Chapter 22

3.9K 511 52
                                    


Noah sudah keluar dari rumah sakit tiga hari lalu. Setiap hari Rayyan datang menemui putranya setelah dia pulang kerja, Aya masih enggan menemui Rayyan. Tidak mau mendengar apapun yang menyangkut ayah putranya tersebut.

"Noah kenapa nangis?" Tanya Aya pada Noah sambil membersihkan airmata Noah di pipinya.

"Au babah " ujar Noah sambil terisak. Biasanya jam segini Rayyan datang dan membawanya keluar sebentar untuk jalan-jalan. Tapi hari ini, laki-laki ini belum datang.

"Mungkin babah Noah lagi sibuk ada kerjaan. Mandi yuk masa yang ulang tahun belum mandi. Nanti kita potong kuenya." Ya hari ini Noah ulang tahun yang ke dua. Dan malam ini Aya akan mengadakan pesta ulang tahun untuk anaknya. Sebenarnya Arkan yang menyuruhnya membuat pesta ulang tahun Noah, karena ini untuk pertama kalinya Noah ulang tahun bersama keluarga besarnya.

Akhirnya Noah menurut mau mandi. Walau tidak mengerti apa itu ulang tahun dia antusias saat Aya bilang nanti akan ada banyak orang datang kerumah. 

"Sudah siap semua," tanya Aya pada ibunya.

"Sudah. Noah mana" Tanya Mentari.

"Langsung lari begitu melihat Fahad (anak sepupu Aya).

"Kenapa tidak memakai baju dari bunda " Mentari memang menyuruh Aya memakai pakaian yang telah dia siapkan.

"Itu terlalu bagus bund, kek mau ke pesta besar aja" Pasalnya Mentari memberikan sebuah gaun pesta. Padahal acara nya cuma makan malam keluarga saja. Pikir Aya.

"Ini kan hari spesial Noah, jadi kamu juga harus berdandan lebih cantik" Aya bingung kenapa ibunya menyuruhnya dandan, padahal Aya sudah terbiasa berpenampilan seperti ini jika hanya berkumpul dengan keluarga besarnya.

"Iya iya Aya ganti baju." Aya lalu kembali naik ke kamarnya.

Sekitar pukul tujuh malam keluarga besar Aya sudah kumpul. Kita absen dulu Aldama Family yang hadir.
Indah yang sekerang berusia 67 tahun. Adam dan Maitha beserta ketiga anak gadisnya Asala, Arumi dan Athira. Asgar dan Ran serta anak mereka, Ansara sudah tinggal di luar negeri.
Amora dan suaminya Marvel, Ameera juga dengan suami dan putranya. Algis dan Aluna sedang berada di  Bandung. Aaron dan keluarga kecilnya. Tak lupa Athala juga hadir dengan keluarganya.

Dan dari keluarga besar Mentari ada Ayah Bundanya serta kedua adik Mentari beserta pasangan mereka. Kevin hadir sendiri di karena kan istrinya sedang sibuk.

Jadilah rumah Arkan sangat ramai.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aya terharu melihat Noah begitu senang malam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aya terharu melihat Noah begitu senang malam ini. Keluarga besar Aya menyempatkan hadir demi Noah. Noah sangat antusias melihat kue dan lilin. Setelah berdoa untuk Noah, Aya memotong kuenya.

"Selamat ulang tahun sayang " Aya mencium pipi anaknya. Di ikuti keluarganya yang lain.

Aya teringat malam di mana Noah lahir dua tahun lalu. Sungguh waktu itu dia hampir menyerah.

Flashback

Dua tahun lalu

Usia kandungan Aya memasuki bulan ke sembilan, dokter mengatakan  kemungkinan kurang dari seminggu lagi putrannya akan lahir. Aya memang sudah mengetahui bayi dalam kandungannya berjenis kelamin laki-laki.

