SESUATU TENTANG MU 2

1.9K 141 8
                                    

Al, akhir-akhir ini begitu banyak hal yang aku lalui. Kau tahu, aku bertemu lagi dengan kak Vero, kau masih ingat kan ?
rasanya seperti bertemu lagi denganmu. Kenangan saat kita ,masih bersama dulu membuatku sangat merindukan mu.

Datanglah dalam mimpi ku meski hanya sebentar.

*****************************************

" maaf aku terlambat." Anya mengatur nafasnya yang tersenggal.

hari ini Vero mengajaknya makan siang bersama di sebuah cafe yang memang tidak jauh dari butik tempatnya bekerja.

" heh, wajahmu memerah." vero mendengus melihat wajah Anya yg memerah karena kepanasan." cepatlah mau pesan apa?" ia memberikan buku menu pada Anya agar bisa memilih  makanan.

"oh, aku mau yang segar-segar." keluhnya.
Anya pun membaca setiap menu yang tertera disana, tanpa ia sadari sepasang mata yang sedari tadi terus memandangnya dengan senyum simpul.
" aku mau juss jeruk, dan pasta dan juga kentang goreng dengan saus pedass ." Anya tersenyum dan menyerahkan buku menu tadi pada pelayan.
" perasaanku saja atau cuaca hari ini memang panas ya ?" dinginnya ruangan yang ber Ac membuat nya merasa sedikit kepanasan, entah kenapa. Mungkin karena ia tadi berlari sambil panas-panasan dan tiba-tiba langsung masuk ke dalam ruangan yang ber AC.

" kenapa terlambat ?" Vero menyesap sedikit lemon tea nya." Jarak dari butik kesini dekat bukan ?" ia menyuapkan sepotong pie yg sudah ada di atas meja.

Anya pun mengambil sepotong roti kering  yang ada di meja, yang sudah pasti dia tahu siapa pemilik makanan itu. " ada sedikit masalah. jadi aku harus menyelesaikannya dulu." ia kembali memasukan potongan terakhir roti kering di tangannya.

"kau tahu ? ku pikir kau punya selera yang bagus." Anya menatap Vero dengan alis bertaut. " butik tempat mu bekerja. Apa kau tidang ingin punya butik sendiri ?"

Anya terlihat berfikir sebentar sebelum menjawabnya. " ya kau benar. Mungkin punya butik sendiri akan jauh lebih menyenangkan." vero tersenyum puas. " tapi tidak sekarang." seolah hanyut terbawa ombak senyuman itu hilang dengan cepat.

" kenapa ?"

Anya meminum jus jeruk yang baru saja tiba di hadapannya." ada banyak hal yang harus disiapkan untuk membuka butik." ia memakan sepotong kentang goreng lalu mmatanya terbelalak saat merasakan pedas didalam mulutnya." dan butuh modal yg besar juga." ia kembali memasukan sepotong kentang goreng lagi kedalam mulutnya.

Vero masih berfikir menatap Anya yang terlihat senang dengan makanannya. ia menyuapkan sesendok pasta ke dalam mulutnya dan sesekali akan menampilkan sebuah ekspresi wajah seperti sedang meneliti rasa apa yang ada di mulutnya. lalu ia akan menambahkan sambal dan kembali memasukan lagi pasta ke mulutnya.
cara makan yang ssama, ekspresi yang sama dan orang yang sama. Semua itu tidak akan pernah bisa ia lupakan. Meski waktu terus berganti, meski kini ia bukan Anya yang dulu. Tapi baginya, ia masih tetap Anya gadis manisnya.

" ekhem." Vero berdehem, dan membenarkan posisi duduknya, ia memalingkan wajahnya keluar jendela untuk meredam segala kenangan manis itu. " makanan sebanyak ini. apa akan masuk di tubuhmu yang kecil itu ?"

Anya melotot." kau pikir, karena tubuhku kecil jadi makan ku harus sedikit ?" tanyanya balik dengan mulut penuh makanan. Ia pun menelan makanannya dengan cepat. " memangnya kamu. badan saja yang besar tapi makan seperti bayi." ia memasukan kentang goreng kedalam mulutnya." gizinya mana cukup buat badan kamu yang besar begitu ?"

Vero terkekeh," ya kau benar. badan ku ini sudah besar, jadi aku tidak membutuhkan banyak makan untuk isi ulang tenagaku." ia tersenyum mengejek. " setidaknya aku tahu, jika tubuhku ini memiliki banyak gizi dan sehat." ia tersenyum puas melihat Anya yg mulai kesal.

" apa maksud mu ?"

" kau masih tidak tahu ?" Vero berpura-pura berpikir. ia menatap Anya dan mulai meneliti setiap inci tubuh Anya yang berbalut baju blouse dengan blazer, dan rok 7/8 yang sangat pas di tubuhnya." lihat, kau makan banyak tapi kenapa tubuh mu masih tetap kecil ?" ia menyeringai melihat Anya yang tidak bisa menjawab dan hanya diam memasang muka foker. Benar-benar membuatnya terhibur.
" Aku sarankan agar k-"

brak
"..." Anya menggebrak meja, sampai semua pengunjung cafe melihatnya. Tapi Anya tetap menatap Vero dengan wajah datar dan berpaling dari wajahnya. ia mengambil tasnya, mengeluarkan selembar uang, dan menyimpannya di meja dengan kasar." terima kasih karena mengundangku makan siang bersama." lalu ia pergi meninggalkan Vero yang masih syok dengan mulut terbuka.

"wow." hanya itu satu kata yang bisa ia keluarkan saat sudah sadar dari syoknya.

ia melihat Anya yang berjalan dengan cepat dan wajah garang, seperti akan berperang.

sudah sangat lama, saat terakhir kali ia seperti ini dengan Anya dan Aldo. Rasanya seperti mimpi jika kini Aldo sudah tiada. meninggalkan Anya sendiri menghadapi Alvin si gunung es. Pasti tidak akan mudah.

***


"Ver, kontrak dengan pak Davin sudah beres ?" Alvin bertanya saat ia memeriksa lembaran kertas laporan di tangannya.

Vero nampak cuek, duduk tenang dengan memainkan ponselnya. Sepertinya ia tidak fokus untuk membahas pekerjaan sekarang. "Em, sudah" begitulah dia menjawab.

Alvin melirik Vero yg masih fokus dengan ponselnya. 'Sepertinya sedang chat dengan seseorang' pikir Alvin. Dia pun melirik jam dinding yg terletak di samping ruangan, waktu menunjukan pukul 11.45 sebentar lagi jam makan siang. Tapi sepertinya Vero nampak tidak peduli, " kayaknya kamu gak bisa kompromi lagi." Vero melirik Alvin. " gimana kalau kita makan siang diluar ?" tawar Alvin.

Seolah tersadar, Vero melirik jam di pergelangan tangannya, sudah siang. Sebentar lagi jam makan siang. " kayaknya gak bisa, aku ada janji makan siang bareng temen." vero berdiri daan mengambil jaketnya.

" dengan siapa ? aku boleh ikut ?"

Vero tidak langsung menjawab, ia berfikir sebentar sebelum menolak Alvin." maaf, tapi gak bisa. Mungkin lain kali." ia pergi sebelum Alvin sempat bicara lagi.

Alvin merasakan ada yang aneh dengan Vero. Akhir-akhir ini Vero sering tersenyum sendiri saat memainkan ponselnya. Entah dia mengobrol dengan siapa ? yang jelas ada yang menyimpang dari sikapnya. " tidak biasanya di membuat janji pribadi seperti ini ?"  ucapnya pada diri sendiri. Tiba-tiba sebuah pikiran untuk membuntuti Vero melintas begitu saja dikepalanya, ia pun segera meraih jaketnya dan segera pergi menyusul Vero yang mungkin masih belum jauh.

Alvin menunggu dengan tenang di dalam mobilnya, ia tidak menyangka jika Vero akan makan siang ditempat seperti ini. Tempat ini hanya cafe kecil yang sepertinya kurang ramai, lagi pula tempat ini tidak jauh dari butik tempat Anya bekerja. ' oh, kenapa Alvin harus mengingat Anya disaat seperti ini  ?' tapi memang benar, kenapa dari sekian banyak tempat makan, kenapa Vero haruss memilih cafe kecil dekat tempat  kerja Anya ? tidak adakah tempat lain yang bisa dia kunjungi selain tempat ini?

sesaat, setelah pikiran itu melintas, Alvin melihat Anya berlari massuk ke dalam cafe. Karena posisi duduk Vero yang dekat dengan jendela, Alvin bisa melihat dengan jelas jika Anya dan Vero memang membuat janji makan siang di cafe ini. ' apa hubungan mereka semulus itu ?'
Kenyataan jika kini Anya dan Vero tengah makan siang bersama sedikit mencubit nuraninya, bukankaah hal bagus jika Vero berhasil mendekati Anya ?  apalagi jika sampai menjalin hubungan dengannya. Maka, peluang untuk menikahi Sela akan sangat besar ? Lalu kenapa ia merasa tidak senang melihat kedekatan mereka sekarang ?  terlebih lagi Vero yang juga tidak berterus terang saat dikantor tadi membuatnya sedikit kesal.

Larut dengan pemikirannya, tiba-tiba Anya keluar dengan wajah masam, ia berjalan sangat cepat tanpa menolehkan kepalanya kesisi manapum.
'ada apa dengannya?'
Dibelakangnya Vero juga keluar dengan wajah kusut, an dia mengejar Anya yang terus berjalan lurus.
' sepertinya mereka bertengkar?' tanpa disadarinya sebuah senyum simpul menghiasi wajahnya, nampak puass dengan adegan yang semakin mengecil di  haddapannya.

*****

TELAT UP MANTEMAN, MAAFKAN.

SEMOGA PUAS YA.  JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YANG MEMBANGUN. BIAR AKU SEMAKIN SEMANGAT BUAT UP.

SEE U

Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang