04. HILANG

449 41 0
                                    

"LUKA beberapa tahun lalu kembali hadir dalam hidupnya. LUKA itu kembali hadir dengan sangat kejamnya."

~•~

Malam itu Renjun ditarik paksa oleh sosok lelaki yang beberapa saat lalu memukul Renjun dengan ganas nya. Renjun hanya diam dan tak ada penolakan saat lelaki itu membawanya pergi dari halaman rumahnya. Papa dan Mama Renjun sedang tidak ada di rumah. Apakah lelaki itu telah mengetahuinya? sehingga ia dengan berani dan entengnya membawa Renjun pergi.

Renjun dibawa ke tempat yang sangat sepi oleh lelaki itu. Ia menyeret keluar dengan mencengkram rambut Renjun dengan erat. Lelaki itu menjatuhkan dan memukul Renjun di setiap gerakannya.

Perut Renjun dipukul habis habisan hingga mengeluarkan banyak darah,sama seperti tempo hari. Lelaki itu tidak memikirkan kondisi Renjun,ia membenturkan kepala Renjun berkali-kali dengan keras ke mobilnya,darah dengan cepat bercucuran dari kepala Renjun.

Dia kembali memukuli tubuh Renjun yang sudah tergeletak di rumput-rumput. Lelaki itu membuat Renjun seperti mainan nya.

"A-pa salah gua kak? M-aafin gua" Renjun berkata dengan nafas yang sudah hilang satu persatu.

"Apa salah lo?? Maaf? Lo gila huh!!" Lelaki itu kembali memukuli Renjun. Menendang dan kembali membenturkan kepala Renjun ke mobilnya dengan sangat kasar. Tubuh Renjun sudah tak kuasa menahan sakit yang ia terima.

Saat terdengar suara mobil yang datang,lelaki itu bergegas pergi meninggalkan Renjun yang tergeletak lemas dan tak berdaya disana.

"Astagaa!!!!" Bapak itu berteriak saat melihat kondisi Renjun yang terbaring lemas dengan darah bercucuran dimana-mana.

"Nak? Bangun nak?!!!" Bapak itu berteriak histeris.

"S-akittt" Rintih Renjun dengan pelan.

"Kita kerumah sakit sekarang!! Bapak akan antar kamu,jadi jangan banyak gerak!" Bapak itu menggendong dan langsung membawa Renjun ke Rumah Sakit terdekat.

Renjun ditangani oleh dokter dengan cepat. Pihak Rumah Sakit ingin mengabari keluarga Renjun dengan secepatnya,tetapi Renjun belum juga sadarkan diri.

Tidak ada satupun identitas ataupun handphone yang ditemukan di baju Renjun,hanya kartu ATM disana. Ketika Renjun tersadar,kini tengah duduk seorang bapak-bapak disampingnya dengan tatapan khawatir.

"Kamu nggak papa nak?" Ucap bapak itu.

"B-aik pak. Makasih karna bapak sudah bantu saya" Ucap Renjun dengan wajah yang masih lesu.

"Pihak Rumah Sakit ingin menghubungi keluarga kamu nak" Ucap bapak itu dengan lembut.

Deggg

Deggg

Renjun sontak sangat kaget saat mendengarnya. Ia tak ingin keluarga dan para sahabatnya khawatir kepada Renjun. Ia tak ingin membebani semua orang dengan kondisi yang seperti ini.

"Nanti saya kabari pak,sekali lagi terimakasih" Ucap Renjun meyakinkan bapak itu.

"Baiklah,cepat sembuh nak. Kalau begitu saya balik dulu" Bapak itu langsung pergi meninggalkan Renjun yang tengah ternaring lemas di Ranjang pasien.

Renjun kembali menutup matanya,sakit di kepala dan sekujur tubuhnya berkali-kali lipat dibandingkan sebelum nya. Kepalanya terasa sangat sakitt akibat benturan keras yang ia alami,perutnya terasa sangat sakit dan nyeri,bahkan terasa seperti akan pecah.

Tak ada keluarga ataupun sahabat yang mengunjungi Renjun. Papa dan Mama nya sama sekali tidak tahu kalau putra bungsunya kini terbaring lemah di rumah sakit. Renjun meminta kepada pihak Rumah sakit untuk merahasiakan kejadian yang menimpanya,awalnya pihak Rumah sakit tak bersedia,tetapi karna paksaan Renjun mereka akhirnya menyetujui. Selama 3 hari Renjun terbaring lemas di Rumah sakit,dan akhirnya memilih untuk segera pulang dan beristirahat.

LUKA || HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang