Chapter 14

3.9K 450 17
                                    


Sore ini Aya akan pergi ke taman tak jauh dari rumah mereka, Aya Lubna dan Noah. Arkan dan Mentari sedang pergi keluar kota menghadiri pernikahan teman Arkan. Mungkin mereka akan kembali besok malam.

"Lu sudah siap," tanya Aya pada adiknya.

"Sudah ayo. Barang-barang Noah sudah ga ada yang ketinggalan kak" Padahal hanya main ke taman tapi mereka membawa banyak barang keperluan Noah.

"Iya nih" Aya menunjukkan sebuah tas yang biasa dia bawa saat keluar dengan putranya.

Hanya butuh waktu sepuluh menit mereka sampai di taman dengan berjalan kaki. Sejak tiba di taman Noah sudah berlarian kesana kemari bersama anak-anak seusia nya. Aya hanya mengikuti Noah dari belakang.

"Kak aku mau beli es cream ya" ujar Lubna. "Kakak mau ga?" Tanyanya, Aya menggeleng.

"Engga kamu aja, kakak lagi tidak ingin makan es cream." Dulu Aya pecinta es cream, tapi sejak melahirkan Noah dia jadi tidak begitu suka dengan es cream.

Tanpa Aya sadari sejak mereka keluar dari rumah sudah ada yang mengikuti mereka dari belakang. Sejak bertemu Aya di Mall waktu itu, dia sering mendatangi kediaman Arkan, tapi dia tidak berani menampakkan dirinya. Jadilah dia hanya mengintai dari kejauhan.

Hari ini dia bertekad akan memberanikan diri berbicara dengan Aya, dia tahu Arkan sedang di luar kota.

"Aya" ujarnya menghampiri Aya yang sedang duduk di bangku yang tersedia di taman sambil memperhatikan anaknya bermain.

"Saya mohon jangan pergi" saat Aya ingin bangun tapi dia menahan lengan Aya. "Saya ingin bicara dengan kamu" ujarnya dengan nada memohon.

"Tidak ada yang perlu di bicarakan" Aya mencoba setenang mungkin berbicara dengan ayah dari anakanya itu. Ya dia Rayyan yang mengikuti Aya.

"Banyak. Banyak yang harus kita bicarakan, Ay" Rayyan sungguh merindukan wanita di depannya ini.

"Mau bicara apa, hubungan kita sudah berakhir sejak kamu memutuskan menikah dengan wanita lain" ujar Aya tanpa menatap Rayyan.

"Hubungan kita belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Dia yang akan terus menghubungkan kita berdua" ujar Rayyan sambil menatap putranya. Kemudian Rayyan menghampiri Noah.

"Hei jagoan" Rayyan berjongkok di depan Noah yang sedang bermain. Noah yang merasa namanya di panggil langsung berdiri melihat siapa yang memanggilnya.

"Sedang main apa" Rayyan mencoba mengakrabkan diri dengan putranya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sedang main apa" Rayyan mencoba mengakrabkan diri dengan putranya. Matanya sudah berkaca-kaca, anak yang dia rindukan selama ini sekarang sudah besar tanpa dirinya di samping sang buah hati.

Rayyan kemudian menggendong Noah dan mencium seluruh wajah putranya. "Siapa nama kamu nak" Hatinya begitu sakit sampai nama sang anak pun dia tidak tahu. Ayah macam apa dirinya, Rayyan terus merutuki dirinya, dia merasa jadi laki-laki paling brengsek di dunia ini.

Aya yang melihat itu juga ikut terharu. Bulir airmatanya turun tanpa bisa ia cegah. Noah sepertinya sangat nyaman berada di dalam gendongan sang ayah.

"Siapa nama anak kita" Rayyan duduk di samping Aya dengan Noah yang masih di dalam gendongan nya.

"Noah Malik" ujar Aya singkat.

"Noah. Nama yang indah" Rayyan kembali mencium putranya.
Di belakang mereka ada Lubna yang sengaja tidak ingin menggangu ketiga orang itu.

"Pergilah kesinikan Noah," Aya tidak bisa dekat-dekat dengan laki-laki yang sudah menkhianatinya. Dia mengambil paksa Noah dari pangkuan Rayyan. Membuat Noah menangis.

"Aya saya mohon,biarkan saya menggendongnya" ujar Rayyan memelas.

"Urusi saja keluargamu, dan jangan pernah kau temui saya lagi" ujar Aya kemudian berdiri.

"Keluarga mana maksud kamu?" Rayyan lalu ikut berdiri, dia ingin mengambil Noah tapi dia tidak ingin Aya semakin membencinya. "Saya minta maaf karena kamu harus nunggu lama"

"Maaf kata kamu, ingat ya hubungan kita sudah berakhir sejak kamu memilih wanita lain jadi istrimu"

"Saya memang sudah menikah, tapi saya langsung...." sebelum Rayyan menyelesaikan kalimatnya Aya terlebih dahulu memotong nya.

"Maka dari itu urusi saja anak dan istri sah mu" Ujar Aya sambil menghapus airmatanya. "Aku sudah memutuskan menerima pertunangan dengan laki-laki pilihan ayahku" Akhirnya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Apa?" Rayyan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. " Kamu ga salah Ay"

"Apa yang salah. Apa aku harus menunggumu lebih lama lagi" Aya menatap Rayyan dengan penuh kekecewaan.

"Tapi Aya, saya masih mencintaimu"

"Saya tidak butuh cinta kamu" Aya mencoba pergi dari hadapan Rayyan. Untunglah Noah sudah berhenti menangis. Tapi Rayyan tiba-tiba memeluknya.

"Saya mohon jangan pergi," Aya berusaha melepaskan pelukan Rayyan.

"Lepaskan dia," seseorang datang menghampiri mereka bertiga.

"Leo" desis Aya.

"Lepaskan tunanganku"

Bersambung

Vote dulu sebelum ke part selanjutnya

18 Juni 2021
THB

Duda Araban jilid 2 (END) Where stories live. Discover now