Chapter 27 End

6K 435 51
                                    

Aya membuka matanya, dia merasakan seseorang memeluk pinggangnya erat, Aya sempat kaget, tapi begitu melihat wajah tampan sang suami ia tersenyum. Rasanya seperti mimpi saat ini Rayyan sudah resmi menjadi suaminya.

"Mau kemana?" Rayyan kembali menarik Aya dalam pelukannya.

"Aku mau mandi Mas, Noah pasti sudah bangun." Aya berusaha melepaskan pelukan Rayyan tapi laki-laki itu memeluknya sangat erat.

"Kamu manggil aku apa tadi?"

"Mas. Kamu ga suka?"

"Suka banget malah."

"Aku ingin seperti bunda manggil ayah dengan sebutan mas" Rayyan merasa seperti suami dari Indonesia asli.

"Aku suka panggilan itu," ujar Rayyan, tangan dan mulutnya bekerja pada setiap jengkal tubuh Aya.

"Noah pergi jalan-jalan bareng babah dan sepupunya. "

"Kapan?"

"Tadi pagi. Kamu tenang aja ibu pasti menjaganya dengan baik." Rayyan benar-benar mengunci tubuh Aya.

"Masss"

"Apa sayang. Aku menginginkan mu," goda Rayyan, sama seperti Aya, Rayyan juga masih tidak percaya wanita yang sangat ia cintai berada dalam dekapanmya sekarang.

###

Ketika Aya turun ke bawah ternyata Nuni dan Riyadh baru pulang. Noah yang sudah sangat rindu dengan ibunya langsung berlari menghampiri Aya.

"Anak bunda dari mana?" Aya mencium pipi Noah, membuat balita itu tertawa.

"Selamat pagi, Bu," sapa Aya pada ibu mertuanya.

"Pagi, sarapan dulu sana, biar Noah sama ibu." Noah langsung menggeleng dia tidak mau lepas dari sang bunda, seharian kemarin dia tidak bertemu ibunya.

"Ga apa-apa bu biar Noah sama Aya saja." di Villa ini hanya ada mereka, karena keluarga besar Rayyan menginap di Villa yang berbeda.

"Rayyan belum bangun."

"Aku di sini Bu," ujar Rayyan yang sudah rapi memakai baju santai nya.
Noah langsung ingin di gendong ayahnya saat melihat Rayyan turun.

"Mas aku siapin sarapan dulu ya," kata Aya.

"Mas?" goda Riyadh, sejak tadi dia hanya diam memperhatikan istri, menantu dan cucunya.

"Itu panggilan dari Aya buat ku." ujar Rayyan bangga. Kenapa bangga? Tidak tahu Rayyan suka aja Aya memanggilnya Mas sangat seksi di dengarnya.

"Kalian dari mana?"

"Biasa jalan-jalan tadi kami ke villa keluarga Aldama." Rayyan hanya ber-O-ria.

Rayyan dan Aya akan berada di puncak mungkin sampai seminggu kedepan. Setelah itu Rayyan akan langsung membawa keluarganya kecilnya pindah ke rumah baru mereka.

###

Dua bulan berlalu. Hari-hari Rayyan begitu indah setelah memperistri wanita yang sangat ia cintai, di tambah kehadiran buah hati mereka yang semakin hari tingkah nya semakin menggemaskan.
Noah sangat dekat dengan ayahnya kadang tidak mau di tinggal kerja, sehingga Rayyan sering membawanya ke kantor jadilah kantor Rayyan seperti playgroup. Mungkin tahun depan mereka akan memasukkan Noah ke TK.

"Apa kabar sayang?" Rayyan baru pulang kerja, langsung menghampiri istrinya yang sedang duduk di gazebo rumah mereka. Aya sedang menemani Noah bermain hari ini bocah berusia dua tahun itu tidak ikut ayahnya.

"Mas mau sesuatu?" kebiasan Aya bertanya apa yang di inginkan suaminya, setiap Rayyan pulang kerja.

"Enggak. Nanti aja." Rayyan memeluk Aya dari belakang,

"Sudah siap semua barang-barang yang akan di bawa besok?"

"Sudah semua, tapi aku kok deg-degan ya, aku takut keluarga besar kamu disana tidak menerimaku," ujar Aya.
"Mereka baik kok. Jangan takut, kalo pun ada yang tidak suka biarain aja. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk menyukai kita." Posisi seperti inilah yang Rayyan sukai. Memeluk Aya dan menaruh dagunya di atas pundak sang istri sesekali Rayyan mencium nya.

