Menunggu : Jeongharu (Lokal).

3.2K 238 6
                                    

Park jeongwoo as pangeran jeovan.
Watanabe haruto as handaru arunika.

⚠⚠
.
.
.
.
.

"Hei pangeran jeovan!"

Sapaan suara sehangat mentari menarik atensinya.

"Hei handaru arunika!" Sapa jeovan balik melambaikan tangan pada sang  pria yang menyapanya tadi.

Handaru menelengkan kepala, "Sedang apa kau disini?"

"Aku? Aku sedang menanti kekasihku" Jawab jeovan.

"Woah siapa dia? Apakah aku mengenalnya?" Tanya handaru antusias.

"Kau mengenalnya dengan baik aru" Jeovan menyingkirkan helai rambut handaru yang menghalangi pandangan.

"Hahaha" Tawa handaru pada dramanya barusan.

"Jadi kekasih hatiku, sudah siap mengunjungi istanaku?"

"Tentu aku sudah siap jeo"

"Baiklah, ayo genggam tanganku menuju kereta mesin itu"

Handaru menolak, "Kita tidak bisa jeovan"

"Tak apa aru, disini hanya ada kau dan diriku saja" Ucap jeovan meyakinkan.

Handaru mengedarkan pandangan menatap sekeliling, jeovan benar hanya ada mereka disini, lantas ia menerima uluran tangan jeovan.

"Tanganmu hangat, aku suka"

"Aku juga suka kau" Balas jeovan seraya terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

Handaru tersenyum, ah jeovan dan mulut manisnya.

.
.
.

"Biar aku"

Jeovan membuka pintu mobil untuk handaru juga mempersilahkannya masuk terlebih dahulu ke dalam istana miliknya.

"Terima kasih, kau seperti namamu pangeran" Ucap handaru.

"Aku seperti ini hanya untukmu princess"

Handaru menggeleng membantah perkataan jeovan, "Prince bukan princess"

Jeovan mengedikkan bahu, "Salahkan dirimu, kenapa mempunyai wajah yang begitu cantik?"

"Menggodaku huh?" Handaru memutar bola mata, malas akan bualan jeovan.

"Ya, tapi mungkin kau benar aku salah memanggilmu"

"Maksudmu?" Tanya handaru bingung.

"Seharusnya queen bukan princess" Jelas jeovan lalu menarik tangan handaru duduk di sofa kamarnya.

Jeovan tinggal sendiri semenjak sang ibu meninggal dunia serta sang ayah yang pergi dengan keluarga baru. Jadi tidak akan ada yang bisa mengganggu mereka berdua.

"Mengapa begitu?" Handaru bertanya setelah mendapatkan posisi nyaman yang 3 tahun ini ia rindukan.

"Kau ratuku, calon ibu dari anak-anak kita" Jawab jeovan mencubit pelan hidung handaru.

Handaru langsung saja mendengus, "Imajinasimu berlebihan, aku mana bisa mengandung dan melahirkan, aku pria ingat?"

"Ingat dan kita bisa mengadopsi banyak anak bukan?"

"Hm kita bisa namun ku sarankan jangan terlalu banyak"

"Kenapa?"

"Sebab nanti ada seorang pangeran jeovan yang cemburu kasih sayangku terbagi"

"Kau benar"

"Aku selalu benar"

"Sesukamu, oh ya bagaimana bali?" Tanya jeovan begitu mengingat  alasan mereka berhubungan jarak jauh.

"Menyenangkan, disana aku mendapat banyak teman"

"Tetapi bandung lebih menyenangkan, sebab ada kau disisi ku" Ucap handaru mencoba membual.

"Eyy"

Handaru menjentikkan jari, "Oh benar juga"

"Hm?"

"Disana aku melihat banyak pasangan seperti kita sedang berlibur"

"Aku selalu heran. Mengapa mereka memilih bali untuk liburan? Maksudku, kau tahu bagaimana bencinya masyarakat pada kaum kita" Heran jeovan.

"Entahlah mungkin karena pemandangan bali yang begitu luar biasa"

"Bisa jadi"

"Bagaimana denganmu disini?"

"Buruk, aku menghabiskan waktu untuk merindukanmu sehingga beberapa tugas terlambat ku kerjakan"

Handaru menunduk, "Maaf aku jarang memberimu kabar"

"Tak apa, aku tahu kau sibuk" Ucap jeovan mengusap lengan handuru, tak ingin dia kembali merasa bersalah.

Keheningan perlahan merayap menyelimuti kedua insan yang tengah merengkuh satu sama lain mencari kenyamanan serta kehangatan.

"Aru" Panggil jeovan.

"Iya"

"Masih setia menunggu?"

"Aku selalu setia menunggu"

Lekukan senyum timbul pada wajah tampan jeovan, "Tunggu aku sukses dengan usahaku sendiri lalu kita bisa pergi ke luar negri membangun keluarga kecil yang bahagia"

"Kau juga harus menunggu jeo, tunggu aku memberikan hadiah terakhir untuk ayah dan ibu sebelum nanti mereka mengusir ku"

Jeovan melepas sekejap pelukannya lantas menunjuk pada dirinya sendiri, "Rumah baru untukmu sudah tersedia disini"

"Aku tahu itu jeovan"

Jeovan mengusakkan kepala pada tengkuk handaru, sesekali mengecup bahunya.

"Oh tuhan! Aku sangat mencintaimu handaru arunika!"

"Akupun begitu pangeran jeovan!"

Handaru tertawa dengan binar cantik melengkapinya, Astaga mengapa ratunya terlihat sangat menawan? Pikir jeovan.

"Aru bolehkah aku merasakan bibir manismu?"

"Aku milikmu jeovan, lakukan apa yang ingin kau lakukan"

.
.
.

Di masa depan pangeran jeovan dan handaru arunika menepati janjinya, mereka pergi ke benua merah, amerika, untuk tinggal serta menetap disana.

Mengadopsi sepasang putra dan putri menggemaskan, jeovan gembira dapat membangun keluarga yang sempat hilang dari dirinya.

Handaru lebih gembira. Sekarang dia akan mengejar kebahagiaannya tanpa perlu repot mendahulukan kebahagiaan orang lain, seperti dahulu.

Justin gemilang dan travya gemintang adalah sentuhan terakhir dalam kebahagiaan keluarga ini.

Sepertinya cukup sampai disini kisah pangeran jeovan dan handaru arunika.

Atau mungkin akan di lanjutkan? Entahlah tidak ada yang tahu mengenai hal itu.

Yang terpenting, selamat berbahagia semua!

.
.
.
.
.

Hbd jaejae! Telat banget, tapi gapapa deh, aku jg gk bisa bikin jaeruto soalna jaejae makin lama makin kiyut(T▽T), ndak sanggup nulis jae jd s word lagi but klo baca jaeruto karya orng laen aku masih bisa.
•Pembahasanna ada yang sensitif, jadi maaf kalo kalian gak nyaman.
•Judulna menunggu karena ada dua hal, satu karena jeovan nunggu handaru balik, dua mereka yang menunggu jeovan sukses serta handaru ngasih hadiah buat ortu.
•Akhiranna kurang ngena emang, gtw dah sebel sendiri jadina.

Cerita : Haruto.Where stories live. Discover now