34 : Hancur

35K 2K 159
                                    

Mengulangi kesalahan = membaca novel dua kali—

•••

“Kasih kesempatan kedua buat Valcano.”

Cilla menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca. “Aku nggak mau, Avines..”

Valcano diam, sebenci itukah Cilla kepada dirinya sekarang? Valcano rasa Cilla sekarang semakin dingin kepada dirinya karena gadis itu sudah memiliki kekasih.

“Lo benci banget sama gue, Cil?” Tanya Valcano.

“Berkali-kali gue bilang ke lo kalau gue udah kecewa banget sama lo. Gue udah nggak respect sama lo, Val.”

“Jangan bohongi dirimu sendiri, Cilla,” sahut Avines.

“Avines!” Mata Cilla melebar.

Avines memegang pipi Cilla, mengusapnya dengan halus. “Omongan bisa bohong, tapi mata kamu nggak bisa bohong,” ucapnya.

Valcano melepas infusnya dengan kasar, dengan langkahnya yang tertatih-tatih, dia mendekati mereka berdua.

“Gue tahu lo pasti bohong kan, Cil.” Valcano hendak meraih tangan Cilla. Namun, gadis itu langsung pindah tempat di belakang Avines.

“Gue nggak bohong.”

Cilla malas berdebat dengan Valcano. Karena ujung-ujungnya itu sama dan membuat ini semakin rumit. Cilla ingin membuang Valcano jauh-jauh dari hidupnya dan mengganti Avines sebagai orang yang duduk di tahta hatinya.

“Gue bukan Cilla yang dulu, Val. Yang mudah luluh sama omongan lo.” Bentak Cilla.

“Cilla, ini dirumah sakit,” tegur Avines. “Nggak boleh berisik.”

“Aku nggak peduli, Vin! Kalau perlu, semua orang harus tau kelakuannya.”

“Cillanera.” Kali ini Avines benar-benar memperingatkan Cilla dengan suara tinggi.

“Lo boleh benci gue, Cil. Tapi, lo harus tahu alasan gue.”

Cilla menggeleng, muak sudah dirinya. Ternyata menerima ajakan Avines itu salah, seharusnya dia meminta Avines untuk mengantarkannya pulang saja dari pada terjebak disituasi seperti ini.

“Bunda udah bilang sama gue, semuanya! Tapi maaf, gue udah terlanjur jatuh, terluka, Val.” Air mata Cilla mulai jatuh. “Lo nggak ada saat gue butuh! Lo kasih gue luka! Lo—ah.”

Cilla tak sanggup untuk mengingat luka-lukanya saat bersama Valcano dulu. Lawan bicaranya pun hanya mampu menunduk dengan wajah penuh penyesalan.

••

Cilla masuk ke sebuah kafe lalu duduk di meja yang sudah ada orangnya, dia adalah Marwah.

“Cilla apa kabar?” Tanya Marwah.

“Baik, Bunda.” Jawab Cilla senang. “Bunda sama Om Rion gimana kabarnya?”

“Baik,” jawab Rion. “Kamu nggak tanya kabar Valcano?”

Cilla diam tak menjawab. Marwah tersenyum lalu memegang tangan Cilla. “Bunda tahu kamu sama Valcano udah selesai. Bunda tahu, sayang.”

“Bunda.. Cilla nggak betah lagi sama sikapnya,” ucap Cilla jujur.

Marwah mengangguk. “Iya, Bunda tahu.”

“Cilla capek banget, Bun..”

“Maafin kelakuan anak Bunda.”

ValcanoWhere stories live. Discover now