21. PERMAINAN BARU

214 27 2
                                    

"Jun?! Jangan aneh-aneh deh!"

"Nggak aneh tuh! Kamu aja yang malu!"
Renjun tertawa geli melihat ekspresi wanita itu.

"Lepas Jun!! Diliatin banyak orang nih!"
Wajahnya sudah memerah padam.

"BUCIN WOII !!!"
Teriak beberapa murid menatap keduanya.

"Haish!! Aku malu Jun!"
Wanita itu dengan spontan menutup wajahnya yang sudah memerah seperti tomat rebus.

"Hahahha iya iya. Udah aku lepas nih!"
Ucap Renjun sambil melepaskan pelukannya dari pinggang ramping wanita itu.

"BUCIN TINGKAT DEWA LU BERDUA !!!"

"Sirik? Bilang boss!!"
Sindir Renjun wajah iseng nya.

Renjun terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran. Ia bermimpi tentang wanita itu lagi. Tepatnya bukan mimpi,itu memang sudah terjadi di kehidupan nyata beberapa tahun silam.

Butiran krystal kembali memenuhi wajahnya. Malam yang kelam mengubah dunianya kembali suram. Gelak tawa itu masih membekas dalam memory nya. Sakit. Keterpurukan Renjun masih terus berjalan dengan seiringnya berjalannya waktu.

Renjun melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan rawat inap. Kedua orangtua nya tertidur dengan wajah yang sangat lelah. Rumah sakit sangat sepi,hanya beberapa dokter dan suster yang berkeliaraan.

Renjun menghembuskan nafas nya sesekali. Berjalan menuju kursi di koridor rumah sakit. Renjun menatap kesana kemari menyaksikan aktifitas malam hari.

"Ada yang bisa saya bantu dek?"
Tanya seorang suster ketika Renjun hanya bengong sambil menatap kesana kemari.

"Eh? Nggak ada kak. Makasih"
Ucap Renjun sambil tersenyum menampakkan deretan gigi rapi nya.

Selang beberapa menit,suster tadi tampak berlari saat dipanggil oleh dokter dan beberapa perawat. Renjun hanya menatap bingung,ia yakini jika itu adalah hal yang gawat dan mendesak.

Suara teriakan seorang wanita paruh baya membuat tatapan Renjun membulat seketika. Seorang wanita seumuran dirinya tampak bersimpah
darah yang bercucuran dimana-mana.

Tatapan Renjun terasa kabur saat dokter dan suster melintasinya dan membawa wanita itu ke ruang ICU. Kepala Renjun terasa sangat sakit,wanita itu mengingatkannya kepada seseorang. Air mata Renjun membendung dikelopak matanya.

Entah kenapa,Renjun berjalan menuju ke arah ruang ICU. Ia melamun menatap ruangan itu. Tatapannya terfocus kepada knop pintu. Ingin rasanya ia memasuki ruangan itu.

Sadarlah Renjun!

Lamunannya buyar ketika tangannya dipegang oleh seseorang. Mama Wendy menatap Renjun dengan tatapan ke khawatiran.

"Kenapa kesini sayang?"
Tanya mama Wendy dengan tatapan heran.

"Nggak kok ma,tadi Renjun cuman jalan-jalan aja"
Ucap Renjun sambil tersenyum tipis.

"Yaudah yok. Besok siang Renjun kan udah boleh pulang. Jadi sekarang istirahat dulu ya nak,biar ga kecapek an!"
Ucap mama Wendy sambil membawa Renjun menjauhi ruang ICU.

Tak terasa,jam sudah menunjukkan pukul 00.00,Renjun memejamkan matanya untuk kembali menempuh dunia mimpi. Berharap tak memimpikan wanita itu lagi.

LUKA || HUANG RENJUNDove le storie prendono vita. Scoprilo ora