46

1.6K 149 100
                                    

!WARNING!
CHAPTER INI SANGAT GAJE.
Skip juga gapapa, soalnya gabada kemajuan cerita atau detail yang penting.

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Namaku Sungchan, Om. Jung Sungchan." Haechan dengan gemas mencium bayi dalam gendongannya yang kini hanya bisa mengeliat dan mengedip-ngedipkan matanya menatap Haechan.

"Sungchan? Namanya dede, Sungchan ya? Ayo kenalan sama Om-om dulu ya?" Haechan kembali mengajak bicara putranya yang kini menyunggingkan senyum dan kembali mengeliat.

"Eh, senyum! Lucunyaaa..." Bisik Jaemin, merasa gemas dengan putra Haechan yang baru berumur satu minggu.

"Senang ya? Uchan senang dijenguk Om-omnya?" Mark ikut tersenyum melihat putranya.

"Mirip siapa ya Sungchan ini? Murah senyum seperti Daddynya ya? Iya ya? Kalau Papanya sih sukanya ngomel ya de?" Renjun tidak tahan lagi untuk tidak menempelkan satu jarinya pada pipi putra Mark dan Haechan yang gembul.

"Eeeh.. Senyum lagi! Hahahahaha..." Jeno tertawa melihat keponakannya lagi-lagi tersenyum.

"Mirip Daddy, ya de? Murah senyum dan tampan seperti Daddynya ya?" Haechan juga tersenyum dan terus menatap putranya.

"Senang ya Chan akhirnya sudah lahir, tidak buat pegal pinggang lagi. Hahahaha..." Jaemin tertawa dan menggoda Haechan yang masih menimang-nimang bayinya.

"Iya dong.. Meski mengeluarkannya penuh perjuangan. Aku sampai mengira aku akan mati hari itu." Haechan kembali tersenyum saat lagi-lagi Sungchan tersenyum padanya.

"Sakit Chan?" Tanya Renjun.

Haechan menghela nafas pelan dan menatap kedua bola mata Renjun.

"Bukan main sakitnya." Bisik Haechan.

"Waktu ketubanku pecah itu, belum terlalu sakit." Haechan memulai cerita tentang dirinya saat melahirkan.

"Sampai di rumah sakit... Itu lama kelamaan perutku semakin sakit. Nanti hilang cuma sebentar, lalu sakit lagi. Aku sampai marah sekali pada Mark Hyung kemarin saking sakitnya." Haechan mendengus pelan dan melirik Mark yang hanya tertawa.

"Rambutku jadi korban. Untungnya tidak botak. Hahahahaha..." Mark menunjuk rambutnya dan terus tertawa.

"Echan marah-marah terus padaku kenapa aku menghamilinya. Dia jadi harus kesakitan karena melahirkan." Cerita Mark. Jeno langsung tertawa terbahak-bahak membayangkan kakaknya yang jadi pelampiasan sakit Haechan.

"Hati-hati No, ketawanya jangan kencang-kencang. Nanti Injun melahirkan kepalamu yang botak loh." Haechan.

"Sakitnya sampai sebegitunya?" Bisik Jaemin. Haechan menganggukkan kepalanya.

"Apalagi waktu bayinya keluar... Waaaaaaah... Aku pikir nyawaku mau diambil. Sakitnya luar biasa. Aku sampai kesulitan mengejan." Haechan membelai kepala Sungchan sebelum kemudian melanjutkan ceritanya.

"Ini nih, kepala Uchan agak lonjong karena aku kelamaan mengejan." Haechan menunjukkan kepala Sungchan yang memang terlihat agak panjang.

"Ini sudah agak mendingan, waktu pertama lahir kan sangat lonjong. Tapi nanti lama-lama bagus lagi ya Uchan kepalanya?" Haechan kembali mencium kepala putranya dengan gemas.

"Tapi kan setelah itu senang kan pasti? Akhirnya yang sudah dinanti-nanti lahir." Renjun tersenyum dan memegang tangan Sungchan yang terbungkus sarung tangan bayi.

"Itu belum apa-apa Injuuun..." Bisik Haechan kembali.

"Yang lebih sakit dari mengeluarkan bayi itu waktu dijahit tanpa bius." Haechan menatap Renjun dengan horror.

EXPECTING [NORENMIN|NOMINREN | HENXIAOYANG]Место, где живут истории. Откройте их для себя