Cp. 17 Let's Find A Book Store

334 72 2
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah bertahan berjam - jam di tengah badai dengan arahan dari keempat siren yang tiba - tiba muncul, kapal berhasil melewati badai dan kembali bersiramkan oleh cahaya matahari yang cerah.

Keempat siren wanita itu kini bertengger di deck paling atas, selagi para awak kapal membereskan seluruh kekacauan yang ada. Asahi yang berada bersama Paman Jiwon, Daeho dan Jaehyuk yang berdiri tak jauh dari keempat siren, ia terus melihat pada salah satu siren yang menolongnya. Saat kondisinya dalam pemulihan dan pikirannya membaik, Asahi teringat akan mimpinya di tengah badai.

'Apa dia yang menciumku di mimpi?' pikirannya bertanya - tanya.

Jaehyuk melihat Asahi hanya diam dan memegangi kemejanya, ia merasa sedikit khawatir. "Kau tidak apa - apa?"

Asahi mendongak, ia menarik Jaehyuk menjauh dari kerumunan dan meminta telinga kekasihnya itu mendekat. Jaehyuk merendahkan tubuhnya, membiarkan Jaehyuk berbisik padanya.

"Aku pikir gadis itu yang menciumku saat tenggelam di mimpi." ucap Asahi.

"Oh begit- tunggu, apa?" Pekik Jaehyuk cukup keras.

Asahi reflek memukul wajahnya begitu Jaehyuk memekik, lalu kembali menarik telinga itu mendekat.

"Bukan itu yang kupermasalahkan, tapi aku hanya merasa aneh mengapa aku memimpikan hal yang baru saja ku alami setidaknya beberapa jam lalu sebelum itu benar - benar terjadi."

Jaehyuk menatap Asahi dengan kening mengerut, lalu ia menoleh pada siren bernama Minjeong itu. Manusia setengah ikan - burung dengan paras yang cantik, mungil dan berwajah indah, berambut hitam pendek dengan ujung pirang dan bersisik silver, Jaehyuk mengaku jika siren itu cukup menggoda untuk menjerat lelaki yang tak memiliki kekasih.

"Setidaknya dia menyelamatkan nyawamu." ucap Jaehyuk, kembali menoleh pada Asahi. "Apa hanya itu yang kau mimpikan?"

Asahi mengerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang sempat dia impikan. "Aku berjalan dengannya berdua, entah dimana."

Jaehyuk mengerutkan keningnya, "Maksudmu seperti kenca-"

"Belati perak." ucap Asahi tiba - tiba, "Sebelum aku tertarik ke dalam air dan terpejam, aku memegang belati perak. Tapi aku tak punya benda seperti itu."

Jaehyuk diam sejenak, menatap Asahi lekat - lekat, "Belati perak?"

"Mimpinya tidak beraturan."

Asahi menatap Jaehyuk dengan mata bulat yang lebar, sementara vampir itu beradu dengan pikirannya sendiri. Jaehyuk mengusap bahu Asahi dan tersenyum tipis.

"Mungkin hanya kebetulan." ucapnya, "Daripada itu, bagaimana dengan kondisimu? Merasa lebih baik?"

Asahi mengangguk, "Aku baik - baik saja."

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now