Sore itu Aya sudah merasakan sakit di perutnya, dia pikir hanya sakit biasa. Karena dokter mengatakan Aya harus tenang jika merasakan sakit kemungkinan hanya kontraksi palsu, jadi Aya tahan hingga malam hari. Pukul satu dini hari dia tidak kuat lagi. Dia membangunkan sahabatnya Nitta yang memang sudah tinggal di rumah Aya sejak usia kandungan Aya delapan bulan. Dia takut Aya melahirkan tengah malam. Dan benar saja, malam ini sepertinya Aya akan melahirkan.

"Ya Allah Aya kamu ga apa-apa?" Nitta panik saat melihat air di telapak kaki Aya. Dia yakin itu air ketuban Aya yang sudah pecah.

"Sepertinya dia sudah mau lahir Nit." Aya meringis menahan sakit di perutnya.

"Bukannya kata dokter seminggu lagi"

"Ga tahu dia mau keluar sekarang."

"Ya udah kita ke puskesmas sekarang." Nitta lalu bersiap-siap mengantar Aya. Karena rumah sakit sangat jauh jadi mereka pergi ke puskesma yang lumayan dekat.

Bidan yang akan membantu Aya mengatakan pembukaan Aya sudah lengkap, jadi tak butuh lama bayi Aya lahir. Aya sempat pingsan setelah Noah keluar dan itu membuat Nitta sangat panik. Untung Aya cepat sadar dan dia baik-baik saja.

"Alhamdulillah Ay. Kamu dan baby selamat" ujar Nitta saat Aya membuka matanya.

"Mana anakku Nit," Nitta kemudian membawa bayi merah itu ke pangkuan Aya.

"Ganteng banget Ay. Besarnya pasti dia putih."

"Selamat datang jagoan bunda" Aya tak kuasa menahan airmata, di dekapnya erat buah hati yang baru saja ia lahirkan. "Noah Malik " Bayi itu tersenyum sepertinya menyukai nama yang di berikan sang bunda.

Flashback end

*****

"Kak Aya" Lubna menepuk pundak kakaknya.

"Ya ampun Lu ngagetin aja sih"

"Abisnya ngelamun mulu. Di cariin bunda tuh"

"Dimana" saat ini Aya sedang duduk di halaman belakang sambil melihat Noah bermain. Acara potong kue sudah selesai. Tadi Noah sempat nangis jadi Aya membawanya keluar.

Saat masuk kembali ke dalam rumah Aya melihat Rayyan baru datang.

"Maaf saya telat, tadi ada kerjaan" ujar Rayyan.

"Tidak masalah hanya kue ulang tahunnya sudah habis" canda Arkan. Kemudian mereka  pergi ke ruang tamu.
Arkan menyuruh Aya ikut ke ruang tamu dengan mereka, katanya ada hal yang ingin di bicarakan.

"Assalamualaikum, selamat malam semuanya" ujar Rayyan setelah mereka tiba di ruang tamu. Hanya orang-orang dewasa yang ikut berkumpul.

"Waalaikum salam" jawab mereka bersamaan.

"Maaf telat, tadi ada pekerjaan yang tidak bisa di tunda."

"Maksud kedatangan saya kali ini, ingin meminta kepada kalian semua terutama untuk Tuan Arkan dan Nyonya Mentari, agar mengizinkan saya menikahi Aya" kata Rayyan to the point membuat Aya membulatkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Apa katanya menikahi Aya?

"Kami menyerahkan keputusan pada Aya " kata Arkan di angguki yang lain.

"Yah" ujar Aya.

"Bagaimana Ay, apa kamu mau menikah dengan saya " Rayyan menatap Aya yang duduk di hadapannya.

Aya tidak langsung menjawab. Dia masih heran kenapa keluarganya menyetujui Rayyan menikah dengan nya.

"Aya" Mentari mengusap lengan putrinya lembut.

Aya menarik nafasnya.
"Saya tidak mau menikah denganmu pak Rayyan yang terhormat"

Bersambung

50 komen dobel up hari ini

1 Juli 2021
THB

Duda Araban jilid 2 (END) Where stories live. Discover now