Chapter 8

4.8K 561 24
                                    

Selamat membaca ❤

"Bagaimana keadaan putri saya dok" Arkan langsung membawa Aya ke UGD saat dia pingsan di taman rumah sakit tadi.

"Sepertinya dia kelelahan dan kurang tidur. Tapi tidak perlu khawatir, dia hanya butuh istirahat " ujar Dokter yang menangani Aya. Dia baru saya selesai memasang infus pada Aya.

"Terimakasih dok. Dan saya ingin putri saya segera di bawa keruang rawat biasa" Dokter mengangguk. Dia tahu Arkan juga seorang dokter. Tak lama kemudian Aya di pindahkan ke ruang rawat VIP di rumah sakit ini. Arkan ingin yang terbaik untuk putrinya. Yang jadi pertanyaan Arkan sedang apa Aya di rumah sakit.

Sudah satu jam Aya belum bangun juga, Arkan sudah menghubungi Mentari kalau dia masih ada kerjaan disini, tapi dia belum bilang bahwa dia sudah bertemu Aya.

"Loh bu Aya kenapa? Dari tadi di cariin, putranya  nangis mencari dia" ujar salah satu perawat yang kebetulan kenal Aya sebagai ibu pasien di rumah sakit ini.

"Anda kenal putri saya, sister?" Tanya Arkan penasaran.

"Iya anaknya pasien di rumah sakit ini juga. Dari tadi dia terus menangis mencari ibunya" ujar suster. Dia memang perawat di ruangan anak-anak, dia kesini ingin mengambil sesuatu dari temannya.

"Dimana ruangan nya sus, saya ingin melihatnya"

"Mari ikut saya pak" lalu Arkan berjalan di belakang perawat itu.

Saat tiba di ruangan rawat anak hati Arkan terasa sakit, membayangkan Aya selama ini berjuang sendirian untuk dirinya dan anaknya, pasti sangat sulit hamil tanpa di dampingi suami harus bekerja juga. Tatapan Arkan tak lepas dari seorang anak laki-laki yang sedang menangis, dia terus memperhatikan wajah anak itu. Dan Arkan yakin kalau dia cucunya karena wajahnya perpaduan Aya dan laki-laki yang sudah merusak putrinya.

"Noah sayang udah dong nangisnya. Bentar lagi bunda pasti datang " Nitta mencoba menenangkan Noah, saat bangun tidur tidak menemukan ibunya Noah langsung menangis.

"Permisi bu," Nitta menoleh pada suster.

"Iya sus. Sudah bertemu dengan teman saya," Nitta begitu panik Aya belum kembali juga, dan Noah terus menangis mencari ibunya, Nitta tidak tahu harus bagaimana lagi menenangkan Noah. Karena mungkin bocah itu sedang sakit jadi hanya ingin bersama ibunya.

"Bu Aya sedang di rawat juga, dia sakit"

"Sakit... sakit apa" Nitta semakin panik.

"Dia hanya butuh istirahat "

"Ya Allah Ay. Kenapa semua jadi begini" Airmata Nitta tak terbendung lagi. Kenapa harus temannya yang menderita seperti ini.

"Permisi" suara bariton Arkan mengalihkan perhatian Nitta.

"Maaf anda siapa ya" Tanya Nitta, laki-laki ini sepertinya tidak asing baginya.

"Saya... Saya ayah kandung Aya" ujar Arkan membuat Nitta menganga.

"Bagaimana bisa" Nitta mulia ketakutan, dia tahu   semua tentang Aya. Nitta langsung memeluk Noah, dia tidak ingin Arkan menyakiti keponakannya. Saat melihat Arkan, Noah langsung berhenti menangis tapi sekarang kembali menangis saat Nitta memeluknya erat bahkan Nitta menutup wajah Noah.

"Hey Nona kau membuatnya kembali menangis" Arkan menatap tajam pada wanita di hadapannya.

"Saya mohon tuan jangan sakiti Noah. Dia hidup Aya, dia segalanya bagi Aya." Nitta ikut menangis bersama Noah.

Duda Araban jilid 2 (END) Where stories live. Discover now