mencoba bangkit (REVISI)

13K 476 13
                                    

Anya terdiam , meresapi berbagai ucapan marah dari sang mama.

Ya. Ia sudah mengatakannya tentang wasiat Aldo yg ingin ia menikah dengan Alvin.

Salma marah karena ia tak di beri tahu sebelumnya.

Bahkan ia terus mengoceh tentang harga diri nya di mata teman-temannya. Bahkan tak sedikit ia menyinggung tentang perlakuan Alvin padanya selama ini.

" Bagaimana bisa kau menyembunyikan hal sebesar ini Anya ??" Salma terduduk lemas karena terus mengoceh dan membentak-bentak Anya.

" Mom, please... Aku tau aku salah. Tapi sekali ini saja, aku mohon  jangan menyalahkan ibu."

" Bagaimana bisa aku tidak menyalahkan mereka?" Salma memotong ucapan Anya dan berbalik menghadap jendela." Dlu kau juga memintaku untuk melakukan hal yg sama. Dan lihat apa yg terjadi ??"

Anya hanya bisa terdiam, menatap sang ibu yg memang sudah jelas tidak akan mau memahami situasinya. Anya hanya bisa tertunduk menatap lantai dan kembali memutar memori ingatannya di masa lalu.

" Dengar. Aku tidak akan pernah sanggup melihat air matamu kembali terurai hanya karena laki-laki  bodoh yg tidak akan mencintai mu setulus hati. Tapi jika kau memang sudah punya pilihan, apa boleh buat. Aku hanya berharap kau tetap kuat. Menjadi putri kecil ku yg kuat dan ceria."

Salma memeluk Anya erat, ia tidak ingin melihat anak semata wayangnya kembali bersedih. Sudah cukup kejadian beberapa bulan lalu membuatnya ingin menampar dan menyiksa Miranda.

Kali ini tidak akan ada lagi Salma yg diam menyaksikan kesedihan Putri kecilnya kembali terluka.
" Jadi, Mom menyetujui keputusanku?? " Anya menatap harap pada sang ibu yg hanya terdiam dan menatapnya. Hingga ia melihat Salma menganggukan kepalanya, dan langsung memeluknya erat.

" Makasih mom. Aku tau momy orang yg baik .. Mony terhebat yg aku punya. Do'a in agar aku bahagia selalu. Momy tenang saja, aku gak ngasih jawaban apaun pada mereka. "

"Lalu jawaban apa yg kamu berikan ?"

"Aku tidak bisa menjawabnya mom. Aku tidak bisa mengeluarkan Aldo dari hatiku semudah itu. Biar waktu yg menentukan semuanya." Anya memberikan senyum terhangatnya untuk menenangkan Salma.

Dan itu berhasil membuat salma merasa sesikit tenang, meaki dalam hati ia sangat menghawatirkan Anya.

"Do'a momy akan selalu menyertaimu."

*****

Siang itu Salma pulang kembali ke Malaysia.

Dia tidak bisa menetap lebih lama lagi karena bisnisnyayg sedang berkembang.  Bukannya tidak rindu dengan Putri kecilnya, tapi mau bagaimana lagi.

Lagi pula Anya sudah dewasa, ia bisa menjaga dirinya sendiri. Salma hanya bisa menitipkan kepercayaannya pada putri semata wayangnya itu.

************

Setelah kepergian ibunya, Anya kembali termenung dalam kesendiriannya. Mencoba kembali menimang keputusan yg dia ambil, sangat konyol !!!
Itulah yg terlintas dipikiran Anya. Sama seperti yg Alvin katakan, semudah itu dia melupakan Aldo dan mencoba untuk bangkit dengan menjalani hari-hari biasa saja. Jika di pikir kembali, dia memang bodoh. Tapi dia tak bisa melihat raut sedih di wajah Miranda.

Sore itu ia memutuskan untuk berjala-jalan di sebuah mall sebentar. Hanya sekedar mengusir rasa penat dan lelah yg sedang dipikulnya .

Anya pun memasuki sebuah toko pakaian dan mulai melihat-lihat berbagai model pakaian disana. Ia pun melihat sebuah dress selutut yg terlihat sederhana.

Ia pun tersenyum dan melihat-lihat dress itu sambil melihat pantulan dirinya di cermin besar di dinding toko itu. " Sangat cantik." Anya terheran dan hanya menatap pantulan seorang laki-laki bersetelan kemeja dengan gaya kasual. Ia berdiri tidak jauh di belakangnya.

" Terima kasih." Anya kembali melihat pantulan tubuhnya di cermin.

" Bagaimana kalau kau coba saja dulu." Laki-laki itu kembali bersuara.

" Yah dari pada kau hanya melihatnya di sini, akan lebih baik jika di coba. Sepertinya itu cocok untuk mu." Ucap nya lagi.

Dan itu membuat Anya sedikit risih dengan orang asing yg terus memperhatikannya, tapi... Apa yg di katakan nya ada benarnya juga. Anya pun membawa dres itu kebilik untuk mengepasnya.

Dia melihat pantulan dirinya di cermin dan sedikit kagum. Karena dres iu sangat cocok pas di tubuhnya. Anya pun membuka nya lagi lalu keluar untuk membayarnya ke kasir.
" Bagaimana??" Betapa kagetnya dia saat pintu  kamar pas di buka,laki-laki asing itu ada disana. Tersenyum menatapnya.

" Sangat pas." Jawabnya singkat.

"Kalau begitu ayo ke kasir. Aku akan membayarnya untukmu." Laki-laki asing itu menarik tangan Anya ke kasir. Sebisa mungkin Anya meronta, tapi pegangannya cukup kuat namun tidak menimbulkan rasa sakit pada tangan anya.

" Maaf, bisa lepaskan tangan saya. Rasanya tidak enak di pandangan oleh orang-orang."

Laki-laki asing itu berhenti dan meliriknya. Dia tersenyum sangat manis hingga menimbulkan perasaan tak asing saat menatap wajahnya.

" Aku suka baju itu, terima kasih sudah mencobanya." Laki-laki asing itu menarik baju yg di genggam Anya, dan pergi meninggalkan Anya yg masih mematung menatapnya.

Wajah rupawan nan berbahaya itu, tidak salah lagi. Anya mengingatnya. "Vero..." Bisiknya.

Anya kembali menatap Vero yg sedang membayar di kasir, kemudian berbalik menatapnya dan kembali tersenyum, dan kembali menghampiri Anya yg masih berdiri di tempatnya tadi.
" Call me" bisiknya sambil menyelipkan sebuah kartu nama ke tangan Anya. Dan berlalu meninggalkannya.
====================================

Sebenernya pengend banyak. Tapi gak kuasa mata uda lelah. Merevisi banyak-banyak yg mungkin akan kurang di terima.

Tapi please jangan marah ya kakak, di part selanjutnya bakal up date di panjangin.

Makasih udah mau baca dan menunggu aku yg kemaren-kemaren hiatus menghilang entah kemana ? Ya kali aku lagi bertapa. Hahaha

See u next time.😄

Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang