31. PERTANDA ANEH

322 29 7
                                    

Hari yang menjadi penentuan untuk kelas XII. Mereka tampak sibuk dengan kertas soal dan kertas jawaban. Mereka tampak santai mengerjakan berbagai soal,raut wajah mereka tak menandakan adanya kesulitan apapun. Hanya beberapa orang yang tanpak mengerutkan dahinya,bisa dihitung dengan jari sahaja.

Murid kelas XII akan segera meninggalkan sekolah,hanya dalam hitungan hari saja mereka tak akan menginjakkan kaki lagi disana untuk menempuh pendidikan. Mereka akan melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Ada perasaan sedih dari adik kelas saat kakel mereka akan segera pergi,dan tentu ada juga rasa bahagia dari beberapa pihak.

"Anjir,kelas dua belas udah mau minggat aja!"
Ucap Jihoon.

"Yaelah,biasa aja kali. Kalau lama-lama enek gua liat mereka!"
Ucap Hena.

"Idihh napa tu orang?"
Ucap Haechan.

"Diam lo!"
Sinis Hena.

"Renjun belum balik woi?"
Tanya Jihoon pada Haechan.

"Belom,banyak kegiatan kayaknya Hoon! Keluar yok!"
Ucap Haechan.

"Wajar aja kali,kan dia ketos!"
Ucap Jeya.

"Emang ada yang bilang kalau nggak wajar huh?!"
Ucap Lyodra dengan raut wajah datar.

"Nggak usah ikut campur njir!"
Ucap Jeya dengan ketus.

"Dasar lo!"
Timpal Hena.

"NAJIS NJIRR !!!"
Ucap Lyodra.

"Udah lah Ly. Ngapain lo ladenin mereka,kayak gak tau aja lo kelakuan dua mak lampir ini!"
Ucap Jihoon.

"APA KATA LO ?!!"
Teriak Hena dan Jeya bersamaan.

"Kalian bisa diam nggak?"
Ucap salah seorang siswa.

"Yok Chan!"
Jihoon mengajak Haechan keluar kelas.

"AWAS AJA LO JIHOON !!!"
Teriak Jeya.

Jihoon tak memperdulikan teriakan wanita itu,ia masih asyik berjalan sambil mengibaskan rambutnya. Cakep benget dah.

"Anjir,sok cakep lo! Nggak usah tebar pesona!"
Ucap Haechan dengan sinis.

"Punya mata lo?"
Tanya Jihoon.

"Punyalah njir! Noh liat woi!"
Ucap Haechan sambil mengarahkan dua jari tangan berbentuk V ke kedua bola matanya yang telah membulat hebat.

"Punyakan? Gak liat apa kalau gua emang ganteng,cakep,idaman wanita!"
Ucap Jihoon dengan bangganya. Ia mengekspresikan raut wajah kesenangan.

"Idihh masih kalau jauh lo sama gua! Nggak usah bangga!"
Ledek Haechan.

"Eleeh—"
Elak Jihoon.

Jihoon memanglah tampan,ganteng dan enak dipandang. Parasnya mampu membuat beberapa wanita kalang kabut dan sering terpesona. Tetapi memang sudah menjadi kebiasaan bagi Haechan untuk mengatakan kalau Jihoon tidaklah tampan. Biasalah,persahabatan memang kerap seperti itu.

"Haechan—"
Panggil Leya.

"Eh? Apaan? Tumbenan!"
Ucap Haechan.

"Waduhh—gua ada urusan nih Chan,baru ingat gua! Duluan ya,lo ngobrol aja dulu sama Leya. Duluan ya Ya!"
Ucap Jihoon sambil tersenyum ramah.

Haechan kebingungan. Dari kejauhan Jihoon tampak mengedipkan matanya,dan tampak mengangkat tangannya untuk memberikan semangat kepada Haechan. Memberikan waktu untuk Haechan bisa berduaan dengan Leya. Jihoon tahu bagaimana perasaan lelaki itu.

Haechan tersenyum dengan tingkah Jihoon. Haechan beruntung bisa memiliki sahabat seperti Jihoon,walaupun lelaki itu terkadang amat menjengkelkan dimata Haechan.

LUKA || HUANG RENJUNWhere stories live. Discover now