20. HAL GILA

235 27 0
                                    

Renjun terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ribut dari lantai bawah. Ia meyakini jika itu adalah suara kedua orangtua nya. Ia tak yakin apa yang tengah terjadi,langkah kaki nya terhenti ketika mendengar kedua orangtua nya tengah beradu argumen di ruang tamu.

Matanya terasa panas menyaksikan kedua orangtua nya membicarakan masalah pekerjaan mereka. Renjun lah penyebab keduanya menjadi seperti itu. Renjun tak pernah membayangkan sekalipun hal ini akan terjadi,sungguh tak pernah.

Ah,kepalanya terasa sangat pusing. Dada Renjun kembali merasakan sakit itu kembali. Ia merintih kesakitan,berjalan dengan lesu menuju kamarnya,dan mengambil berbagai obat di dalam laci di samping ranjang nya.

Renjun menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh. Fikirannya terasa kacau,dada yang terasa sakit,dan permasalahan antara kedua orang tuanya. Ia tak yakin harus berbuat apa. Menenggelamkan diri menyelusuri dunia mimpi mungkin lebih baik.

~•~

Suasana pagi tampak sangat suram,raut wajah kedua orangtua Renjun menjelaskan bahwa keadaan tampak tak baik-baik saja. Meja makan hanya terisi oleh suara piring dan sendok yang beradu.

Renjun menahan rasa penasarannya. Ia yakin jika ini masalah yang rumit,dan tak bisa ia atasi. Renjun hanya menarik nafasnya dalam-dalam,membuang rasa takut dan cemas dalam dirinya. Orangtua nya sibuk dengan fikiran masing-masing.

Langkah kaki Renjun berhenti ketika papa nya membanting sendok makan dengan kasar. Ia sangat terkejut dengan tingkah papa nya yang sangat aneh. Ia menatap keduanya dengan tatapan sayu. Saat mendapat kode dari mamanya,Renjun kembali melangkahkan kaki untuk keluar rumah. Ia akan terlambat kesekolah jika menyaksikan perdebatan keduanya.

Fikiran Renjun tak focus saat pelajaran berlangsung. Fikirannya terbang melayang memikirkan masalah kedua orangtua nya. Jaemin dan Haechan pun tampak kebingungan melihat tingkah Renjun yang tak biasanya.

"Lo kenapa Njun?"
Tanya Jaemin sambil menatap Renjun dengan insten.

"Gak papa,gua capek aja Na!"
Ucapnya asal. Capek? Mungkin ia memang sudah lelah menghadapi semuanya.

"Kalau ada masalah,lo cerita aja sama kita-" Ucap Haechan sambil tersenyum ramah "Biar kita bisa bantu lo Njun!" Lanjutnya sambil menepuk pundak Renjun.

Renjun hanya tersenyum ramah menanggapi keduanya. Ia tak yakin jika harus menceritakan masalah ini kepada para sahabatnya. Sungguh tak mungkin.

Ah,sudahlah! Renjun terlalu lelah dengan semuanya. Otaknya tak mampu berfungsi dengan baik dalam sesaat.

"Renjun? Lo dipanggil pak Key! Ditunggu di perpus katanya"
Ucap Jihoon saat memasuki kelas membawa sekantong snack dengan entengnya.

Renjun segera menuju ke perpustakaan. Dia merasa malas untuk melangkahkan kaki,terasa sangat malas untuk bergerak sedikitpun dari kursinya.

Tatapannya terfocus ke mata coklat yang tampak tajam memandangnya. Ia yakin tak membuat kekacauan sama sekali. Kenapa tatapan itu begitu mengerikan?

Renjun tampak mengerutkan keningnya saat seseorang yang tengah dihadapannya, menghembuskan nafas kasar sambil memegang kepala dengan tangan sebagai tumpuan. Renjun semakin tak mengerti akan kondisi saat ini.

"Ada apa pak?"
Tanya Renjun membuyarkan segala rasa penasaran dalam dirinya.

"Maaf Renjun,sepertinya kamu akan melakukan beberapa kegiatan di SNU-" Pak Key tampak menggantung ucapannya "Saya harap kamu mengerti dengan kondisi saat ini. Senin,kalas 12 sudah harus mengikuti ujian jadi, mau tak mau kamu harus menggantikan mereka!" Lanjut pak Key dengan berat hati.

LUKA || HUANG RENJUNOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz