keputusan (REVISI)

11K 478 3
                                    

Alvin berjalan perlahan. Ia merebahkan tubuhnya di atas sofa empuk di rumahnya.

Ya, kali ini ia pulang kerumahnya bersama dengan ibunya.

"Darimana saja kau ?" Miranda berdiri di atas tangga. Ia menatap Alvin seolah Alvin seorang tersangka.

Alvin hanya melirik sekilas, lalu kembali menutup matanya yg terasa berat.

" Jangan mulai Bu " peringat Alvin.

Miranda berjalan perlahan dan duduk dihadapan Alvin.
" Sebaiknya kau sering pulang kerumah ini. Tidak baik bagimu berkeluyuran kesana kemari dengan seorang wanita."

Alvin menatap Miranda." Memang nya kenapa ?! Aku kan belum menikah !" Tukasnya santai.

" Ya emang belum. Tapi sebentar lagi kau akan menikah."

" Sudah lah Bu. Jangan berdebat masalah menikah denganku."

Miranda berdiri hendak tinggalkan Alvin.

Lalu ia kembali memandang putranya yg kini menutup wajahnya dengan satu tangan.
" Aku harap kau bisa bahagia dengan Anya .. ."

Alvin segera membuka lengannya dan berdiri tegak di depan ibunya. " Apa maksud ibu ?"

Miranda hanya tersenyum santai dan pergi berlalu dari hadapannya.

Setengah mati Alvin berusaha mencerna kata-kata sang ibu yang terdengar mengerikan. Ia hanya menatap horor punggung sang ibu yg perlahan menghilang di balik pintu penghubung rumahnya.

*****

" Kau baik-baik saja ?!" Miranda menatap wajah sendu Anya dengan cemas. Terlihat gurat kecemasan yg begitu dalam di wajahnya.

Benarkah ia dan Aldo telah melakukan kesalahan pada Miranda ??? Wanita tua yg selalu membelai rambutnya yg tergerai indah.

Namun, kini rambut itu telah di potong pendek sebahu semenjak Aldo meninggal. Baginya, tidak akan ada lagi yg menyukai rambut panjangnya selain sang suami yg telah tiada.

" Aku baik-baik saja Bu. Ada apa ?!"

Miranda kembali mengukir senyum bahagianya tatkala ia mendengar jawaban Anya. " Aku sangat tidak sabar menunggu hari pernikahan kalian. Bagaimana bisa kau memutuskan ini semua.. apa Salma tahu ?!"

Anya hanya tersenyum. Lalu ia memeluk Miranda dengan sepenuh rasa rindu di dadanya. " Belum, tapi akan ku beri tahu jika keputusan memang sudah pasti ..." Anya mengurai pelukannya dan kembali menatap Miranda dengan wajah sendu.

Miranda tidak sabar ingin segera mendengar keputusan yg Anya putuskan.

Namun apalah daya jika Anya tidak juga meng iya kannya.

"Ya. Jujur saja ibu juga sedikit takut. Jika, mama mu akan menolaknya."

Apa yg dipikirkan Miranda memang sama dengan yg di pikirkannya. Salma sudah pasti akan menolak pernikahan konyol ini tanpa pikir panjang.

Tapi apalah daya. Dia juga merasakan hal yg takan bisa di rasakan oleh siapapun.

'Seandainya kamu ada disampingku Al.'

"Anya. Jangan terlalu berpikir keras. Santai saja, ibu juga tidak ingjn kamu memutuskan masalah ini secara terburu-buru. Ibu ingin kamu bahagia, dan Alvin juga bahagia." Miranda menatap harap pada mata Anya.

Anya memegang tangan Miranda dengan penuh keyakinan." Ya bu. Aku akan memutuskan yg terbaik untuk ku dan Alvin." Seulas senyum menghiasi keduanya. Mengakhiri sesi mengobrol yg membuat keduanya galau dengan pikiran masing-masing.

====================================
Di bagian ini banyak yg di rubah ya.

Maaf sekali buat kalian yg kurang nyaman sama perubahannya.

Karena lama hiatus, jadi banyak yg di rubah. Melalui banhak pertimbangan buat part-part selanjutnya.

Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang