Chapter 4

5.5K 532 54
                                    

~ Selamat Membaca ~

"Yubah khalas, tawaqof" (ayah sudah hentikan)" teriak Ra'ad putra ke empat Riyadh. Dia langsung memisahkan Riyadh dari sang kakak yang sudah babak belur. Ya walau usia Riyadh sudah tidak muda lagi tapi tenaganya masih sangat kuat.

"La talmesh" (jangan sentuh dia)" teriak Riyadh pada istrinya saat Nuni hendak membantu Rayyan. Tapi Nuni tidak menghiraukan Riyadh. Dia membantu Rayyan duduk di sofa. Ibu mana yang tega melihat anaknya babak belur. Rayyan pernah bilang padanya kalau setelah menikahi Reem, dia akan segera menceraikannya. Nuni bilang nanti nunggu waktu yang pas. Tapi Rayyan tidak menuruti perintah ibunya. Dia menceraikan istrinya sehari setelah mereka menikah.

Setelah ayah Reem menghubungi dan menceritakan semua yang di lakukan Rayyan pada putrinya, Riyadh sangat murka dan langsung pergi ke apartment putra sulungnya. Dia tahu Rayyan ada di sini. Benar saja Rayyan ada di apartment nya. Riyadh melarang Nuni ikut dengannya, tapi Nuni tidak tinggal diam dia dan putra ke empatnya mengikuti Riyadh ke apartment Rayyan.

Bagi Riyadh mudah masuk ke apartment Rayyan karena gedung ini miliknya. Dia masuk menggunakan kunci cadangan. Saat masuk dia langsung memberi Rayyan bogeman.

Saat ini Rayyan sudah tidak berdaya, jika ibu dan adiknya tidak datang mungkin Rayyan sudah masuk UGD akibat pukulan yang Riyadh berikan padanya. Rayyan sama sekali tidak melawan. Dia sudah memperkirakan ini akan terjadi, kena amukan sang ayah.

"Anta wa Reem lan yutalaqan" (kamu dan Reem tidak akan bercerai)" ujar Riyadh emosi di dadanya masih memburu. Ayah Reem bilang kalau putrinya tidak mau bercerai dengan Rayyan.

"Lakini khalas talaqtuh" (tapi aku sudah menceraikannya)" kata Rayyan lirih menahan sakit di seluruh wajah tampan nya.

"Hal kulluh hadza khutatik" (apa ini semua rencanamu)" Rayyan mengangguk. "Lakin Leisyh?" (Tapi kenapa)"

"Gultik min awal ma abgo hadza jawaz" (aku sudah bilang padamu, aku tidak menginginkan pernikahan ini)" plakkkkk. Riyadh kembali menampar Rayyan.

"Leisyh?" (Kenapa)" Riyadh kembali menarik kerah leher Rayyan.

"Habibi, stop" (sayang. Stop)" Nuni mencoba melepaskan cengkraman Riyadh pada putra mereka.

"Leisyh tudafie' anh" (kenapa membela dia)" Kalau tidak ada istrinya mungkin Riyadh kembali melayangkan bogemannya.

"Ayyu nawae' min alnisa ja'ealatik hakadza?" (wanita seperti apa yang membuatmu seperti ini)" Riyadh yakin wanita ini telah meracuni pikiran putra nya. Sebab selama ini Rayyan anak penurut termasuk saat menerima pertunangan dengan Reem, Rayyan sama sekali tidak bilang apa-apa. "Ana muta'akid inu hiya li gayir ra'yik" ( aku yakin dia yang telah merubah pikiranmu)"

"Tadhakar, hinak fi nisa la yarghabn 'ila fii nuqudik" (ingat, ada wanita yang hanya menginginkan uang mu saja)" Riyadh takut wanita itu hanya memanfaatkan Rayyan saja.

"Aya mo wahidah min hunn" (Aya bukan bagian dari para wanita itu)" Rayyan mendongakkan kepalanya menatap Riyadh yang masih menatapnya setajam belati. " Ani uhibuha" (aku mencintai nya)" baru kali ini Rayyan merasa takut kehilangan.

"Tharwati la tuqoran bii tharwah 'aeilatih" (kekayaanku tidak seberapa di banding kekayaan keluarga nya)" Rayyan menghembuskan nafasnya. "Nuhibu ba'dhuna 'an ba'adh" (kami saling mencintai )" Ujar Rayyan. " Hiya min 'aeilah ganiah, idza kana hadza ma takhsyah" (Dia dari keluarga kaya raya, jika itu yang di takutkan)" Sebenarnya Riyadh tidak mempermasalahkan status, mau kaya atau miskin.

Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang