25. DERITA

264 31 2
                                    

Rumah Renjun terasa seperti biasanya,sangat hening dan sepi. Bibi Ven memang selalu datang setiap akhir pekan seperti yang dikatakan oleh mama Wendy. Ia datang untuk membereskan rumah,memasak,dan mencuci pakaian Renjun.

Renjun selalu menghabiskan masakan bibi Ven dan selalu memintanya untuk memasak lebih agar bisa ia makan keesokan harinya. Renjun sangat menyukai masakan bibi Ven,ia terlalu sering memakan makanan siap saji semenjak kedua orangtua nya pergi.

Masakan rumahan adalah masakan yang paling enak dan juga bagus untuk kesehatan. Kesehatan Renjun sering menurun,tak heran jika itu akibat dari pola makan dan juga kelelahan.

Renjun sering berselisih dengan kedua anak buah Guanlin,tetapi masih bisa melarikan diri dengan selamat. Hari beruntungnya.

Guanlin? Renjun tak pernah berjumpa dengannya. Mungkin saja lelaki itu tengah sibuk dengan study nya. Dan tak heran jika orang suruhannya selalu Renjun temui.

"Njun?!"
Panggil Jaemin sambil melambaikan tangannya ke arah Renjun.

"Humm?"

"Lo lesu amat sih! Gak sarapan tadi?"
Tanya Jaemin.

"Nggak ada makanan Na!"
Ucap Renjun apa adanya.

"Suruh bibi Ven balik kerja aja tiap hari,biar ada yang masak buat lo. Kalau kek gini terus lo bisa tambah sakit Njun!"
Ucap Jaemin dengan nada serius.

"Ntar gua fikir lagi Na"
Ucap Renjun sambil tersenyum.

"Humm lo udah nemu siapa yang neror Zheya?"
Tanya Jaemin.

Renjun sudah menceritakan semua kejadian yang telah menimpa Zheya kepada Jaemin dan juga Haechan. Ia tak memberitahukan hal ini kepada Jisung dan juga Chenle,Renjun tak ingin jika keduanya sibuk memikirkan hal itu,lagipula keduanya juga tampak sibuk dengan tugas dan juga kegiatan mereka.

Jaemin dan Haechan pun sangat terkejut mendengar cerita Renjun tentang hal yang menimpa Zheya. Perihal Zheya di teror membuat keduanya sangat heboh,dan sedikit khawatir dengan kondisi wanita itu.

Gaun berlumuran tinta merah yang terakhir kali Zheya terima juga sontak membuat mata Renjun membulat tak percaya,untuk yang kedua kalinya Zheya menerima hal yang berhubungan dengan hal yang tak biasa.

"Belum Na. Gua juga lagi masih cari!"
Ucap Renjun.

"Yaudah,ntar gua sama Haechan juga cari siapa pelakunya. Lo jangan terlalu mikirin itu,kesehatan lo yang utama Njun!"

"Ingat kata papa gua kan? Kesehatan lo makin parah Njun! Ini nggak main-main Njun! Lo harus ingat!"
Ucap Jaemin dengan suara yang terdengar lemah.

"Iya iya,gua tau kok Na"
Ucap Renjun.

Keduanya sampai di kantin dan langsung memesan makanan. Mereka hanya berdua kali ini. Haechan,Jisung dan juga Chenle tak berminat untuk ke kantin. Ketiganya sibuk bermain dan hanya memakan snack untuk pengganjal perut.

Selang beberapa menit,pesanan keduanya sudah tersaji lengkap di atas meja. Meja mereka sudah dilengkapi beberapa makanan yang tampak menggiurkan. Mata Renjun sudah berbinar dengan terang,perutnya sudah memanggil-manggil.

Jaemin hanya geleng-geleng kepala melihat Renjun yang tengah menikmati makanannya. Renjun tampak seperti orang yang tidak makan berhari-hari. Ia melahap makanannya dengan cepat,Renjun sangat menikmati makanannya. Makanan di kantin sekolah termasuk makanan yang ia sukai.

Renjun merasa seleranya sangat cocok dengan masakan ibuk kantin. Sangat terasa seperti makanan rumahan. Semenjak kelas 11 Renjun dan para sahabatnya termasuk sering makan di kantin,dikarenakan waktu yang terlalu singkat untuk mencari makanan di luar.

LUKA || HUANG RENJUNOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz