Chapter 3

5.5K 536 60
                                    

~ Selamat Membaca ~

Rayyan kaget saat Reem menciumnya. "Aya maafkan aku. Kamu harus menunggu lama, bersabarlah, sebentar lagi sayang, kita akan segera bersatu tanpa ada yang memisahkan kita," batin Rayyan. Kemudian dia mendorong tubuh Reem menjauh dari tubuhnya.

"Ray...yan," Reem tidak menduga dengan reaksi suaminya akan seperti ini. Rayyan menatapnya tajam. Kemudian pergi ke kamar mandi.

Rayyan mengguyur kepalanya di bawah shower, dia harus menenangkan dirinya. Hati jiwa raga dan tubuhnya hanya milik Aya. Dia tidak akan memberikannya pada wanita manapun. Setelah dirasa cukup tenang Rayyan menyudahi acara mandinya. Dia keluar dari kamar mandi dan melihat Reem sedang duduk di tepi ranjang, wanita itu sudah memakai baju tidur transparan berwarna pink.

"Inti mo baridanah" (kamu tidak kedinginan)" Tanya Rayyan sebab dia melihat pakaian yang di gunakan Reem sangat tipis. Reem menatap Rayyan kecewa, apa ada yang kurang dari nya sehingga Rayyan tidak tertarik pada nya, atau jangan-jangan suaminya itu.....

"Rayyan, hal anta syadh" (Rayyan, kamu gay)" Reem menganga memikirkan jika Rayyan benar-benar seorang gay.

"Ana miyah bil miyah rejal haqiqi" (aku seratus persen laki-laki tulen)" ujar Rayyan sambil mengambil bantal di samping Reem. Dia memutuskan akan tidur di sofa.

"Wen raehah" (kamu mau kemana)" Tanya Reem heran.

"Noum fi kanabah" ( tidur di sofa)" jawab Rayyan santai. Lalu merebahkan dirinya di sofa panjang di kamar ini, walau tidak nyaman tapi itu lebih baik daripada tidur satu ranjang dengan istrinya.

"Bes leisyh" (tapi kenapa)" ujar Reem lirih, tidak ada jawaban dari Rayyan. Laki-laki itu sudah menutup matanya. Cairan bening mulai turun dari kelopak mata indah Reem. Malam pertamanya gagal karena Rayyan mengabaikannya. Tapi Reem tidak akan menyerah dia akan mencoba cara lain agar Rayyan mau menyentuhnya.

Pagi menjelang, saat bangun tidur Reem melihat suaminya masih terlelap. Dengan hati-hati dia mendekati Rayyan lalu berjongkok di sampingnya. Tangannya terulur membelai wajah laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya itu.

"Leisyh ya Rayyan. Fi syai
naqiesah minni " (kenapa Rayyan. Apa ada yang kurang dariku)" setelah kejadian semalam saat bibirnya menyentuh nya bibir Rayyan dia ingin merasakan nya kembali bibir itu. Reem memberanikan diri mendekatkan wajahnya pada wajah Rayyan.

"Isyh tabgo sawi" (kamu mau apa)" Rayyan membuka matanya, sebenarnya Rayyan merasa terganggu tidurnya saat tangan Reem mulai menyentuh nya.

"Ana jauzatik ya Rayyan, fi syai galat, idza ana alms wajhik?" (Aku istrimu Rayyan. Apakah salah aku menyentuh wajahmu)" Airmata yang ia bendung dari semalam akhirnya turun juga. Sungguh Rayyan tidak tega melihat seorang perempuan menangis, tapi dia tidak boleh memberi harapan pada wanita lain.

"Baden isyh tabgo?" (Lalu kamu mau apa)" Tanya Rayyan.

"Ant... abgo anta faqot" (Kamu. Aku hanya ingin kamu)" Reem bangun dan duduk di samping Rayyan. Lalu menyentuh dada Rayyan.

"Hadza mustahil " (itu tidak mungkin)" Rayyan menyingkirkan tangan Reem dari tubuhnya, kemudian pergi meninggalkan istrinya yang masih terisak.

"Leisyh" (kenapa )" Rayyan berhenti di depan pintu kamar mandi.

