22 : Bertemu

34.2K 2.1K 107
                                    

Jangan lupa vote dan komen😤

~

Just okay, bukan selalu okay.

•••

"Cilla!"

Cilla tersentak kaget ketika mendengar suara Silla yang memanggilnya. Gadis itu langsung berdiri tegap.

"Ngapain lo di depan kamar Bibi?" Tanya Silla.

"Em.. Gue lewat tadi. Terus kesandung."

Silla menatap tidak suka ke arah Cilla. "Lo aneh ya," lanjutnya. Gadis itu menarik tangan Cilla. "Bagus ya lo, udah ambil kasih sayang Mama sama Papa! Seneng kan lo karena sekarang gue dicampakkan?"

"Kok lo ngomong gitu, lo kan udah kelebihan kasih sayang dari mereka," balas Cilla geram. Cilla bukan lagi anak yang diam saja jika diinjak-injak. "Lo iri ya?"

"Enggak!" Bantah Silla. "Gue nggak iri sama lo!"

"Terus, ngapain lo marah-marah sama gue, hah? Itu apa namanya kalau nggak iri," jawab Cilla.

"Gue nggak iri!" Jerit Silla.

"Sillanara! Cillanera!"

Kompak, keduanya menoleh ke asal suara. Dimana mereka melihat Renata yang sedang berdiri tak jauh dari tempat mereka berdebat tadi. Wanita itu mendekati dua anaknya.

"Kalian ngapain bertengkar disini? Ini sudah malam," kata Renata. Dia menatap Silla. "Sia bisa kecilkan suara kamu? Takutnya Nenek nanti terganggu."

Silla hanya mendengus sebal.

"Cia ngapain disini? Mama sudah suruh kamu tidur kan tadi, istirahat!" Tegasnya.

"Maaf, Ma," jawab Cilla.

Silla langsung pergi dari hadapan mereka, menuju ke kamarnya. Begitu juga dengan Cilla yang harus segera mengistirahatkan dirinya.

•••

"

Messa, udah jangan diem aja."

Messa tetap tidak berkutit mendengar penuturan Valcano. Dia hanya diam saja. Adit sampai kuwalahan untuk membujuk Messa agar mau bicara. Messa tampak merasa kehilangan Metta, Metta adalah ibu yang sempurna bagi Messa setelah kepergian Ibu kandungnya saat dia masih TK.

"Lo nggak mau makan, Mes? Kata Om Adit lo jarang makan, lo juga sering begadang," kata Valcano.

Valcano melirik jam di tangannya, sudah pukul sembilan pagi. Sudah dua hari ini dia bolos sekolah karena harus menuruti ucapan Adit untuk membujuk Messa agar bangkit dari keterpurukannya.

"Ayo makan, Mes."

"Nggak."

"Makan!" Tegas Valcano.

Messa melirik Valcano. "Gue nggak mau makan, Val!"

Valcano frustasi, tiga hari dia membujuk Messa dan berakhir sia-sia karena Messa yang begitu keras kepala. Bahkan dia sampai bingung harus bagaimana lagi caranya agar bisa membujuk Messa.

Kemarin Valcano sudah bicara dengan Adit, namun dia malah diancam jika nanti Adit akan memutuskan kontrak kerja dengan Ayahnya. Dan lagi-lagi itu membuat Valcano bimbang. Dia masih belum sempat bicara dengan Ayahnya tentang masalah ini.

ValcanoWhere stories live. Discover now