Chapter 9

4.8K 555 37
                                    

~ Selamat Membaca ~


Hari ini Arkan akan menyusul istrinya ke Singapura terlebih dahulu, tentunya bersama Aya dan Noah. Awalnya Aya masih tidak ingin kembali , tapi Arkan memohon dengan sangat agar Aya mau kembali pulang ke rumah. Mereka sudah memaafkan semua kesalahan Aya. Demi pertumbuhan Noah juga. Mereka akan memberikan yang terbaik untuk Noah. Tidak ada yang menyinggung tentang Rayyan, baik Aya maupun Arkan, mereka sama sekali tidak membahas ayah kandung Noah itu.

"Bu saya pamit ya, terimakasih banyak selama ini ibu sudah membantu saya dan Noah" Aya memeluk wanita yang sudah membantunya selama dua tahun ini.

"Ibu tidak bisa melarang kamu pergi dari sini. Tapi  ibu selalu berdoa semoga kamu bahagia di mana pun kalian berada" ujar Ibu Deny.

"Jangan lupakan kami ya"

"Itu pasti bu, sampai kapan pun saya akan selalu ingat semua kebaikan ibu"

"Nit, aku pamit ya" Sejak mengetahui Aya akan kembali çya menangis.

"Aku sama siapa Ay, kalau kamu pergi" Aya kemudian memeluk sahabatnya.

"Kejar cintamu ya" bisik Aya. Dia tahu kalau Nitta menyukai Deny.

"Apaan sih. Tapi kamu jangan lupain kita ya. Sering-sering main ke sini oke"

"Itu pasti. Kalau ada waktu aku akan mengunjungi kalian." Lalu pandangan Aya beralih pada Deny.

"Saya pamit" ujar Aya. Laki-laki itu hanya tersenyum.

"Hati-hati di jalan Ay"

"Noah. Dadah." Nitta melambaikan tangannya pada Noah. Bocah laki-laki itu sejak bertemu Arkan tidak ingin jauh dari opanya. Seperti sekarang dia tidak ingin turun dari gendongan Arkan.

"Bye tante" Noah tetap diam, dia malah ingin cepat-cepat pergi naik mobil.

Mereka akan pergi ke bandara kemudian pergi ke Singapura menyusul Mentari. Arkan sudah menghubungi istrinya dia akan datang hari ini. Arkan masih belum memberitahu siapa-siapa bahwa Aya sudah bersamanya, biar jadi kejutan.

Sebelum maghrib waktu Singapura Arkan dan Aya sudah ada di bandara Changi International Singapore. Raihan yang menjemput mereka.

"Assalamualaikum kak Rai" Antara percaya dan tidak, sejak tadi Raihan terus menatap wanita yang berjalan dengan Arkan.

"Aya....." seru Raihan kemudian memeluk adik angkatnya.

"Ya Allah Ay. Ini beneran kamu kan"

"Iya kak"

"Apa kabar Yah" Raihan mencium tangan Arkan.

"Baik. Alhamdulillah "

"Dan ini" Raihan menunjuk Noah yang sedang tidur di stroller.

"Dia anakku kak."

"Ya ampun sudah besar ya, pasti bunda senang banget kamu pulang, ayo sudah di tunggu di rumah." Kemudian mereka berempat meninggalkan bandara. Butuh waktu satu jam mereka tiba di kawasan  perumahan mewah. Dimana Raihan dan istrinya tinggal.

"Assalamualaikum semuanya selamat malam" Ujar Raihan sambil menggendong Noah yang baru bangun tidur. Arkan membantu Aya membawa barang-barang nya.

"Waalaikum salam, itu anak siapa kak" ujar Mentari lalu menghampiri Raihan.

"Ini cucu bunda" Mentari memperhatikan wajah Noah, sepertinya tidak asing lagi baginya.

"Aya.." lirih Mentari, dia mengusap wajah Noah.

"Bunda" Aya langsung lari menghampiri wanita yang telah melahirkannya kedunia ini. "Bunda, maafin aya" Mentari terus menciumi wajah putrinya.

"Ya Allah Aya. Kamu kemana saja sayang. Kenapa ninggalin bunda"

"Maafin Aya" bukan hanya Aya dan Mentari yang menangis tapi Arkan dan Raihan pun ikut menitikkan airmata mereka. Arkan langsung membawa istri dan putrinya kedalam pelukannya.

"Kenapa kamu ga bilang mas kalau sudah bertemu Aya" Mentari memukul dada suaminya.

"Kejutan" ujar Arkan.

"Aya"

"Kak Aya" ujar Melati dan Lubna bersamaan. Lalu kedua wanita itu ikut bergabung dengan ayah dan bunda mereka.

"Kak El, Lulu " jadilah mereka seperti teletubies yang saling berpelukan.

"Kamu kemana saja Ay. Kakak kangen banget sama kamu" ujar Melati.

"Aku juga kangen kalian. Maafin aku" Mereka berlima masih berpelukan sampai suara tangis Noah membuyarkan mereka.

"Dia keponakan kakak Ay" Melati langsung menghampiri suami dan keponakannya.

"Sini sama mamah yuk " ujar Melati tapi Noah malah menangis.

"Duhh.. cucu oma kenapa nangis" Mentari langsung  menggendong cucu laki-lakinya. Saat ini Arkan dan Mentari sudah mempunyai dua orang cucu. Satu cucu perempuan dan satu cucu laki-laki.

"Ayo kita makan malam dulu" ujar Raihan. Makan malam memang sudah siap dari tadi. Dan malam ini kebahagiaan mereka kembali, setelah dua tahun mereka menyimpan duka atas kepergian Aya.

Satu minggu mereka menghabiskan waktu di Singapura. Hari ini mereka akan kembali ke Jakarta, keluarga besar di Jakarta sudah di beritahu tentang kepulangan Aya. Mereka sudah tidak sabar bertemu Aya dan Noah.

*****

Rayyan baru saja mengantar adik keempatnya Bayan ke Singapura. Katanya Bayan sedang ngidam ingin makan di salah satu restoran seafood di Singapura. Suami Bayan sudah kembali ke Dubai karena banyak pekerjaan. Dia akan menjemput Bayan sebulan lagi. Saat ini Bayan sudah mempunyai seorang anak laki-laki seusia Noah, dan dia kembali mengandung  anak keduanya yang berusia sepuluh minggu.

Mereka hanya menginap satu malam di Singapura.  Saat ini Rayyan dan adiknya sudah berada di Bandara Changi untuk kembali ke Indonesia. Jika di lihat memang mereka berdua seperti sepasang suami istri yang  bahagia.

Tak jauh dari mereka rupanya Aya melihat kebersamaan laki-laki yang masih dia cintai itu dengan wanita lain. Memang Aya tidak begitu  ingat dengan wajah adik-adik Rayyan.

'Ternyata kamu sudah bahagia ya,' batin Aya saat melihat Rayyan menggendong keponakannya dan terus bercanda dengannya. Di samping Rayyan terlihat Bayan menggenggam tangan kakaknya.

'Mungkin aku tidak akan pernah mengenalkan mu pada Noah, aku tidak akan mengganggu kebahagiaan kalian.' Ujar Aya saat melihat Rayyan pergi menggandeng tangan adiknya.

Bersambung

Typo bertebaran

11 Juni 2021
THB

Duda Araban jilid 2 (END) Место, где живут истории. Откройте их для себя