"Ladaiya habibah" (aku punya kekasih)" Ujar Rayyan kemudian masuk ke kamar mandi.

Jadi itu alasan Rayyan tidak mau menyentuhnya. Tapi kenapa Rayyan mau menikah dengannya. Berjuta pertanyaan di kepala Reem. Dan siapa wanita yang menjadi kekasih Rayyan, seperti apa wanita itu sehingga Rayyan begitu mencintainya.

"Ratibi asyya'iki," (rapikan barang-barang mu)" ujar Rayyan setelah selesai mandi.

"Sanakhruj min hadza fondoq alhein" (kita akan keluar dari dari hotel ini sekarang)" ujarnya lagi sebelum Reem membuka mulutnya. Reem hanya menuruti perintah Rayyan.

Empat puluh menit mereka tiba di sebuah rumah mewah di kawasan elit. Selama perjalanan mereka hanya diam, ingin rasanya Reem bertanya tentang siapa wanita yang sudah memiliki hati suaminya. Tapi dia urungkan takut Rayyan marah padanya. Sakit rasanya mengetahui laki-laki yang dia cintai ternyata sudah memiliki kekasih.

Keduanya langsung di persilahkan masuk ke rumah mewah tersebut.

"Leisyh jiitum hinna"( kenapa kalian datang kesini)" Tanya ayah Reem heran, seharusnya mereka menginap di hotel dua hari lagi sebelum pindah ke apartment Rayyan. Ya Rayyan membawa istrinya ke rumah mertuanya.

"Sa'aidu bintik lak ya ammi" (aku akan kembalikan putrimu padamu paman.)" Ujar Rayyan. Ini memang rencana Rayyan dia akan menikahi wanita pilihan ayahnya lalu menceraikan nya.

"Isyh taqsid?" (Apa maksud mu)" Ayah Reem mencoba menahan emosinya.

"Ana utliqhu Reem alhein" (aku mentalak Reem saat ini juga)" Rayyan sedikit bergetar. Reem yang mendengar itu langsung menangis dan segera berlari ke kamarnya.

"Hal anta majnun ya Rayyan" (apa kamu sudah gila Rayyan)" Ujar ayah Reem.

"Anta fikir hadza jawaz la'ebah" (kamu pikir pernikahan ini main-main)" geram ayah Reem yang merasa di permainankan.

"La asta'tie alistimrar fi hadza jawaz ya ammi" (aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, paman)" Rayyan sudah menguatkan diri hari ini. Apapun yang terjadi nanti dia akan menerimanya.

"Leisyh qobilat hadza jawaz idza min awal inta ma abgo jawaz min binti" (kenapa kamu menerima pernikahan ini, jika sejak awal kamu tidak mau menikah dengan putriku)"

"La yumkini rafd 'awamir walidi" (aku tidak bisa menolak perintah ayahku)"

"Bes alhein qad haqaqat raghabath, wa sa'afeal ma uridu ana" (aku sudah memenuhi keinginannya. Dan sekarang aku akan melakukan apa yang ku mau)"

"Wa anta uridu talaq min binti?" (Dan kamu ingin bercerai dengan putriku)"

"Na'am " (iya)"

"Ukhruj min baeti" (keluar dari rumahku)" Ayah Reem sudah tidak bisa menahan amarahnya. "La tatawaqae' an taghfir min abuk" (jangan harap kamu akan mendapatkan ampun dari ayahmu)" Kemudian laki-laki seusia Riyadh itu meninggalkan Rayyan.

Apartment adalah tujuan Rayyan saat ini. Dia yakin ayah Reem akan memberitahu Riyadh apa yang ia lakukan hari ini. Dia akan mempersiapkan diri menghadapi amukan ayahnya. Rayyan yakin Riyadh akan menemuinya di apartmentnya.

"Aya tunggu aku. Jika masalah disini sudah selesai aku akan segera menemuimu"

Bersambung

Yang kangen Aya sabar ya, masih ada part Rayyan dua tahun lalu saat dia pulang ke negaranya.

Hari ini aku sibuk bgt jd telat update. Untuk Algis insha Allah besok kalo ga sibuk lagi.

3Juni 2021
THB



Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang