Chapter 21

4.4K 494 28
                                    


Saat tiba di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Rayyan melangkah dengan cepat menuju rumah sakit tempat Noah di rawat. Kemarin Mentari menghubunginya dan mengatakan jika Noah masuk rumah sakit karena demam nya tidak turun-turun.
Dua bulan berlalu, selama dua bulan ini Rayyan hanya melihat Noah di layar ponselnya. Awalnya dia belum siap kembali ke tanah air lagi. Jika Noah tidak di rawat di rumah sakit, mungkin dia masih akan tinggal di negaranya dalam waktu yang masih lama, urusan pekerjaan dia serahkan pada asistennya.

Rayyan tidak tahu jika pertunangan Aya dan Leo batal. Arkan bilang biar dia mengetahui nya sendiri, dia ingin melihat bagaimana perjuangan nya mendapatkan Aya.
Begitupun dengan Aya dia masih berpikir jika Rayyan masih menjadi suami orang, dia tidak pernah membahas tentang Rayyan. Saat ini yang dia hanya fokus mengurus Noah, Aya tahu Rayyan sering menghubungi ibunya menanyakan keadaan Noah. Tapi dia enggan bertanya soal apapun tentang Rayyan.

Sore hari ruang rawat Noah sangat ramai, karena banyak sanak saudaranya yang menjenguk. Rayyan sengaja mununggu di luar dia belum masuk ke ruangan rawat anaknya.

"Rayyan kapan tiba di Indonesia? " Tanya Arkan  dia juga baru selesai kerja dan ingin melihat keadaan cucunya.

"Beberapa jam lalu om." Rayyan senang Arkan berubah padanya, mereka kadang sering bertukar pesan.

"Ayo masuk " ujar Arkan. Kemudian Rayyan mengikuti Arkan di belakangnya. Arkan mengisyaratkan kepada keluarganya untuk keluar sebentar. Setelah semua keluar ruangan tinggal lah mereka bertiga. Arkan menghampiri putranya, Noah sedang tidur dengan tangan masih di infus.

"Assalamualaikum jagoan" sapa Rayyan mencium kening Noah. Lalu duduk di bangku yang ada di samping brankar Noah. Baik Aya maupun Rayyan saat ini mereka sedang gugup, tak tahu harus berbuat apa.

"Bagaimana keadaannya" Tanya Rayyan

"Alhamdulillah, panasnya sudah turun" jawab Aya. Dia duduk tak jauh dari brankar Noah.

"Maafkan babah ya, karena lama tidak menemui mu" Rayyan mencium tangan mungil anaknya. Ini kali pertama dia melihat anaknya harus di rawat seperti ini. Mentari pernah bilang sebelum kembali ke Jakarta Noah sempat di rawat juga karena tipes.

"Cepat sembuh ya, nanti kita main bersama lagi" Rayyan hanya berbicara pada Noah untuk menghilangkan rasa gugup nya. Aya memperhatikan bagaimana Rayyan berbicara pada Noah, dia bersyukur Rayyan mau menerima Noah. Dulu Aya hanya takut Rayyan akan menolak kehadiran Noah.

"Kamu apa kabar Ay?" Rayyan memberanikan diri bertanya pada ibu dari anaknya itu.

"Baik. Kamu sendiri?"

"Terimakasih sudah menjenguk anakku "

"Aku juga baik. Noah itu anakku juga Aya kalau kamu lupa. Aku langsung pulang ke Indonesia mengetahui Noah masuk rumah sakit aku khawatir banget "

"Ya aku selalu ingat kalau kamu ayahnya Noah, bahkan janji-janji kamu juga aku mengingatnya" ujar Aya sinis. Rayyan tidak menjawab dia tidak ingin kembali bertengkar dengan Aya seperti terakhir kali mereka bertemu.

"Maaf. Saya mengkari janji saya"

Noah bangun saat Aya hendak membuka suaranya kembali dia langsung mendekati  Noah. Anak itu tersenyum saat membuka matanya milihat sang ayah di sampingnya.

"Apa kabar jagoannya babah" Noah merentangkan tangannya ingin di gendong Rayyan. Sebenarnya Noah merindukan ayahnya karena dua bulan mereka tidak bertemu, tapi dia tidak bisa mengungkapkannya akhirnya jatuh sakit. Ya walaupun mereka sering melakukan panggilan video call tapi beda rasanya. Rayyan hanya memeluk Noah karena dia masih di infus jadi tidak bisa menggendong nya.

"Cepat sembuh ya nanti kita beli mainan" Noah mengangguk dia langsung terlihat bugar.

"Dada mimi" kebiasan Noah kalau sakit susah makan, minum susu pun tidak mau.

Rayyan sedikit bergeser dari Noah, dia membiarkan Aya mendekati putra mereka. Pandangan Rayyan tak lepas dari jari Aya. 'Kenapa Aya tidak memakai cincin pertunangannya' Ingin bertanya tapi apa urusannya.

Aya menatap Rayyan menyuruhnya pergi karena dia mau menyusui Noah.

"Ada apa?" Tanya Rayyan polos dia tidak mengerti maksud Aya.

"Mungkin keluar sebentar" titah Aya.

"Kenapa?" Rayyan menaikan alisnya bingung.

"Masih tanya kenapa, Noah mau mimi" ujar Aya kesal, tidak mungkin dia menyusui Noah di depan laki-laki ini.

"Ohh.... maaf" Rayyan menggaruk tengkuknya  yang tak gatal.
Saat dia hendak pergi Noah memegang baju Rayyan agar tidak pergi.

"Babah keluar dulu ya. Kalau Noah sudah mimi_nya nanti babah kesini lagi" Anak itu mengerti. Karena dia sudah laper jadi dia membiarkan ayahnya keluar.

Saat keluar dari ruangan Noah, Rayyan melihat Leo sedang berbicara dengan Arkan. Tiba-tiba saja mood nya hilang melihat orang yang dia pikir akan menjadi suami Aya.

"Loh kenapa keluar," tanya Arkan pada Rayyan.

"Ohh.. Noah laper katanya" Arkan mengangguk mengerti.

"Oke om kalau begitu saya pamit dulu" Leo menjabat tangan Arkan. Kemudian menatap Rayyan. Seraya tersenyum dia menyapa Rayay. "Selamat ya bro." Ujar Leo menepuk pundak Rayyan.

"Salam buat Aya dan Noah ya om. Maaf saya buru-buru jadi ga bisa nemuin mereka" Ujar Leo lalu pergi meninggalkan mereka.

Rayyan masih tidak mengerti dengan Leo yang mengucapkan padnya 'selamat'. Seharunya kan dia yang mengucapkan selamat atas pertunangannya dengan Aya.

"Kenapa dia tidak masuk?" Tanya Rayyan

"Dia harus pergi. Leo datang cuma ingin berpamitan. Dia akan tinggal di luar negeri "

"Kok bisa. Terus Aya ikut dengannya " Jika Leo akan tinggal di luar negeri berarti Aya dan Noah juga ikut. Terus bagaimana dengan nasib nya yang harus jauh dengan putranya, Rayyan mulai panik.

"Tidak dia akan tetap di sini bersama Noah."

"Lalu pernikahan mereka bagaimana"

"Batal"

"Batal" Beo Rayyan. Jadi Aya batal menikah dengan laki-laki itu. Ya Tuhan Rayyan benar-benar bahagia sekarang.

Bersambung

Sampai jumpai minggu depan

25 Juni 2021
THB
__________________________

Yang blum mampir di cerita baruku, mampir yukCerita sepupu Aya yang bernama Ansara dengan paman Aya, Kevin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang blum mampir di cerita baruku, mampir yuk
Cerita sepupu Aya yang bernama Ansara dengan paman Aya, Kevin.

Salam sayang

Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang