8 : Rumah sakit

32K 2.3K 66
                                    

Bodoh yang sebenarnya adalah saat mengenal cinta.

• • •

“Pulang malam, layani berapa orang lo?”

Ck! Itu suara Rafina, dia menoleh ke sumber suara lalu mendekati, melayangkan tamparan kepada Rafina. Neneknya yang melihat itu langsung menarik tangan Cilla dan langsung menampar gadis itu.

Plak!

Plak!

“BERANINYA KAMU MENAMPAR CUCU SAYA? KENAPA KAMU MENAMPARNYA, HAH?! KAMU TERSINGGUNG? BENAR KAN?”

Plak!

Plak!

Cilla mendapat tamparan lagi, membuat Johan, Renata, Audi—ayah Rafina dan Celin—ibu Rafina—datang ke arah ruang tamu. Renata terkejut melihat itu.

“Sakit, Nek!” Pekik Cilla. “Nggak cukup untuk hinaannya kemarin, Nek? Kenapa harus main tangan juga? Letak kesalahan Cilla dimana? Menampar Rafina ya! Ya! Kenapa emangnya, Cilla nggan terima di tuduh seperti itu!”

Neneknya hendak melayangkan tamparan lagi namun suara Renata membuat beliau urung untuk menampar Cilla lagi.

“Ibu, biar aku yang menangani ini,” kata Renata.

Renata menarik pergelangan tangan Cilla, membawa Cilla ke kamarnya dan mendorong Cilla untuk masuk ke dalam kamar mandi. Wanita itu menyiram Cilla berkali-kali sampai Cilla menggigil kedinginan.

“Ma, apa salah Cia?” tanya Cilla.

“Kenapa Cilla harus seperti ini sih?”

“Mama nggak sayang Cilla ya?”

“Tidak!” Bentak Renata. “Kalau sudah tahu, kenapa kamu bertanya?! Saya malu, Cilla! Kamu itu tak sebanding dengan Silla!”

Damn it, Silla lagi!

Renata keluar dari kamar mandi lalu keluar dari kamar milik Cilla dan menutup pintu kamar Cilla. Cilla menangis lagi, kenapa dia lemah seperti ini? Badannya merosot kebawah, punggungnya bersandar di tembok.

“Ma, Silla mau boneka beruang ini, boleh?” tanya Silla saat sedang berada di Mall.

Cilla ikut menimbrung. “Aku juga mau.”

“Nggak, kata Papa kamu nggak boleh beli itu. Kamu main punyaku aja,” kata Silla, lalu anak itu menggandeng tangan Johan. Johan langsung mengangkat tubuh Silla ke dalam gendongannya.

Cilla mendongak. “Kenapa nggak boleh?”

“Nggak tahu!” jawab Silla. “Kamu cuma boleh main sama mainan dari aku!”

Renata mendekati keluarga kecilnya setelah membayar mainan yang dimau oleh Silla. Dia berjongkok dan memegang lengan Cilla. “Cia main mainan milik Silla yang udah nggak kepakai aja ya..”

Mendengarnya Cilla patuh dan langsung mengangguk. “Iya, Mama. Cia mau.”

••

ValcanoWhere stories live. Discover now