"Iya mas kata ibu juga gitu. Ibu juga sudah menceritakan bagaimana ibu dan babah di awal-awal pernikahan mereka". (Ceritanya orang tua Rayyan ada di Duda Araban jilid 1).

Besok mereka akan pergi ke Arab ke negara ayah Rayyan. Di sana Riyadh akan menyiapkan acara resepsi pernikahan untuk mereka. Setelah itu mereka akan bulan madu ke Dubai Uni Emirates Arab.

"Babah!" Noah menghampiri ayahnya.

"Tangannya kotor Sayang, cuci tangan dulu yuk," ujar Aya lembut. Rayyan merasa sangat beruntung Aya menjadi ibu anak-anaknya, Aya wanita yang lembut kalau Noah melakukan kesalahan dia akan memberitahu nya dengan lemah lembut tanpa kekerasan.

"Ayo kita cuci tangan." Rayyan langsung menggendong anaknya.

"Mas baju kamu nanti kotor." mereka bertiga berjalan masuk ke dalam rumah.

"Tidak apa-apa sayang. Sebentar lagi Noah akan beranjak dewasa, mungkin nanti dia tidak mau lagi di gendong, jadi mumpung dia masih kecil saya ingin terus menggendongnya, iya 'kan sayangnya bunda dan babah?" Rayyan mencium wajahnya putranya bertubi-tubi membuat Noah tertawa karena kegelian.

×××

"Noah sudah tidur?" Rayyan naik ke atas ranjang di mana anak dan istrinya berada. Sampai saat ini Noah masih minum ASI kalau malam. Jika siang hari Aya membiasakan Noah agar tidak minta ASI, dia memberinya susu kemasan dan berhasil membuat Noah tidak meminum susu ibunya kalau siang hari.

"Sudah." Aya membenarkan posisi tidur Noah.

"Giliran babah," bisik Rayyn langsung berbaring di belakang Aya.

"Ga tau kenapa aku semakin cinta sama kamu Maryam Aldama." Aya membalikkan tubuhnya menghadap sang suami.

"Aku juga." Aya lalu mencium bibir tipis Rayyan.

"Mulai yuk, udah ga sabar nunggu adiknya Noah hadir di sini," ujar Rayyan sambil mengusap lembut perut istrinya.

"Maafkan aku ya, dulu waktu hamil Noah aku ga ada di samping kamu."

"Sudahlah, itu semua sudah berlalu, yang penting sekarang kita sudah bersama"

"Jangan tinggalkan aku lagi," Rayyan membelai wajah istrinya.

"Aku ga akan pernah pergi dari kamu, jika bukan kamu sendiri yang memintaku per...." Rayyan langsung membungkam mulut Aya dengan bibirnya.

"Itu tidak akan pernah terjadi sayang, aku sangat mencintaimu, rasanya lebih baik aku mati jika kita berpisah lagi. Kamu nafasku, jantung hatiku, separuh jiwa ku, mana mungkin aku menyuruhmu pergi."

"Aku percaya sama kamu mas." Rayyan kemudian mengubah posisi mereka. Kini Aya berada di bawahnya.

"Maafkan babah Noah, sekarang giliran babah yang di manja sama bunda." Rayyan mulai bermain di area gunung kembar istrinya.

"Pelan-pelan mas, takut Noah bangun." Rayyan hanya bergeming, tanpa menghentikan aktivitasnya.

Setelah keduanya mencapai puncak kenikmatan, mereka bersiap-siap untuk tidur.

"I love you bunda." Rayyan memeluk istrinya.

"I love you too babah," ujar Aya sebelum menutup matanya.

Mereka tidur bertiga di ranjang king size itu, dengan Aya yang tidur di tengah antara putra dan suaminya.

'Semoga Tuhan selalu memberkahi rumah tangga kita'
Rayyan tahu menikah dengan Aya bukanlah akhir perjalanan hidupnya, masih banyak rintangan yang akan mereka lalui di masa yang akan datang.

Selesai

Alhamdulillah terimakasih yang sudah mengikuti cerita Aya, terimakasih untuk vote dan komen nya

Duda Araban jilid 2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang