Cp. 2 Mansion in The Middle of Forest

628 105 7
                                    


"Eh?" Pekik Jaehyuk saat memasuki toko milik Mashiho.

Asahi berdiri tepat di depan meja bar yang ada di ruang depan toko, sementara Jaehyuk masih mematung di ambang pintu.

"Berapa lama kau mau menghadang pintu?" Celetuk Asahi karena Jaehyuk tak kunjung bergerak.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jaehyuk sembari berjalan mendekatinya.

"Aku membawa keluargaku jalan - jalan, juga meminta sedikit ramuan agar pilek Akiko membaik."

Mashiho pun menghampiri dengan sebotol berukuran sedang ramuan dengan sebuah kertas kecil tersemat diantara ikatan tali rami pada badan botol, "Kau baca kertasnya, aku menulis dosisnya disitu, jika adikmu sudah membaik dia bisa berhenti meminumnya." Jelas Mashiho, "Padahal kau bisa bawa saja dia untuk diperiksa oleh Dokter Kim."

"Dia hanya pilek biasa karena debu, kurasa itu tak perlu sampai pergi menemui dokter. Jadi ini berapa?"

Mashiho pun tersenyum lebar seperti biasanya, "Tidak usah, keluargamu tidak akan berlama - lama disini, jadi jangan habiskan uangmu hanya untuk sebotol ramuan. Aku dengan senang memberikannya untuk Akiko dan keluargamu dengan gratis."

Asahi pun terlihat sedikit ragu, "Tapi-"

"Aku tidak akan mengubah pikiranku." Potong Mashiho, masih dengan senyum lebarnya yang manis.

Asahi pun hanya menghela nafas berat dan tersenyum tipis, "Terima kasih."

Asahi mengambil ramuan itu dan berjalan ke ruang tengah di balik rak dimana keluarganya sedang duduk bersama. Jaehyuk pun mengikuti Asahi dari belakang.

"Hei, jadi kau kesini butuh apa?" Tanya Mashiho sebelum keduanya menghilang di balik rak.

Keduanyapun kembali memutar tubuh mereka. Jaehyuk mengangkat tangannya dan mengarahkan telunjuknya pada wajah Asahi, sementara Asahi hanya mengerutkan wajahnya karena bingung.

Mashiho yang melihat jawaban Jaehyuk pun memutar bola matanya malas. "Sungguh?"

Jaehyuk pun hanya memasang wajah senyum tanpa dosa, "Awalnya aku ingin meminta teh buatanmu, tapi tidak jadi." Jawab Jaehyuk, dirinya menyukai teh buatan Mashiho entah mengapa.

"Kau bahkan tidak tahu jika aku akan kemari, kan?" Tanya Asahi dengan sebelah alis yang naik.

Jaehyuk justru memanyunkan bibirnya dan menjawab, "Memang aku tidak boleh membutuhkan kekasihku sendiri?"

Asahi pun menepuk wajah Jaehyuk begitu saja dengan telapak tangan terbuka, mendorong wajah itu menjauh dan meninggalkannya pergi tanpa menjawab. Namun seolah tidak peduli, Jaehyuk kembali mengikuti Asahi seperti anak bebek, sementara Mashiho hanya bergumam di dalam hatinya, 'Dasar mabuk kepayang!'



Jaehyuk pun duduk dengan sekumpulan anggota keluarga Hamada itu dan berbincang - bincang, meski tangannya di bawah meja tengah mencoba merebut tangan Asahi untuk dia genggam dan Asahi yang terus berusaha menginjak kaki kekasihnya itu. Akiko yang bertubuh kecil pun penasaran mengapa dua pria itu terus bergerak - gerak, hingga diapun memiringkan tubuhnya dan mengintip ke bawah meja.

Akiko pun kembali duduk tegak sembari memeluk boneka hiu barunya, "Kakak lagi bertengkar sama Kak Jaehyukie?"

Asahi pun segera menyingkirkan kakinya dari atas kaki Jaehyuk, "Tidak." Jawabnya cepat.

Dengan kesempatan itu, Jaehyuk meraih tangan Asahi dan menggenggamnya erat sembari tersenyum lebar. Jaehyuk menoleh dan melihat ke arah Akiko, "Apa boneka itu punya kakakmu?"

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now