeno.

"...Injun.. Injun itu.." Jeno terbata bata dan menundukkan wajahnya sembari memainkan ujung piyama Jaemin.

"Injun apa? Injun membujukmu pakai apa sampai kau memperbolehkannya lembur? Hmm?" Jaemin.

".. Injun duduk di pangkuanku. Dan membiarkanku.. Kau tahu.." Wajah Jeno langsung merona, mengakui bagaimana bisa ia kalah dalam perdebatannya dengan Renjun yang bersikeras lembur semalam.

Jaemin kembali mendengus kesal.
"Menciumi leher Injun?? Memegangnya disana dan disini... Iya?" Jaemin. Jeno hanya tersenyum malu.

"Aigooo... Bisa bisanya dia bekerja dalam kondisi seperti itu.. Dan kau juga bisa bisanyaaaaa..." Jaemin mencubit pinggang Jeno dengan cukup keras.

"Bisa bisanya memanfaatkan kesempatan. Hmm?" Jaemin.

Jeno hanya tertawa dan mundur beberapa langkah, menghindari Jaemin.
"Harusnya kan kau juga mengajakku..." Jaemin tertawa pelan dan kembali mengejar Jeno.

"Mau kemana? Mengajak kemana?" Jaemin dan Jeno menoleh saat mendengar suara Renjun.

"Injun-ah... Semalam tuan Jung mengganggumu ya?" Jaemin langsung berlari dan memeluk Renjun dengan manja. Renjun tertawa mendengar pertanyaan Jaemin.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang