kamu dan dia

1.7K 117 4
                                    

Begitu banyak hal yg terjadi akhir-akhir ini. Belum satu tahun meninggalnya Aldo, Anya harus dihadapkan dengan Alvin.

Seingatnya, Alvin bukan tipe pria yg mau diatur. Apalagi di jodohkan.

Mungkin juga, wanita yg waktu itu bertemu di minimarket adalah pacarnya.
Atau lebih tepatnya, 'calon istrinya'.

Jika dilihat dari segi manapun, Alvin memang cukup mapan untuk menikah. Usianya juga sudah cukup. Apalagi yg membuatnya tidak menikah jika bukan dirinya ?

Tapi, bisa jadi bukan. Karena Miranda juga sangat menginginkan pernikahan nya dengan putra bungsunya itu.

Apa mungkin karena keinginan Miranda itu, jadi masalah untuknya mendapatkan restu dengan kekasihnya ?

Sudahlah, Anya merasa bodoh karena harus memikirkan pria gunung es itu. Jika di ingat lagi bagaimana judesnya dia, rasanya Anya ingin sekali mengubur hidup-hidup pria itu.

Namun, tiap kali melihat mata Alvin. Seperti ada sesuatu disana. Seperti suatu tempat kosong yg sangat sulit di jangkau.

Entah itu dihatinya, atau di dalam dirinya. Atau dia memiliki kepribadian ganda ?
Entahlah. Yg jelas sekarang Anya harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum sabtu besok . Karena mau tidak mau dia pasti harus pergi ke Bali dengan Alvin atas permintaan Miranda.

"An. Kamu beneran mau cuti ?" Tanya Rio dibelakangnya.

" ya."

" mendadak gini sih ? ribet deh." ya, jika Anya tidak ada semua pekerjaannya pasti akan ditangani oleh Rio, karena mereka satu divisi.

" bilang aja senang gak ada aku. Bukannya udah lama ya berharap aku cuti selama sebulan ?"

" seneng sih ..."
"...banget malah." lanjutnya yg dihadiahi pukulan dari map yg melayang kewajahnya.

***

Anya duduk santai dirumahnya yg sepi. Tidak ada suara apapun selain suara jangkrik yg mengalun dengan merdu.

malam yg dingin membuatnya semakin merasa sendiri, tidak ada satu orang pun yg lewat di depan rumahnya. Hanya dia dan segelas teh hangat yg berada di tangannya.

" An." seru seseorang di depan rumahnya. Dia membuka helmnya dan menampakan senyum seseorang yg beberapa hari ini selalu menemaninya.

" ngapain kakak disini ?" tanya Anya dari balik pagar rumahnya. Tanpa keinginan untuk membukakan pintu agar Vero masuk.

" di suruh masuk dulu aku nya napa ." keluhnya.

Anya tertawa mendengarnya. Kedatangan Vero membuat suasana menjadi hangat. Anya pun membukakan pintu pagar dan mempersilahkan agar Vero masuk dan memarkirkan motornya.

" mau teh ?" tawar Anya.

" Anget ya." Vero menerima teh dari Anya dan meminumnya sedikit." mantap."

" Kamu sendirian ? gak jalan bareng temen-temen kamu emang ?"

" gak." Anya menyesap tehnya sedikit." kakak sendiri gimana ? kenapa kesini ?"

" gak boleh ya ?" tanya nya sambil meminum tehnya kembali.

" gak juga. Aneh aja, cowo paling dicari kaya kakak, malah terdampar disini bareng janda."

" ya, kamu benar. dari sekian banyak tempat, kenapa malah rumah kamu yg ada di kepala aku ?"

"..."

Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang