🐺🦋

2.7K 276 48
                                    

.
.
.
.
.

"ARGH PARK JEONGWOO!"

Jeongwoo yang tengah melamun seketika membalik badannya mendapati haruto yang sangat berantakan limbung ke depan.

Dalam hati haruto terus meminta maaf pada ayah, mama, bunda dan kakaknya, terlebih saat tubuhnya di gendong oleh salah satu pria yang mengejarnya.

Jeongwoo yang melihat masih mencerna situasi.

Saat sudah paham, jeongwoo maju menghajar mereka yang tubuhnya lebih besar dari dirinya.

Untungnya yang lain keluar rumah segera membantu jeongwoo melawan para pria kurang belaian hingga kabur ketakutan.

Jeongwoo menggendong haruto yang sudah pingsan masuk dalam rumah dan di baringkan pada kasurnya.

"Ada apa ini?" Tanya ibu jeongwoo, dia kaget mendengar seseorang meneriaki anaknya terlebih setelah itu terdengar suara baku hantam.

"Ya tuhan haruto!" Dengan panik ibu jeongwoo memeriksa luka luka di tubuh haruto.

Dia kenal dengan haruto. Bagaimana tidak, haruto sering sekali di suruh jeongwoo datang ke rumahnya untuk menjadi babu. Tapi yang ibu tahu haruto ini salah satu teman jeongwoo dan tujuan haruto ke rumah hanya untuk main.

"Kita bawa ke rumah sakit!" Ucap doyoung.

"Ngapain?" Bingung asahi.

Doyoung menunjukan benda di tangannya yang biasa di miliki orang penderita asma, ibu yang mengerti menyuruh jeongwoo menggendong haruto lagi dan di bawa ke rumah sakit.

.
.
.

Ibu menatap tajam semua anak remaja yang ada di ruangan haruto.

"Kalian ngebully haruto dengan alasan itu?"

"Memangnya haruto bisa milih terlahir dengan keadaan apa?"

Ibu mendekat ke arah jeongwoo tangannya menunjuk dada jeongwoo, "Kamu selalu seperti ini, membenci anak yang gak bersalah"

Jeongwoo menunduk, tau ibu ingin membawa masalah ini kemana.

"Kamu gak bisa nyalahin mereka, mereka gak salah. Semua anak itu suci jeongwoo"

"Haruto suci, dia gak salah. Sama seperti junghwan yang suci-"

"Gak! Mereka salah, karena kehadiran mereka sebuah keluarga bisa jadi hancur. Mereka gak pantes hidup! Mereka anak haram gak-"

Plak!

Geng jeongwoo ikut menunduk melihat ketuanya di tampar dengan sangat keras.

"Ibu kecewa sama kamu jeongwoo, siapa yang ngajarin kamu sampai jadi sejahat ini?"

Ibu menjauh lebih memilih duduk di dekat ranjang pasien haruto, "Udah larut. Kalian pulang, sekarang."

Jeongwoo keluar dengan mengacak rambut kesal.

.
.
.

Saat sampai rumah jeongwoo melewati ruangtamu, ia mendapati junghwan -adik satu bapak menangis dengan memeluk lututnya sendiri.

Junghwan itu anak hasil ketidak sengajaan bapak jeongwoo dengan sekretarisnya, tapi perempuan itu meninggal setelah melahirkan junghwan dan ibu jeongwoo malah dengan senang hati merawat junghwan.

Padahal jeongwoo melihat dengan jelas ibunya menangis saat bapak memberitahu pertama kali, mereka bahkan hampir berpisah. Jeongwoo yang usianya 10 tahun saat itu tentu mengerti.

Cerita : Haruto.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin