36 : Bujukan

23K 1.6K 155
                                    

Mengingat masa lalu? Seharusnya itu tidak dilakukan, namun memorinya selalu muncul.

•••

“Kenapa lo bisa pacaran sama Avines?”

Cilla menatap sinis Valcano. “Kepo.”

“Iya, gue pernasaran,” kata Valcano lirih.

“Ya pacaran,” jawab Cilla malas. Tangan gadis menulis materi.

Apa kalian tahu? Valcano saat ini mengikuti jam pelajaran di kelas Cilla. Bu Ira, guru mapel bahasa Indonesia sampai bingung karena alasan Valcano mau belajar disini. Gimana tidak bingung kalau alasannya : “Kelas saya kebanjiran bu.” namun Bu Ira tak gampang dibodohi, dia tidak memperbolehkan, tapi Valcano tetap ngotot kalau kelasnya kebanjiran.

“Kepo dong, ceritain.”

“Ogah, emang lo siapa gue.”

“Hehe, mantan lo,” jawab Valcano nyengir bajing. “Nyesek uy.”

“Val, diem. Gue lagi konsentrasi buat dengerin penjelasannya Bu Ira,” ucap Cilla.

“Masa cogan kayak gue dianggurin.”

Cilla berdecak kesal. “Keluar sana gih, lo disini ganggu plus jadi beban.”

“Nyesek, Cil. Gak boong.”

Cilla menghela nafas pelan, dia bingung dengan kelakuan Valcano seharian ini. Mereka berdua lengket, padahal Cilla sudah berkali-kali memarahinya namun tidak mempan.

Tiba-tiba, kepala Valcano mendusel di lehernya, membuat Cilla menndorong lelaki itu agar menjauh darinya. “Ish! Jauh-jauh, nanti lo dimarahi sama Avines.”

“Gampang, gue marahi balik,” jawab Valcano sambil meletakkan kepalanya di pundak Cilla.

“Val, dilihatin Bu Ira mampus gue.”

“Biarin kan orangnya nggak tahu kalau gue lagi kangen sama muridnya,” rengek Valcano.

Valcano nih apa-apaan sih?, batin Cilla. Gemas sendiri rasanya melihat tingkah Valcano yang berubah.

“Ish, minggir Val. Jauh-jauh sana sama gue,” usir Cilla.

“YANG DI BELAKANG MOHON JANGAN RAME SENDIRI.”

•••

Cilla buru-buru keluar dari kelasnya karena Avines sudah menunggunya untuk mengantarkannya pulang. Keluar dari gerbang, dia berjalan ke dekat telefon umum, dimana Avines dan motornya ada disana.

“Kenapa bolos?” Tanya Cilla.

“Kan masih sakit,” jawab Avines.

“Terus kok jemput?”

“Gabut dirumah. Mama lagi pergi sama Ayah,” kata Avines sambil menyalakan motornya.

Cilla naik ke atas motor Avines. “Pergi kemana?”

“Biasa, kayak nggak tahu aja.”

Cilla nyengir. “Iya yak. Tahu kok.”

Avines melajukan motornya dengan kecepatan sedang, tidak mau ambil resiko jika sampai kenapa-kenapa dengan Cilla. Namun, siapa duga jika dibelakangnya ada motor Valcano yang mengikuti mereka.

ValcanoWhere stories live. Discover now