Chapter 18

3.4K 418 10
                                    


Sesuai janjinya Rayyan mengantarkan Noah kembali ke rumah sebelum adzan maghrib. Setelah bangun tidur siang tadi Rayyan yang memandikan anaknya sendiri, menyuapi makan dan menyiapkan kebutuhan Noah yang lainnya. Walau ini pertama kalinya mengurus anak-anak tapi  Rayyan terlihat sangat cekatan dalam hal ini di tambah Noah anak yang penurut.

Sejak masuk ke halaman rumah Arkan, Noah tidak mau turun. Seperti dia masih ingin bermain dengan sang ayah.
Mentari mempersilahkan Rayyan masuk, Noah masih berada di dalam gendongan ayahnya, anak itu tidak mau lepas dari Rayyan.

"Noah sama oma yuk " Mentari mencoba menggendong cucunya, tapi Noah bocah itu malah memeluk ayahnya erat. Seolah tahu bahwa mereka akan berpisah cukup lama.

"Sama oma ya, babah harus kerja dulu biar dapat duit banyak untuk beli mainan Noah" ujar Rayyan, sebenarnya dia juga tidak ingin berpisah dari sang buah hati.

"Ainan anyak " ujar Noah dengan suara gaya anak kecilnya.

"Iya Noah ingin mainan apa?" Tanya Rayyan. Dia senang di usianya yang belum genap dua tahun, Noah sudah bisa mengucapkan berbagai kata.

"Mobil "

"Oke nanti kita beli mobil, sekarang babah pergi dulu ya," lalu Rayyan menurunkan Noah dari pangkuannya. Sejak tadi Rayyan mencari keberadaan Aya, sepertinya Aya memang tidak ingin bertemu dengannya.

"Mungkin saya akan pergi meninggalkan Indonesia cukup lama, tapi saya akan menghubungi anda untuk menanyakan kabar Noah." Kata Rayyan pada Mentari. Dari dulu hanya Mentari yang mau mendengarkan nya.

"Iya hati-hati. Kamu tenang saja."

"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih Nyonya. Mulai sekarang saya juga akan memberikan nafkah buat Noah. Nanti kirimkan nomor rekening anda" Rayyan memang sudah berniat akan ikut menafkahi Noah juga. "Saya mohon jangan menolaknya" kata Rayyan saat Mentari hendak berbicara.

"Baiklah nanti saya akan berbicara dengan suami saya"

"Terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu" pamit Rayyan sebelum pergi dia kembali mencium wajah anaknya. " Babah pergi dulu ya jangan nakal" ujarnya pada Noah.

"Baaayy" Noah melambaikan tangannya pada Rayyan. Yang ada di pikirannya sang ayah pergi untuk bekerja mencari uang yang banyak untuk membelikannya mainan.

Setelah Rayyan pergi Aya turun dari kamarnya, sejak Rayyan masuk ke dalam rumah dia langsung mengunci dirinya di kamar, dia tidak ingin bertemu dengan ayah Noah itu.

"Assalamualaikum ganteng" Aya mendekati Noah dan Mentari yang sedang duduk di ruang TV.

"Wangi banget, Noah udah mandi" Aya mencium rambut anaknya. Tubuh Noah wangi khas Rayyan, dia masih hapal bau ini.

"Udah" Noah langsung berhambur kedalam pelukan ibunya. Sungguh dia juga rindu dengan sang bunda karena dari pagi menghabiskan waktu dengan ayahnya.

"Siapa yang mandiin, mbak?" Noah menggeleng.

"Babah ndiin Nunu"

"Babah yang mandiin" Noah mengangguk. Aya tak menyangka tapi mungkin Rayyan terbiasa memandikan anaknya yang lain jadi tidak heran dia memandikan Noah juga.

"Tadi Noah main sama siapa?"

"Amad" Noah ingat nama sepupu nya yang di panggil Hamudy itu.

"Apa Noah akrab dengan saudara tiri nya " batin Aya. "Secepat itu"

"Noah udah makan"

"Udah"

"Sama apa?" Aya benar-benar ingin tahu apa yang anaknya lakukan di sana.

"Ikan Da"

"Oh sama ikan. Pinter banget sih anak bunda" Aya kembali mencium pipi putranya.

"Babah, pelgi ja li ainan Nunu" Aya sempat bingung dengan ucapan Noah.

"Babah nya pergi kerja buat beliin mainan dia." Ujar Mentari. "Tadi Rayyan pamit sama bunda, dia akan kembali ke negaranya mungkin akan tinggal cukup lama  di sana."

"Iya juga bilang akan memberikan Noah nafkah, dia minta nomor rekening, Bunda sempat menolaknya tapi dia maksa"

"Itu terserah dia, aku tidak mintanya memberikan nafkah untuk Noah. Ya kalau dia mau ngasih itu hak dia"
Mungkin dia dan Rayyan akan tetap berhubungan sampai kapan pun karena ada Noah di antara mereka. Tapi mereka akan hidup dengan urusan dan pasangan masing-masing.  Itu yang ada di benak Aya, dia akan membawa Rayyan jika menyangkut Noah saja.

"Assalamualaikum " Arkan baru pulang.

"Waalaikum salam " ujar Mentari dan Aya.

"Opa" Noah langsung berlari menyambut kedatangan kakeknya.

"Ganteng nya opa udah wangi ya" Kebiasan Arkan sekarang saat  pulang kerja di sambut cucu laki-lakinya.

"Gimana persiapan buat besok" Tanya Arkan lalu duduk di samping istrinya.

"Alhamdulillah sudah selesai semua, semoga besok acaranya berjalan lancar" ujar Mentari.
Arkan menatap putrinya, dia tahu Aya tidak menginginkan pertunangan ini. Tapi dia tidak bisa membatalkan pertunangan ini sepihak. Dia dan ayah Leo sudah berteman baik sejak dulu. Dia tidak ingin merusak pertemanannya.

"Apa kamu bahagia nak" Aya tidak pernah menunjukkan kesedihannya di depan Arkan sejak dia memutuskan menerima pertunangan ini.

"Aya bahagia asal ayah bahagia, Aya tidak ingin mengecewakan ayah lagi.  Aya yakin laki-laki yang ayah jodohkan dengan Aya pasti laki-laki terbaik yang ayah kenal. Jangan khawatir Aya baik-baik saja kok." Ujar Aya tersenyum. Walau hatinya menangis tapi dia tidak ingin membuat Arkan kecewa.

"Sini. Maafkan ayah ya" Aya kemudian memeluk ayahnya. "Ayah sayang banget sama kamu"

"Aya juga sayang banget sama ayah"

Bersambung

23 Juni 2021
THB

Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang