18. CONFUSED

171 25 0
                                    

Renjun melangkahkan kaki nya ke sebuah rumah mewah yang indah,ia menatap rumah itu dengan mata yang memerah sepenuhnya,rasa bersalah kembali hadir dalam dirinya,bayangan canda dan tawa itu menggema di telinganya,kenangan itu terasa mencabik-cabik raganya. Tubuhnya membeku mengingat kenangan bersama wanita yang pernah mengisi hari-harinya,luka lama itu tak kunjung hilang dari dirinya.

Rumah itu hening seperti tak berpenghuni,tak ada satupun perubahan yang terjadi,masih sama seperti beberapa tahun yang lalu. Hanya wanita itu yang pergi meninggalkan keluarganya dan juga Renjun,pergi untuk selama lamanya.

"Aku maunya sekarang Junn!"

"Ayokk"

"Kalau nggak aku ngambek nih!"

"Ayokkk Junnn"

Air matanya keluar begitu saja,rasa sesak itu tak mampu ditahan Renjun,walaupun Zheya sudah hadir dalam hidupnya,tetapi wanita itu tak bisa lepas dari fikirannya,entah itu rasa cinta atau rasa bersalah. Renjun bergegas menuju mobilnya,tak ingin jika penghuni rumah mengetahui kedatangannya.

Renjun melajukan mobilnya ke sebuah taman dipinggir sungai,ia ingin ketenangan untuk sesaat. Renjun duduk sambil menenggelamkan wajahnya di tangan yang sudah bergetar itu,tanganya mendingin hebat.

"Junn?"
Panggil Zheya ketika melihat Renjun yang tampak sangat suntuk dengan wajah yang berantakan.

"Junn? Kamu kenapa?"
Zheya menggoyangkan badan Renjun ketika tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Humm?"

Renjun spontan memeluk wanita yang kini tengah dihadapannya,ia takut,takut jika wanita ini juga meninggalkannya. Tubuhnya bergetar,bayangan aneh mengelilingi fikirannya.

Zheya hanya diam tak mengerti,ia membalas pelukan Renjun sambil menepuk pelan punggung Renjun. Ia tahu jika Renjun dalam suasana hati yang tak baik,dan membutuhkan sandaran untuk sesaat.

Renjun merasa senang akan hal ini,entah ini takdir atau hanya kebetulan. Zheya selalu datang disaat ia butuhkan. Rasanya ia tak akan pernah melepaskan wanita itu dari genggamannya,ia tak ingin jika wanita itu tersakiti dan terluka,tak ingin jika wanita itu beranjak pergi dari hidupnya. Wanita itu seperti lampu penerang dalam luka yang tak kunjung hilang.

"Kamu kenapa hum?"
Tanya Zheya ketika Renjun sudah merasa tenang.

"Jangan sedih dong,kalau Junn sedih Ayaa juga ikutan sedih nih"

"Humm"
Jawab Renjun dengan pelan. Ia melepaskan pelukannya sambil tersenyum manis kearah wanita dihadapannya.

"Ayaa ngapain disini?"
Ucap Renjun sambil membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Lagi jalan-jalan aja Junn"
Ucapnya sambil tersipu malu kearah Renjun. Renjun membuat jantungnya berdebar,ketika merapikan rambut saja mampu membuat jantung tak aman,apalagi dengan ucapan manis yang dikeluarkan oleh mulutnya. Ia dibuat bingung oleh lelaki ini.

"Sama siapa? Sedirian?"
Tanya Renjun sambil melihat sekeliling.

"Nggak,sama supir kakek aku Junn"
Ucapnya sambil tertawa kecil melihat ekspresi Renjun.

"Kamu lucu"
Ucap Renjun sambil mencubit hidung Zheya dengan pelan.

Seketika Zheya mematung,jantungnya tak bisa diajak kompromi,Renjun membuatnya terasa terbang dalam seketika.

"Wajah kamu kok merah? Kamu sakit Yaa?"
Tanya Renjun dengan polosnya,ia menangkup wajah Zheya dengan kedua tangannya.

"AKU NGGAK SAKIT JUNN !!!"
Teriak Zheya dan memalingkan wajahnya kesembarang arah.

LUKA || HUANG RENJUNWhere stories live. Discover now