Kenangan manis : Hwanharu (2).

1.9K 239 17
                                    

.
.
.
.
.

Seperti janjinya, junghwan mengajak haruto kesana kemari.

Mereka bersepeda, berjalan bergandengan tangan, tertawa juga tersenyum hingga kadang lupa waktu.

Kini berada di pantai, menikmati pemandangan menakjubkan.

Tidak tahu siapa yang memulai junghwan dan haruto memercikan air satu sama lain lalu berlari menghindar.

Haruto tertawa sangat senang saat junghwan menangkapnya, tidak memperdulikan sesak atau rasa pusing yang menyiksa.

Junghwan berbaring diikuti haruto dada mereka naik turun, mengontrol napas.

"Haru"

"Hm?"

"Lusa ya" Ucap junghwan.

"Iya, lusa olimpiadenya" Jawab haruto.

Jika kalian bertanya apakah ada oprasi yang bisa mengangkat penyakitnya? Jawabnya ada, tapi tetap saja resikonya besar sekali.

Junghwan tidak memaksa haruto mengambil oprasi itu, dia tahu haruto punya alasannya sendiri.

Pun dengan dokter byunggon yang sudah membujuk tapi tidak bisa menggoyahkan hati haruto.

Sungguh byunggon ingin haruto berjuang namun apa daya haruto sudah memutuskan untuk tak melakukan.

Haruto hanya ingin menikmati waktu yang tersisa.

Junghwan bangun menarik haruto berdiri "Ayo ganti baju"

Selesai ganti baju mereka berkeliling hingga hampir tengah malam.

"Yakin gak mau nginep lagi?" Tanya junghwan, pasalnya selama 1 bulan ini haruto menginap di rumahnya, bunda tidak protes malah sebaliknya dia senang sebab bunda tahu kenyataannya.

"Yakin banget" Jawab haruto.

"Yaudah aku pulang dulu" Pamit junghwan.

Entahlah mengapa mereka mengunakan aku-kamu bukan gue-lo seperti sebelumnya.

"Dadah!"

Begitu mobil junghwan menghilang di tikungan senyum haruto ikut menghilang.

Masuk dalam rumah yang tidak seperti rumah baginya. Sepi, sunyi, memuakkan.

Kedua orangtuanya sangat sibuk, dengan pekerjaan juga selingkuhan masing-masing.

Kenapa tidak bercerai saja? Itulah pertanyaan yang selalu memenuhi kepala haruto.

Haruto juga tidak memberitahu keadaannya pada orangtuanya, buat apa toh mereka tak akan perduli.

"Bodo amat deh" Ucap haruto.

.
.
.

Hari yang di tunggu akhirnya tiba, hari olimpiade.

Junghwan, doyoung dan jeongwoo mengikuti haruto dan yedam hingga ke tempat olim di adakan.

Harusnya tidak boleh tapi mereka memaksa hingga mengancam guru-guru.

"Harutooo semangatt!" Seru yedam.

"Iya, lo juga semangat" Balas haruto mengingat yedam akan melakukan ujian sesudah dirinya.

"Good luck buat kalian berdua" Ucap doyoung.

"Yaudah kita tunggu di sana" Kemudian jeongwoo, yedam juga doyoung pergi ke ruang tunggu.

Tiba-tiba haruto memeluk serta mengecup pipi junghwan.

"Wah udah berani ya" Ucap junghwan menggoda haruto.

"Ish apaan si"

"Hahaha, udah jangan ngambek"

"Siapa yang ngambek!"

Junghwan terkekeh kecil, mengelus pipi haruto "Kerjain sebisanya aja, aku gak mau kamu pusing"

"Iyaiya"

"Yaudah sana masuk, kamu harus siap-siap dulu"

Haruto mengangguk berjalan hingga pintu, berbalik menatap junghwan "Hwanie makasi ya, i love you!" Kembali masuk dan duduk di bangku yang sudah di sediakan.

Junghwan terdiam, menggeleng lalu berteriak agar haruto yang di dalam mendengar "I love you too haru!"

.
.
.

Nyatanya haruto mempersembahkan piala olimpiade sebagai hadiah terakhirnya, ia menghembuskan napas terakhir setelah selesai mengerjakan soal yang di ujikan.

Membuat semua heboh, bahkan yedam mengerjakan soal di iringi air mata, dia ingin ikut ke rumah sakit bersama yang lain tapi dia masih ada tanggung jawab disini.

Junghwan sempat dipukuli oleh ayah haruto, dia merasa harusnya junghwan memberi tahunya.

Tidak, junghwan tidak diam saja. Dia balas memukul.

Junghwan juga tidak tahu akan secepat ini yang bahkan baru berjalan 1 bulan lewat 2 hari.

Mereka hanya melampiaskan emosi masing-masing.

.
.
.

5 hari berlalu sejak kepergian haruto, junghwan kembali ke pantai bedanya kini dia hanya seorang diri.

Haruto pasti bahagia dapat menghabiskan sisa waktunya dengan baik.

Junghwan pun bahagia dapat membuat banyak memori manis untuk mereka berdua.

"Aku akan menjalani hidup dengan baik seperti permintaanmu"

"Aku cinta kamu watanabe haruto, senang bisa bersama walau hanya sebentar"

Junghwan tersenyum menatap langit orange kesukaan haruto "Aku juga senang menjadi cinta pertama dan terakhirmu"

.
.
.
.
.

Gak dapet feelnya ╥﹏╥, Mengkesel.
Btw ini keknya rada mirip sma yg asaharu ya.

Cerita : Haruto.Where stories live. Discover now