23 : Luka

36.8K 2.3K 222
                                    

“Masa depan gue itu lo, Cil.” —Valcano

•••

“Apa kabar?”

Badan Cilla menegang melihatnya, lelaki yang sudah hampir dua hari ini tidak ada kabar kini berdiri di depan rumahnya.

“Baik..” Jawab Cilla, pelan.

Valcano tersenyum tulus, dia langsung mengangkat handphonenya sesaat, memberi kode agar Cilla membuka handphonenya. Lalu setelahnya Valcano mengetikkan sesuatu.

Cilla yang paham langsung mengambil handphone miliknya lalu beranjak lagi ke balkon. Membuka aplikasi chat dan membuka room chatnya dengan Valcano.

Valcano

Luv u❤️

Pipi Cilla rasanya bersemu melihat pesan tersebut. Pesan singkat yang menurut mereka lebay itu adalah pesan tersweet bagi Cilla.

“Apa an sih!” Akhirnya Cilla bersuara.

Valcano terkekeh.

“Kayaknya gue nggak perlu kejar pendidikan buat masa depan.” Valcano merenggangkan otot-otot lehernya karena pegal, terlalu lama menatap ke atas.

Cilla mendelik. “Jangan gitu lah.”

“Masa depan gue itu lo, Cil.”

Sial. Cilla benar-benar malu mendengar gombalan pasaran milik Valcano. Kenapa Valcanonya jadi tengil.

“Jangan gombal,” kata Cilla.

Valcano terkekeh. “Gue pulang nih. Kalau udah boleh masuk sekolah, jangan lupa hubungi gue ya? Gue bakal jemput lo. Kali ini gue janji sama lo.”

“Aku butuh kamu buktikan!”

Valcano mengangguk dibawah sana sambil mengacungkan jempolnya. Cilla menarik senyumnya, dia hanya berharap semoga Valcano bisa menatapi ucapannya tadi.

•••

“Anakmu itu selalu membuat malu saja, Renata.”

Renata memijat pelipisnya mendengar ucapan Kakak Iparnya itu. Celin membalikkan halaman majalah yang selanjutnya. “Lihat dan dengar anakmu bicara.”

“Ah, Kak. Biarkan saja, aku rasa putriku masih tahu batasannya.”

“Kalau dibiarkan saja tidak akan bisa.”

Renata menutup majalahnya. “Kak, bertahun-tahun aku tidak menganggap keberadaan Cilla, buktinya dia gimana?Baik-baik saja kan?”

“Omongan tetangga akan merusak citra Johan.”

“Tetanggaku sepertinya tak ada waktu untuk mengurusi para tetangganya,” kata Renata. “Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka hingga tidak ada waktu untuk mengurusi orang lain.”

SAVAGEEEEEE

Celin merasa tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Renata. Perempuan itu beranjak dari duduknya lalu melenggang pergi. Renata hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kakak iparnya.

Renata memutuskan untuk menghampiri Cilla lagi. Menengok apa yang dia lakukan disana.

“Cia.”

ValcanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang